Update Drone KamikazeKlik di Atas

[Video] Beginilah Sangarnya Tembakan Kanon di Jet Tempur Stealth Sukhoi Su-57 Felon

Setiap lekuk dan tonjolan pada desain pesawat pada dasarnya akan mempengaruhi level radar cross section (RCS), oleh karena itu desain jet tempur stealth harus dibuat sedemikian rupa agar mampu memperkecil level RCS. Salah satu kiat untuk menjaga kadar stealth yakni dengan menempatkan persenjataan di dalam fuselage.

Baca juga: Sebaiknya Anda Tahu, Inilah Asal Usul Nama Sukhoi Su-57 Felon

Selain senjata seperti bom dan rudal yang ditempatkan di dalam bomb bay, keberadaan ‘tonjolan’ laras kanon sedikit banyak dapat mempengaruhi kadar stealth sang pesawat siluman. Seperti pada jet tempur Sukhoi Su-57 Felon, penempatan kanon internal (organik) nyaris tidak terlihat saat tak digunakan. Sekilas tidak terlihat lubang atau moncong laras kanon, berbeda dengan semisal model ujung laras kanon pada F-16 Fighting Falcon atau F-15 Eagle yang amat kentara.

Sebuah postingan video dari akun Twitter Su-57 5th Gen Fighter @5thSu di bawah ini memperlihatkan proses pelesapan tembakan kanon pada Su-57 Felon. Terlihat bila ujung laras dan receiver kanon kesemuanya terlindung dalam plat, dan baru terbuka saat kanon akan digunakan.

Sebagai informasi, kanon yang digunakan pada Su-57 adalah sejenis yang digunakan pada Sukhoi Su-27/Su-30, yaitu GSh-30-1 laras tunggal kaliber 30 mm. Cara kerja kanon ini masih terbilang konvensional, yakni menggunakan pola hentakan (recoil). Bobot kanon, belum termasuk amunisinya, yaitu 46 kg.

Dari sisi kinerja, GSh-30-1 secara teori dapat memuntahkan hingga 1.800 proyektil dalam satu menit. Namun, dalam pelaksanaannya, kecepatan tembak (rate of fire) diturunkan untuk mengurangi efek panas berlebih pada laras, menjadi 1.500 proyetil per menitnya. Meski bisa memuntahkan ribuan proyektil per menit, faktanya logam pada laras dapat mengalami tekanan tinggi akibat panas berlebih bila dilakukan penembakan secara terus menerus antara 100 – 150 peluru.

Kecepatan luncur proyektil kanon ini mencapai 860 meter per detik. Sementara yang jadi ‘tantangan’ justru dari bekal amunisi yang dibawa, terbilang sedikit, yaitu 150 peluru dalam satu drum magasin.

Baca juga: GSh-30-1 30mm: Kanon Sukhoi TNI AU – Minim Amunisi Tapi Punya Presisi Tinggi

Pihak pabrikan pun memang menggariskan waktu singkat untuk usia laras, setiap melampaui 2.000 tembakan, laras harus diganti untuk menjaga keamanan dan presisi. Laras sejatinya dapat cepat dingin seiring derasnya aliran angin di body pesawat, tapi GSh-30-1 juga dibekali pendingin air berupa silinder yang ditempatkan pada pangkal laras. (Bayu Pamungkas)

11 Comments