[Virtual Tour] Dermaga Ujung Koarmatim – Jantung Kekuatan Armada TNI AL
|Suatu hari seorang kawan bertanya, apakah Indonesia punya fasilitas pangkalan angkatan laut yang mirip Pearl Harbor di Hawaii, AS? Nyatanya kalau mirip memang ada, meski tidak sebesar Pearl Harbor yang sebelum diserang Jepang menjadi markas armada Pasifik AL AS. Dalam lingkup TNI AL, fasilitas pangkalan utama, terbesar, dan tempat berkumpulnya hampir setengah kekuatan armada TNI AL, yakni ada di Dermaga Ujung, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Baca juga: [Virtual Tour] Lanal Palu: Mengintip Basis Terbaru Kapal Selam TNI AL
Secara administratif, fasilitas di Dermaga Ujung masuk dalam Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V (Lantamal V) Surabaya, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) – sekarang Koarmada 2. Dari 11 Lantamal yang ada, Lantamal V adalah yang terbesar dan terlengkap. Dengan fasilitas dermaga yang cukup besar, Dermaga Ujung menjadi home base bagi kapal perang (KRI) yang bertonase besar, selain juga rumah favorit bagi armada KCR (Kapal Cepat Rudal), LST (Landing Ship Tank), dan LPD (Landing Platform Dock). Fasilitas buat kapal selam pun paling memadai disini, dengan dermaga khusus kapal selam dengan atap pelindung, sehingga kapal selam tidak ‘kepanasan’ dan sisi kerahasiaan lebih terjamin.
Letaknya yang berdekatan dengan dermaga PT PAL, menjadikan urusan perbaikan (docking) kapal perang lebih maksimal dilakukan dari pangkalan satu ini. Dan yang tak kalah penting, di Dermaga Ujung terdapat ikon TNI AL nomer satu, Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya) yang diresmikan Presiden Soeharto pada 5 Desember 1996. Monumen setinggi 60,6 meter ini mengambil wujud soerang perwira TNI AL yang menatap jauh ke permukaan Laut Jawa.

Baca juga: Kapal Latih Tiang Tinggi Terbaru TNI AL, Penerus KRI Dewa Ruci Meluncur Juli 2017
Dari sisi level strategis, boleh jadi fasilitas TNI AL di Dermaga Ujung setara dengan Pangkalan TNI AU di Lanud Iswahjudi, Madiun. Dengan banyak berkumpulnya kapal kombatan TNI AL (frigat dan korvet), maka depo amunisi, termasuk rudal besar kemungkinan ada di area tersebut. Kemegahan pangkalan yang dibangun sejak jaman Belanda pada tahun 1878 ini memang menjadi magnet bagi gelaran defile militer. Sebagai puncaknya HUT TNI ke-69 tahun 2014 yang disebut-sebut jadi yang terbesar, diselenggarakan di Dermaga Ujung secara meriah.
Virtual Tour
Dengan adanya Monjaya, sejatinya masyarakat bisa melihat langsung area di Dermaga Ujung, pasalnya untuk menuju Monjaya bakal melintasi basis kapal-kapal perang Koarmatim. Tentu saja diperlukan syarat khusus untuk bertandang ke Monjaya. Pengunjung rombongan atau perorangan harus membuat permohonan kunjungan setidaknya dua minggu sebelumnya. Permohonan kunjungan ditujukan kepada Pangarmatim dengan tembusan ke Gubernur AAL, Asintel Pengarmatim, Asops Pangarmatim, Asintel Danlantamal III, dan Kepala Dinas Penerangan (Dispen) Koarmatim.
Nah, jika Anda belum sempat melihat dekat Monjaya dan Dermaga Ujung, ada cara untuk mengunjunginya secara virtual dan tentunya legal. Sebagai medianya adalah aplikasi Google Maps. Anda bisa mengarahkan destinasi ke “Markas Komando Armada Timur,” sebelumnya pastikan gadget yang Anda gunakan terkoneksi dengan internet. Bila obyek sudah tertuju, kemudian pilih menu Satellite, agar tampil peta dalam citra foto satelit.
Baca juga: [Virtual Tour] Lanud Iswahjudi: Home of Fighters – Jantung Kekuatan Udara Nasional
Dengan Google Maps, resminya Anda bisa melakukan zooming sampai jarak 5 – 10 meter dari permukaan tanah. Area Lantamal ini cukup terlihat jelas, termasuk Anda bisa melihat bersandarnya beberapa jenis kapal perang TNI AL. Berbeda dengan Lanud Iswahjudi yang mungkin karena alasan keamanan beberapa area nampak dikaburkan, maka di Dermaga Ujung semuanya bisa lebih terlihat jelas. Penulis yang di tahun 1997 sempat bertandang ke Dermaga Ujung, melihat detail foto dari Google Maps ini lumayan bisa ‘berbicara.’ Untuk lebih jelasnya, tentu Anda bisa langsung mencoba virtual tour langsung dari gadget Anda. (Haryo Adjie)

