Turki Terjebak dan Frustasi dalam Pilihan Jet Tempur yang ‘Tidak Jelas’, F-16 Viper dan Eurofighter Typhoon
Meski dengan bangga tengah menantikan penerbangan perdana jet tempur stealth KAAN pada 27 Desember mendatang, namun kekuatan udara Turki justru sedang dilanda kegalauan, yakni terkait program pengadaan jet tempur generasi keempat yang mendapat ‘ganjalan’ dari dua negara sekutunya dalam NATO, yakni Amerika Serikat dan Jerman.
Padahal melihat aset armadanya saat ini, Angkatan Udara sangat membutuhkan modernisasi untuk menggantikan jet tempur F-16 yang telah berusia tua. Pemerintah Turki layak disebut galau, pasalnya opsi untuk mendapatkan jet tempur yang diinginkan sesuai standar, pilihannya ‘terbatas’.
Turki tidak bisa serta merta memilih Dassault Rafale yang lebih dulu diakuisisi rivalnya, Yunani. Sementara mengambil pilihan jet tempur Rusia seperti Sukhoi Su-35, meski secara politik bisa dilakukan, tapi itu bukan pilihan ideal, mengingat standar aset dan infrastruktur angkatan udara Turki mengacu pada standar NATO, yang bila dipaksakan bakal menciptakan beban berat pada aspek pelatihan, pemeliharaan dan logistik.
Dengan terbatasnya pilihan, pemerintah Turki saat ini mendesak Amerika Serikat dan Jerman untuk bertindak cepat terhadap kesepatakan pengadaan jet tempur F-16 Viper dan Eurofighter Typhoon.
Dilansir dailysabah.com (17/12/2023), pemerintah Turki pada hari Sabtu mengatakan pihaknya mengharapkan langkah-langkah cepat dan nyata dari AS mengenai kesepakatan jet tempur F-16 dan juga mendesak Jerman untuk menunjukkan sikap yang sejalan dengan semangat sesama anggota NATO, mengenai permintaannya untuk membeli pesawat tempur Eurofighter Typhoon.
Ankara frustrasi dengan proses berkepanjangan dalam permintaannya untuk memperoleh jet F-16 dari AS. Ankara berupaya untuk memodernisasi angkatan udaranya. Hal ini mendorong mereka untuk mulai membahas pembelian Eurofighter yang diproduksi oleh konsorsium yang melibatkan Jerman, Spanyol, Italia dan Inggris.
Bulan lalu Turki mengumumkan bahwa pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan Inggris dan Spanyol untuk membeli 40 jet Eurofighter, meskipun Jerman menentang rencana tersebut.
Menteri Pertahanan Nasional Turki Yaşar Güler mengatakan “pertemuan teknis” mengenai pengadaan F-16 telah selesai, dan menekankan bahwa Turki mengharapkan “langkah positif dan solid” dari AS. “Kami berharap proses ini dimulai dengan langkah-langkah positif dan konkrit sesegera mungkin,” kata Güler kepada wartawan di Ankara.
Pada bulan Oktober 2021, Turki mengajukan permintaan untuk membeli 40 unit jet tempur Lockheed Martin F-16 Block 70 Viper dan 79 perlengkapan modernisasi untuk pesawat tempur yang ada.
Presiden AS Joe Biden mendukung rencana pembelian tersebut dan berulang kali berjanji untuk melanjutkan penjualan senilai US$20 miliar itu. Namun, apesnya ada keberatan dari pihak Kongres AS.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengatakan bahwa Biden telah mengdakan pendekatan terkait penjualan F-16 dan peralatan modernisasi secara positif, tetapi masalah utama Washington adalah ratifikasi tawaran Swedia untuk menjadi NATO, yang mana Turki menentang bergabungnya Swedia sebagai anggota NATO.
Perkembangan mengenai kesepakatan tersebut “menjadi poin utama” dari pembicaraan telepon Erdoğan dengan Biden sehari sebelumnya, katanya. “Biden mengatakan dia memiliki pendekatan positif dan siap mengajukan segala macam proposal kepada Kongres mengenai hal ini,” kata Erdoğan.
Erdoğan awal bulan ini mengisyaratkan bahwa Parlemen Turki hanya akan bertindak terhadap Swedia jika Kongres AS menyetujui permintaan Türkiye.
Turki Dianggap Terlalu ‘Keras’ Ke Israel, Bikin Jerman Enggan Setujui Penjualan Eurofighter Typhoon
Permintaan Turki bertujuan untuk menggantikan armada F-16 yang sudah tua dalam inventaris Komando Angkatan Udara, yang rencananya akan dihapuskan secara bertahap mulai tahun 2030-an. Proyek modernisasi ini diluncurkan pada tahun 2016.
Menhan Turki melihat Eurofighter Typhoon sebagai alternatif terbaik. Dia mengatakan ada rencana untuk membeli 40 unit Eurofighter varian tertinggi, 20 di tahap pertama dan 20 unit di tahap berikutnya.
Duh, Paket Penjualan dan Upgrade F-16 Viper ke Turki Terancam Deadlock
Ankara telah berulang kali mengkritik Jerman karena tidak menyetujui permintaannya untuk memperoleh jet tempur tersebut. Güler mengatakan mereka mengharapkan tanggapan Jerman yang sejalan dengan semangat aliansi (NATO).”
“Dukungan dan pendekatan Inggris terhadap masalah ini penting karena memberikan contoh bagi sekutu lainnya. Spanyol juga memberikan dukungan serupa kepada kami. Jerman seharusnya dapat mengambil keputusan yang sejalan dengan perspektif keamanan bersama di dalam NATO” kata Güler. Sementara Erdoğan mengatakan ketertarikan Ankara pada jet militer tidak terbatas pada Eurofighter. (Bayu Pamungkas)
Bukan sok jago. Turki hanya mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Itu wajib. Turki membela Palestina.
kenapa harus frustasi, ini akibat nafsu besar kahanan tak memungkinkan, stel kendor saja, berbaikan dengan tetangga tak perlu kemlinti sok jago, tak ada negara yg sungguh2 kuat, tak perlu buat statement2 spt jawara, teman2 di angkringan tak semua senang walau nge hik bareng repotnya mereka punya hak veto semua.
Beli Eurofighter tapi masih ada masalah dg Jerman, beli dari LM tapi masih ada yg kurang cocok. Kalo beli punya Rostec terbukti gagal di Ukraina. Pilihan yg jelas yah Rafale.