Tampil di Eurosatory 2024, Rantis Serbu P6-ATAV V3 Dipasangi Roket Berpemandu Laser Thales FZ275 LGR
|Meski kurang publikasi, ada kabar yang lumayan membanggakan terkait alutsista buatan dalam negeri, yakni rantis serbu lapis baja P6-ATAV (All Terrain Assault Vehicle) produksi PT SSE (Surya Sentra Ekajaya), ikut dipamerkan dalam pameran pertahanan Eurosatory 2024 yang dihelat di Paris, Perancis (17 – 21 Juni 2024). Dalam foto yang beredar di media sosial, P6-ATAV V3 4×4 tampil di Paris lengkap dengan turret RCWS untuk senapan mesin berat kaliber 12,7 mm.
Namun, yang membetot perhatian adalah terpasangnya peluncur yang diduga, adalah roket berpemandu laser FZ275 LGR pada bagian atas turret RCWS di P6-ATAV. Dengan jelas tertulis pada peluncur logo Thales, yang menguatkan bahwa jenis senjata yang dimaksud adalah FZ275 LGR produksi Thales Belgium.
Dalam foto terlihat pod twin launcher FZ275 LGR pada dudukan sensor kamera dan optic di turret senapan mesin berat (SMB). Melihat dari model pemasangan peluncur, sepertinya yang ditampilkan di Eurosatory 2024 baru dalam tahap prototipe uji coba instalasi pemasangan, diperlulkan tahap lanjutan untuk uji coba statis dan dinamis pada dimensi serta bobot peluncur dengan desain turret itu sendiri.
FZ275 LGR adalah roket berpemandu laser di kaliber 70 mm, yang dirancang dan diproduksi Forges de Zeebrugge, manufaktur senjata asal Herstal, Belgia, yang dikemudian hari diakusisi oleh Thales. Punya panjang dan kaliber sama dengan roket FFAR (Fin Folding Aerial Rocket) 70 mm (2,75 inchi) yang digunakan TNI AU, FZ275 LGR digadang sebagai rudal berpemandu berbiaya rendah yang kompatibel dengan platform peluncur roket 70 mm tidak terarah eksisting (unguided 70mm rocket launch platform). Versi HE (High Explosive) dari FZ275 LGR dilengkapi dengan hulu ledak HE dengan impact fuze.
Dari spesifikasi, FZ275 LGR mengadopsi sistem pemandu SAL (Semi-Active Laser). Untuk manuver kendali, LGR dibekali dengan 4 folding canards. Ditenagai FZ276 MOD.1 rocket motor, LGR punya jarak tembak efektif di rentang 1.500 – 8.000 meter. Panjang roket berpemandu laser ini 1,8 meter dan 12,5 kilogram (setelah pembakaran roket berat menjadi 9,1 kilogram). Sementara berat hulu ledak 4,1 kilogram.
FZ275 LGR mulai dikembangkan pada tahun 2006, dan dilakukan uji coba peluncuran perdana pada November 2010. Sementara produksi roket ini oleh Thales dimulai pada tahun 2017.
P6-ATAV V3
Di lingkup TNI, P6-ATAV V3 telah digunakan oleh Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat) TNI AU. P6-ATAV V3 hadir dengan proteksi lapis baja pada area kompartemen, proteksi lapis baja nampak digunakan pada keempat pintu, termasuk kaca jendela, kemudian di kaca depan, kesemuanya terproteksi lapis baja untuk menahan terjangan proyektil kaliber sedang dan ringan. Lain dari itu, seperti bagian belakang dan depan kendaraan, tidak dilengkapi proteksi lapis baja.
Tingkat perlindungan balistiknya berada pada level 1 STANAG yang artinya dapat bertahan dari gempuran senapan serbu kaliber 5,56 mm dan 7,62 mm. Sementara kaca balistiknya tahan terhadap gempuran proyektil kaliber 9 mm. . Sebagai persenjataan bela diri dan untuk bertempur, P6-ATAV V3 dibekali konsol senjata dengan RCWS untuk kendali senapan mesin kaliber 7,62 mm atau 12,7 mm.
P6-ATAV V3 juga dilengkapi perangkat Gunshot Detection System yang dipasang di bagian belakang. Alat ini bisa mendeteksi adanya tembakan dari lawan dan digunakan melacak arah datangnya tembakan tersebut. Selanjutnya operator RCWS bisa mengambil tindakkan untuk melakukan tembakan basalan ke posisi lawan. (Gilang Perdana)
P6-ATAV V3 – Rantis Serbu ‘Lapis Baja’ Kopasgat, Dilengkapi RCWS dan Gunshot Detection System
Dari BUMN khususnya PT Pindad dan Dahana mengapa tidak memboyong sejumlah alutsista canggihnya juga ke Eurosatory 2024 ya?
Boleh juga tuh diakusisi buat 3 matra TNI AD AU AL buat pertahanan titik 🔥🔥🔥🔥