Tampilan Mirip, Inilah Perbedaan Antara Helikopter AS550 dan AS555 Puspenerbad TNI AD
|Rencananya bulan ini juga (Januari 2018-red), PT Dirgantara Indonesia akan menyerahkan enam unit terakhir helikopter ringan AS550/AS555 Fennec untuk Puspenerbad TNI AD. Sosok Fennec sendiri sudah tak asing di mata publik, sejak tahun 2014 helikopter serbu ringan yang multirole ini beberapa kali ditampilkan dalam pameran kemiliteran, namun ‘kebanyakan’ yang ditampilkan adalah AS550, varian single engine alias mesin tunggal.
Baca juga: AS550 Fennec Puspenerbad, Tampil Perdana di Pameran Alutsista TNI AD 2014
Lantas apakah ada perbedaan antara AS550 dan AS555? Utamanya adalah beda jumlah mesin, AS550 mengusung mesin turboshaft tunggal Turbomeca Arriel 2D. Sementara AS555 (Fennec 2) mengusung dua mesin turboshaft Turbomeca Arrius 1A. Dengan perbedaan jumlah mesin, sudah barang tentu akan ada perbedaan pada spesifikasi. Namun dari sisi desain, sampai jumlah bilah baling-baling utama, antara AS550 dan AS550 terlihat identik, terlebih bila dilihat dari sisi depan dan samping, kedua varian helikopter produksi Airbus Helicopters ini begitu mirip.
Meski mirip, sebenarnya ada cara cepat untuk membedakan antara AS550 dan AS555, diantaranya adalah lubang exhaust alias knalpot. Di AS550 yang single engine hanya ada satu exhaust, sebaliknya di AS555 ada dua exhaust, jika dilihat dari sisi belakang, maka diantara keduanya akan nampak berbeda.
Khsusus pesananan Puspenerbad, dari total 12 unit yang dibeli, enam unit adalah AS550 dan enam unit lainnya adalah AS555. Dari sisi perangkat avionik sampai persenjataan, bekal A550 dan AS555 TNI AD adalah serupa, yakni mengandalkan racikan pod SMB (Senapan Mesin Berat) FN HMP 12,7 mm dan peluncur roket FFAR. Untuk persenjataan sayangnya belum beranjak maju, pasalnya racikan dua senjata tersebut juga sudah melengkapi NBO-105. Meski sudah dilengkapi FLIR (Forward Looking Infrared), sayangnya tidak semua Fennec TNI AD dilengkapinya, persisinya hanya dua unit Fennec Puspenerbad yang dipasangi FLIR.
Baca juga: Januari 2018, PT DI Siap Serahkan Enam Unit AS550/AS555 Fennec Untuk Puspenerbad TNI AD
Berikut perbedaan kinerja mesin antara AS550 dan AS555
AS550 Fennec
– Crew: 2
– Capacity: 4 passengers
– Length: 10.93 meter
– Height: 3,34 meter
– Empty weight: 1.220 kg
– Max takeoff weight: 2.250 kg
– Maximum speed: 246 km/h
– Main rotor blade: 3
– Tail rotor blade: 2
– Range: 648 km
– Service ceiling: 5.280 meter
– Fuel capacity: 540 liter
– Mesin: 1 × Turbomeca Arriel 2B turboshaft
AS555 Fennec 2
– Crew: 2
– Capacity: 4 passengers
– Length: 10.93 meter
– Height: 3,34 meter
– Empty weight: 1.305 kg
– Max takeoff weight: 2.540 kg
– Maximum speed: 278 km/h
– Main rotor blade: 3
– Tail rotor blade: 2
– Range: 694 km
– Service ceiling: 6.096 meter
– Fuel capacity: 730 liter
Kokpit Fennec dilengkapi dengan peralatan canggih dan berfungsi secara single control dan sanggup dioperasikan saat gelap karena dbekali dengan alat penglihatan malam. Perangkat navigasi yang ada di dalam kokpit mencakup GPS, VHF omni directional radio ranger dan instrument landing system (VOR/ILS), penentu arah dan target yang bekerja secara otomatis, dan masih banyak lainnya. Saat menerbangkan Fennec, pilot juga dapat memonitor kondisi mesin dan putaran rotor menggunakan layar khusus di dalam kokpit. (Gilang Perdana)
Ada baiknya TNI-AL juga dilengkapi heli ini guna membantu pergerakan marinir dalam operasi amfibi sekitar enam biji.
Dilempar pake palu godam baling2 nya biar putus dan jatuh … ?? kalo heli lemah kita ada diatas heli tangguh tetangga kita
selalu tanpa senjata yg mumpuni .. kosongan tanpa henti
Bung @ayamjago kan bilang Romeo atau MH-60R bakal diakuisisi selain dari Panther. Mungkin gak kita kelak akuisisi LHD isinya heli2 serbu, angkut sama ASW
lupakn lhd. tni al tdk ada priortas kesitu. yg jd prioritas plg urgen buat tni al adlh fleet guardian atawa aaw frigate 4000-6500 ton sbnyak 6 unit serta program sonar bawah laut utk 7-9 spot alki. makanya program kapal selam disunat. dananya dialihkan ke 2 program tsbt
Kelihatannya masih jauh mas untuk LHD.
