Untuk Pertama Kali, Penempur Stealth Sukhoi Su-57 Felon Tembak Jatuh Pesawat Tempur Lawan
|Sejak terbang pertama kali pada 29 Januari 2010 dan masuk kedinasan Angkatan Udara Rusia pada akhir 2020, banyak pertanyaan bagi netizen, kapankah jet tempur stealth Sukhoi Su-57 Felon berlaga dalam pertempuran udara ke udara sesungguhnya, hingga sampai menjatuhkan pesawat lawan?
Sejauh ini Su-57 sudah pernah dilibatkan Rusia dalam operasi militer di Suriah, dan sempat disebut-sebut dikerahkan secara terbatas pada babak awal invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu. Namun, Su-57 dalam operasi militer dikerahkan untuk misi serangan udara ke permukaan, yang artinya tidak berhadapan dengan jet tempur lawan.
Dikutip dari eurasiantimes.com (19/10/2022), disebutkan untuk pertama kalinya jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57 berhasil menjatuhkan pesawat tempur lawan, yakni dengan sasaran jet tempur Su-27 milik Angkatan Udara Ukraina. Klaim yang berasal dari svpressa.ru, mengungkapkan bahwa Su-27 Ukraina ditembak jatuh dengan menggunakan rudal udara ke udara jarak jauh berkecepatan hipersonik, Vympel R-37M. Masih dari sumber yang sama, dikatakan saat itu Su-27 sedang berada di ketinggian untuk mencegat drone kamikaze Rusia Geran-2 (Shahed-136).
Menurut laporan itu, Su-57 kemungkinan besar menjadi pelaku atas penembakan rudal tersebut, karena AWACS AU AS yang meronda di Polandia dan Rumania dalam mode 24/7 tidak dapat mendeteksinya.
Sayangnya, tidak disebutkan lokasi dan tanggal insiden yang dimaksud. Sebagai catatan, rudal R-37M dapat diluncurkan juga dari jet tempur MiG-31BM dan Sukhoi Su-35. Sebelumnya telah dilaporkan secara luas bahwa MiG-31BM menggunakan rudal ini untuk menyerang sasaran di Ukraina. Samuel Ramani, pakar kebijakan luar negeri dan pertahanan, men-tweet bahwa MiG-31 Rusia yang dipersenjatai rudal R-37M dan rudal hipersonik Kinzhal baru-baru ini mendarat di Belarusia.
Sementara itu, media Rusia mengklaim bahwa Angkatan Udara Rusia menggunakan teknik baru untuk menemukan instalasi pertahanan udara Ukraina. Dalam taktik ini, pesawat tempur Rusia menembakkan rudal R-37M (RVV-BD) untuk mengantisipasi serangan roket atau rudal dari sistem pertahanan udara Ukraina. Dengan demikian, serangan balik pasukan Ukraina mengungkapkan posisi mereka.
Baca juga: Vympel R-37M – Disebut Sebagai “AWACS Killer,” Inilah Rudal Andalan Sukhoi Su-35
AWACS Killer
Rudal R-37 sendiri tak terlalu baru-baru amat, didapuk sebagai Very Long Range Missile, desain R-37 sudah dirancang perdana sejak awal 1980-an, dan pertama kali diketahui keberadaannya pada 1989.
Dengan bobot mencapai 600 kg dan jarak tembak sampai 398 km, rudal udara ke udara super jarak jauh ini dipersiapkan Rusia (d/h – Uni Soviet) sebagai kompetitor rudal berkemampuan sejenis milik Amerika Serikat, AIM-54 Phoenix. Bahkan kecepatan luncur R-37 mencapai Mach 6, sementara AIM-54 Phoenix yang kondang dilepaskan dari F-14 Tomcat, kecepatan maksiumumnya Mach 5.
Dengan jarak tembak beyond visual range, serta kecepatan super, sudah barang tentu sasaran rudal ini sangat terpilih dan strategis. Sebut saja yang incaran R-37 adalah pesawat intai AWACS (Airborne Warning And Control System) dan pesawat berkempuan C4ISTAR.
Pada varian terbaru yang disebut R-37M, dapat melacak sasaran dengan semi active and active radar homing. Sasaran pun dapat dauber mulai dari ketinggian 15 sampai 25.000 meter.
Dibanding generasi R-37 pertama yang mencapai bobot 600 kg, maka R-37M bobotnya dapat dikurangi menjadi 510 kg. Hulu ledaknya HE (High Explosive) befrgramentasi dengan bobot 60 kg, meski tak langsung mengenai sasaran, efek ledakannya dipercaya dapat menghancurkan AWACS. Kecepatan tetap dipertahankan di Mach 6 atau 7.350 km per jam. (Gilang Perdana)
Paling tidak Felon telah membuktikan dipalagan Ukraina. Dan sdh betel prupen. Ketimbang yg Sono, dr mulai diciptakan hingga pensiun dini gak pernah dpt sertifikasi betel prupen. Sebab dianggap si tua opmng tak berguna…hikhikhik
@agato,
saya malah heran, di salah satu artikel kalau ngga salah E-2 hawkeye yang lebih kecil aja ribuan KM, kok yang segede gaban malah ngga segitu, jadi ya saya anggep sama aja E-3 sama E-2
@ Periskop: jangkauan deteksi radar E-3 Sentry gak sampai ribuan km Dhek. Butuh radar yg lebih gede lagi biar mampu mendeteksi sejauh itu dan kalo radarnya terlalu gede jadi kesusahan buat nyediain pesawatnya. Disisi lain, jaringan satelit hari ini sudah sangat mampu untuk mendeteksi jumlah pasukan yg besar atau obyek lain seperti yg terjadi di Ukraina, Pasukan Ukraina bisa dg akurat mendeteksi jumlah pasukan Rusia dan posisinya mendekati real time agar bisa menyerang secara akurat dan cepat.
@kodok: Beda Dhek, beda jangkauan area patroli AWACS E-3 Sentry dg kemungkinan posisi menyerang Su-57. Jarak antara Belgorod, Rostov, dan Krimea itu lebih jauh dari 500-600 km dari batas Wilayah Ukraina dg Rumania dan Polandia tempat E-3 Sentry beroperasi. Kecuali kalo Rusia bisa ngasih bukti kalo Su-57 masuk lebih dalam di ruang udara Ukraina, menembak Flanker Ukraina dan tidak terdeteksi oleh sistem early warning Ukraina dan Barat. Buktinya mereka cuman ngandelin drone buat Nyerang sistem early warning Ukraina tapi kenyataannya masih juga gagal. Terbukti ada beberapa heli Rusia yg tertembak kurang dari 1 Minggu di wilayah dekat Zaporizhia. So, buktikan dulu seberapa besar kemampuan Su-57 khususnya dan alutsista Rusia pada umumnya untuk membuktikan botol pulpen di Medan nyata ini. Ini kita bicara Rusia loh, kekuatan militer yg konon katanya terkuat nomor dua dunia, Superpower Dunia, dan punya kemampuan industri pertahanan yg jempolan. Masak Rusia kalah sama Iran. Hhhhhhhhhh
eh acuan maksud ane
masih perkiraan, bukti tidak ada, toh yg ketembak pesawat made in rusia sendiri bukan pesawat barat, malas menanggapinya aye