Tanggap Darurat Covid-19, PT Pindad Mulai Produksi Ventilator
|
Seolah mengikuti jejak perusahaan ternama seperti Airbus dan Israel Aerospace Industries (IAI) yang telah memproduksi ventilator atau alat bantu pernafasan, maka BUMN yang biasanya memproduksi alutsista, yaitu PT Pindad, baru-baru ini menyatakan telah sukses memproduksi ventilator dan berencana melepas ke pasar setelah melalui uji sertifikasi dan uji klinis.
Baca juga: Tanggap Darurat Covid-19, Israel Konversi Manufaktur Rudal untuk Produksi Ventilator
Dikutip dari katadata.co.id (8/4/2020), disebutkan pelesan ke pasar ventilator buatan PT Pindad diperkirakan sekitara dua minggu lagi. Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengatakan, Pindad sebelumnya telah membuat prototype ventilator dan mempresentasikannya di depan Menteri Pertahanan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kini, Pindad telah memproduksi tiga ventilator, yang telah digunakan di rumah sakit (RS) miliknya, di Bandung.
Menurutnya, setelah Pindad mempublikasikan ventilator buatannya, banyak permintaan pesanan yang masuk, baik dari instansi pemerintah maupun swasta. Namun, ventilator buatan Pindad ini belum diproduksi secara massal. Abraham menyatakan, ventilator buatan Pindad saat ini sedang uji sertifikasi kelayakan di Balai Pengawasan Peralatan Kesehatan (BPPK). Hasil uji sertifikasi BPPK ini menurutnya baru akan diketahui minggu depan. Setelah itu, ventilator buatan Pindad akan masuk tahapan uji operasi dan uji klinis.
Nantinya, jika ventilator buatan Pindad lolos sertifikat uji kelayakakan dan operasional, pihaknya akan menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dan juga BUMN lainnya, untuk memproduksi secara massal.
Baca juga: Selama Lockdown, Otoritas Keamanan Malaysia Kerahkan Drone Copter untuk Awasi Warga
Abraham menjelaskan, biaya produksi satu unit ventilator Pindad berkisar antara Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. Pindad sendiri berencana membanderol ventilator buatanya seharga Rp 10 juta per unit, dengan kemungkinan harga turun menjadi Rp 7 juta jika bahan baku relatif mudah didapat. Selain PT Pindad, beberapa BUMN Stratgis seperti PT Len Industri dan PT Dirgantara Indonesia juga siap untuk mengembangkan ventilator. (Gilang Perdana)
Nah ini dia contoh BUMN Indonesia yg Sttongg Binggiiittt jika terus disupport dan digslakkan cinta produksi dlm negeri.
Jika produknya banyak pesanan dan ada kepastian diserap pasar dr dlm negeri, maka akan mendukung dana R&D perusahaan. Kalo dr dlm negeri saja pesanan malah seret, dan mereka banyak pesan dr.luar, gmn produk BUMN itu bisa bersaing.
kalo masalah yg beginian ini bung Ayam Jogo lebih paham inttik2nya knp produk luar selalu yg dilirik sementara produk dalam negerinya terseok seok dipandang sebelah mata.
cintailah ploduk ploduk rusia
rusia Sttongg Binggiiittt
Disini masalahnya. Rusia nyaris tidak ada partner lokal ditambah permasalahan ToT yg ente ente sudah paham. Alhasil persentase sebagai vendor buat TNI makin kesini makin kecil
Russia bukan luar negeri brarti ya bung
Russia strong bingitssss
HAHAHA
Everybody win everybody happy
masih nyari untung juga?
Lha sampeyan sudah donasi belum utk penanganan dampak covid……@fans zulheri