Tanpa Bendera Merah Putih, Prototipe Kelima Jet Tempur KF-21 Boramae Diluncurkan
Meski jalur produksi KF-21 Boramae tidak dilakukan di Indonesia, namun, kehadiran prototipe jet tempur twin jet ini telah menjadi ‘kebanggaan’ bagi sebagian kalangan di Tanah Air, pasalnya debut kemunculan seri jet tempur generasi 4,5 ini selalu menyertakan Bendera Merah Putih. Namun, ada yang berbeda dari peluncuran prototipe kelima KF-21, secara mengejutkan tidak ada lagi Merah Putih. Ada apa?
Baca juga: Ada Bendera “Merah Putih” di Prototipe Perdana KF-21 Boramae (KFX)
Melansir dari savunmasanayist.com (27/11/2022), disebutkan pada 24 November lalu, prototipe KF-21 kelima telah diluncurkan bersamaan dengan kunjungan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol ke fasilitas Korea Aerospace Industries (KAI).
Sebelumnya telah diumumkan bahwa prototipe kelima KF-21 Boramae akan dikirimkan ke PT Dirgantara Indonesia selaku mitra proyek pengembangan. Tapi kabar terbaru berhembus, bahwa prototipe pesawat itu tidak akan dikirim ke Indonesia, alasannya selama bertahun-tahun Indonesia belum membayar sisa jumlah dana pengembangan atas proyek KFX/IFX itu.
Bendera Merah Putih telah hadir sejak prototipe KF-21 pertama, hanya pada prototipe kelima Bendera Merah Putih ‘menghilang.’ Menurut laporan media Korea Selatan, KF-21.005 (prototipe kelima) kini sedang dievaluasi oleh Angkatan Udara Republik Korea (RoKAF) untuk persiapan uji terbang.
Pada 1 November 2022, Indonesia diwartakan mulai melanjutkan membayar cicilan dari biaya pengembangan KFX/IFX dengan jumlah US$6,63 juta. Sebelumnya, Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen kembali untuk mendanai 20 persen dari biaya pengembangan KF-21 hingga tahun 2026.
Sesuai kesepatakan bilateral pada tahun 2016, Indonesia kebagian porsi untuk menanggung biaya pengembangan sebesar 20 persen, dengan nilai total US$1,5 miliar dan sampai tahun 2019 baru terbayarkan sekitar US$200 juta. Secara keseluruhan, Korea Selatan dan Indonesia sepakat untuk bersama-sama mengembangkan proyek KFX/IFX dengan nilai US$6,2 miliar.
Dengan Indonesia membayar 20 persen dari biaya pengembangan, maka Indonesia akan mendapatkan akses ke teknologi, keahlian, dan opsi untuk membeli pesawat KF-21. Dalam proyek ini, PT DI disepakati akan mendapatkan satu prototipe jet tempur ini untuk keperluan uji dan penelitian. (Gilang Perdana)
Perasaan kmren udh tembus 20 koment,koq pagi ini cuman ada 1 komen ya min,,?
Ada “bug”, jadi terhapus, mohon maaf yaa 🙂
Lha gimana, Nagapasa Class cuma sluman slumun slamet, Pohong Class ditolak karena tak mampu hadapi kasel antiq Korut, T50 sering tiba2 malas terbang walau dah diatas, Indonesia kerjasama Ekonomi sajalah dengan Korsel pun kalau mau beli senjata Korea yang bisa merayap di darat saja masih aman.