Baca juga: Menuju Lokasi Pencarian AirAsia QZ8501, KRI Frans Kaisiepo 368 Mengalami Kerusakan Sonar

Baca juga: Landing Platform Dock TNI AL – Peran dari Kapal Markas Hingga Rumah Sakit

Baca juga: DS 30B REMSIG 30mm – Dibalik Kecanggihan Kanon PSU di Korvet Bung Tomo Class TNI AL


Baca juga: KRI Teluk Banten 516 – Landing Ship Tank dengan Kemampuan Sebagai Kapal Markas

Baca juga: KRI Cakra – “Siluman Bawah Laut” TNI-AL

Baca juga: Type 730 – Kanon CIWS Tujuh Laras Andalan Korvet Parchim TNI AL

Baca juga: KRI Arun 903 – Kapal Tanker Terbesar TNI-AL

Baca juga: KRI Multatuli 561 – “Kapal Markas Yang Misterius”
Wah apa g berbahaya ya, ,??
Mas Respati: jadi berbahaya kalau data imaging dari Google Maps sifafnya real time atau kekinian. Dan tentunya kapal posisinya selalu berpindah. Kalau lokasi dermaga ujung saya kira masyarakat udh banyak tahu juga.
Ya bnr juga apa kt sampean bung, ,tp dngn adanya gmabr ini, sudh jdi bukti kelemahan pangkalan kita. . .ckck , lantas solusinya?
Kykx tdk realtime bs d cek kok…klo pngamanan uda ada ringx kok….ring 123….emang sih kliatan biasa2 aja jdi curiga jg kok pertahanan pngkalan kykx biasa2 aja….biarlah jdi misteri…salam damai…
paparan yang keren om Admin, tinggal dilengkapin soal sejarah lebih bagus lagi, menyadarkan kita bhw cukup dengan Google Maps udh bisa jalan2 ke obyek militer favorit di negeri ini. Bravo
Kalau ditambah paparan sejarah, jadi makin panjang artikelnya 🙂
Mantep min…
AL udah, AU udah, tinggal AD nih….
suka sekali melihat kekuatan armada laut kita,negara kita negara kepulauan terbesar di dunia,sudah selayaknya armada laut kita besar,kira kira ada buku yang membahas tentang armada laut kita tidak ya?
Om admin request dong buat artikel ttg jenis2 kapal perang. Kadang masyarakat msh awam bedain Battlecruiser, Destroyer, Corvettes, Frigates, dll klo perlu sm contohnya yg pernah dipunya oleh AL. Thanks min….
Oke mas Zhukov, ide bagus untuk dikumpulkan dalam satu artikel ya. Sebenernya semua tipe kapal TNI AL, termasuk destroyer KRI Gadjah Mada sudah pernah kita kupas secara terpisah http://www.indomiliter.com/kri-gadjah-mada-flagship-dan-destroyer-pertama-tni-al/
@admin
Oom tau nggak kedalaman di lantamal rata-rata berapa meter ya?
Kurang tahu mas, tapi karena disitu ada Alur Laut Lintasan kapal2 besar dari Pelabuhan Tanjung Perak, maka rajin dilakukan pengerukan. Untuk wilayah depan dermaga tempat biasa dilakukan defile mencapai kedalaman periskop kapal selam.
@admin
Soalnya dompet saya kecemplung disitu…
Min mau Tanya
KRI Multatuli sebenernya masih dipakai enggak sih ??
Ato cuma buat defile defile aja ????
Masih pak
Nanya dikit dong bung admin, Untuk masalah arhanud lantamal ini gimana ya?
Kalo diliat kapal2 pada bejejer gitu, klo jena serangan dr udara kan brabe… makasi.
Tentu sudah diantisipasi, baik oleh Kohanudnas (radar dan jet tempur), serta satuan pertahanan titik, dari Yonharlan (Pertahanan Pangkalan) dan Arhanud TNI AD
Apanya yg sdh diantiSISAPI bro ? Lha wong birokrasi kerjasama antar matra TNI sj msh SUPER RIBET & BIROKRATIS !
Sekedar Info setiap Bulan Desember HUT TNI AL masyarakat Umum Bebas masuk Koarmatim dikemas dalam Acara Naval Base Open Day, Bebas masuk naik Kapal kecuali Kapal selam.
Wuih…sangar…seneng liat kapal-kapal kombatan ngumpul.gitu,persis kayak film pearl harbour..request markas koarmabar juga bung admin.thanks……
oke dipertimbanhkan mas, cuma yang “ramai” ya cuma di Dermaga Ujung saja 🙂
lom ditambah Lanudal Juanda sebagai sarana pendukung