516 Jiujiang – Frigat ‘Spesialis’ Peluncur Roket MLRS
|Dikenal punya daya hancur besar dengan jangkauan yang jauh, menjadikan MLRS (Multiple Launch Rocket System) bukan hanya digunakan pada platform di darat. Sebut saja, TNI AL yang pernah sukses melakukan uji penembakan MLRS RM70 Grad dari atas kapal perang KRI Teluk Sampit 515. Dan, serupa tapi tidak sama, AL Cina rupanya telah melakoni doktrin penggelaran MLRS kaliber 122 mm di atas kapal perang, namun yang diadopsi AL Cina jauh berbeda dengan apa yang dilakukan TNI AL.
Baca juga: RM70 Grad Korps Marinir Kini Jadi Senjata Penggebuk dari Tengah Laut
Persisnya AL Cina mengadopsi peluncur MLRS sebagai sistem senjata organik di frigat FFG516 Jiujiang yang dikonversi menjadi amphibious fire support ship. Jiujiang yang masuk kategori frigat Type 053H, adalah kapal perang yang dirancang oleh 701 Research Institute yang berbasis di Wuhan. Frigat rancangan era 70-an ini aslinya dilengkapi rudal anti kapal. Dari 24 yang telah dipensiunkan, satu di antaranya – Jiujiang dikonversi pada tahun 2002.
Konversi pada frigat Jiujiang adalah dengan melepas sistem peluncur rudal anti kapal, dan menggantikannya dengan peluncur MLRS kaliber 122 mm. Meski begitu dua pucuk meriam twin barrel kaliber 100 mm (jangkauan 22 km) pada haluan dan buritan tetap dipertahankan.
Digadang untuk memberi bantuan tembakan pada pendaratan amfibi, maka dengan lima peluncur MLRS, daya hancur kapal perang ini sangat menakutkan. Bayangkan saja, 250 roket dapat diluncurkan secara simultan lewat salvo. Peluncur MLRS dapat dinaikan elevasi larasnya hingga 60 derajat, sementara sudut putarnya 120 derajat.
Satu site peluncur MLRS terdiri dari 50 tabung roket kaliber 122 mm, yaitu menggunakan jenis kaliber roket yang sama dengan roket R-Han besutan PT Pindad yang dapat dipasang di MLRS RM70 Grad/Vampire. Jarak tembak efektif roket mencapai 20 km, namun bila menggunakan extended range rocket maka jarak tembak bisa mencapai 30 km. Untuk kecepatan tembak, 50 roket akan habis ditembakan dalam waktu 18-20 detik.
Setiap roket punya bobot 66 kg. Komponennya terdiri dari hulu ledak seberat 18,3 kg, lalu ada motor roket dengan double base solid propellant seberat 20,5 kg. Sisanya adalah cangkang roket. Dimensi panjang roket keseluruhan adalah 2,88 meter dan lebar rantang sirip 0,226 meter. Saat terdetonasi, hulu ledak bisa menghamburkan 3.150 serpihan kecil baja yang terserak hingga radius 28 meter.
Baca juga: Integrasi KAPA dengan Peluncur MLRS, Solusi Alutsista Batalyon Roket Korps Marinir
Dalam operasinya, sebelum dilakukan hujan roket pada sasaran, maka drone intai akan diluncurkan terlebih dahulu untuk akuisisi sasaran. Dikutip dari outlookindia.com (12/5/2017), frigat ini masih tertangkap foto satelit pada 2 Maret 2017. Namun, ada yang menyebut bahwa amphibious fire support ship ini telah dipensiunkan pada tahun 2017, setelah beroperasi selama 41 tahun, dimana frigat ini mulai dioperasikan pada tahun 1976.
Meski begitu, kabarnya Cina kini tengah mengembangkan konsep sejenis di kapal perang lain dengan kaliber MLRS 300 mm. (Gilang Perdana)
hmmm…jarak tembak 20-30km.mending juga ruang deck dimaksimalkan buat long range cruise/ballistic missile launcher dengan jeroan cluster/thermobaric