Konsentrasinya untuk bikin opv / korvet pengganti 16 Parchim dulu sebab itulah yang mendesak.
Selain itu 6 Van Speijk juga perlu segera diganti.
Jadi setidaknya butuh 16 + 6 = 22 kapal pengganti.
MH60R bisa ditempatkan di PKR, LPD dan 6 fregat pengganti Van Speijk.
Lho…kok beda penjelasannya dng bung ayam jago.? Pasti yg ini jemaah ngibuliah…..xixixi
Lho ini khan saling melengkapi.
Saya bilang 6 van speijk perlu segera diganti lalu sebagai ganti Van Speijk ini dilengkapi oleh bung Ayam yang bilang pengadaan 6 unit fregat AAW.
Bung Ayam nggak bilang tentang penggantian Parchim tetapi Pak RR bilang ” semua alutsista tua akan diganti ” dan itu termasuk Parchim class. Selain itu, Parchim class sering digunakan untuk patroli di Natuna sehingga menjalankan tugas sebagai opv juga. Ingatlah 2 unit dari 16 Parchim class sudah pensiun dan sekarang ada pengadaan 2 unit opv. Jadi penjelasan saya tentang Parchim class itu melengkapi apa yang tidak disebut bung Ayam. Trus bung Ayam juga melengkapi apa yang lupa saya sebut yaitu tentang penempatan sonar bawah air.
Trus bung Viper tanya tentang MH60R lalu saya jawab bakal ditempatkan di mana saja si Romeo ini. Karena sudah saya jawab maka tidak dijawab lagi oleh bung Ayam.
Xixixixi
Jurus ngeles.com
Bung @ayamjago kan kandidat 50 unit atau 3 skuadron baru buat Koopsau itu chance paling kuat F-16 Viper nah kalau Wing 300 Kohahudnas yang katanya 28 unit atau 1 Skuadron besar. Kandidatnya apa aja sama yng chance nya yg paling besar apa ?
grpen c/d. krn mrpkn pespur prtama yg lolos ke fasectnder. bukan rahasia jk pesserta pertama yg lolos ke fase tnder punya pluang menang lbh gede drpd kontestan lainnx.
kabar trbaru jf-17 mnjadi kontestan ketiga yg lolos menemani gripen c/d dn gripen ng
Sebelum bung Ayam jawab,
Coba saya jawab dulu.
Skuadron 1 jadi persaingan antara FA-50 dan gripen c/d.
FA-50 pasti 2 kursi, sedang gripen c/d ada yang single ada double.
Gripen c/d kecepatan Mach 2, sedang FA-50 kecepatan Mach 1,5.
Sekarang kebutuhannya apa ?
Opsi 1 :
Mau intercept / menyergap dengan cepat ATAU
Opsi 2 :
mau melatih pilot baru lulus supaya terbiasa dengan pesawat jet tempur
Kalau pilihannya opsi 1 pastilah gripen c/d yang dipilih.
Kalau pilihannya opsi 2 pastilah FA-50 yang dipilih.
Yak 130 tersingkir ke comberan sebab kecepatannya kurang dari Mach 1,5.
lho kok salah lg….xixixi
yg lolos kan gripik C/D dan NG serta F17…..hayooo
masa gak ada dalam kontestan dijadikan opsi.?….xixixi
Lho ya biarin aja dong, yang penting khan hasilnya yaitu gripen c/d yang dipilih sebagai opsi 1, yaitu kecepatannya dalam menyergap sesuai tupoksi interceptor.
Yang penting khan ada kebebasan mengeluarkan pendapat.
Dan gripen c/d yang jadi calon terkuat khan sesuai opsi 1 yang saya ajukan ?
Ruskye, Ruskye, nanti itu bakal ada 14 ska di 2024, dan FA-50 sebanyak 24 – 28 unit juga bakal dibeli untuk menggantikan hawk 109 / 209.
Tapi itu masih jauh sebab hawk baru pensiun tahun 2026. Artinya FA-50 baru akan dipesan sesudah 2019 untuk skuadron latih dan tempur sesuai tupoksi hawk sekarang.
Sesudah 2024 ada lagi nambah 3 – 5 skuadron tempur.
Sesudah 2029 ada lagi nambah 3 – 5 skuadron tempur.
Edisi Ngeles.com
Antara fenec, Bo, dan bell bagus mana min?
Bo jelas sudah terlalu tua,dan pabrik mbb di jerman sudah tidak memproduksi lagi,saya sih mendingan nbell 412 tampungannya lebih banyak.
Mendingan n bell 412 daripada helikopter ini,n bell udh bisa kita buat dengan lisensi dan udh lebih battle proven.