Update Drone KamikazeKlik di Atas

Tak Indahkan Tuntutan Oposisi, Pemerintah Swiss Teken Kontrak Pembelian 36 Unit F-35A Senilai US$6,25 miliar

Setelah melawan kubu oposisi yang mengendaki referendum pengadaan alutsista, Pemerintah Swiss akhirnya telah menandatangani kesepakatan untuk pengadaan 36 unit jet tempur stealth Lockheed Martin F-35A Lightning II. Menurut rilis pemerintah, Direktur Persenjataan Pemerintah Swiss, Martin Sonderegger dan manajer program F-35, Darko Savic menandatangani kontrak pengadaan pada hari Senin, dengan nilai 6,035 Franc Swiss (setara US$6,25 miliar).

Baca juga: Meski Ditentang Oposisi, Swiss Telah Jatuhkan Pilihan Pada Jet Tempur F-35A

Dikutip dari defensenews.com (20/9/2022), pengadaan F-35A dimaksudkan untuk menggantikan armada F/A-18 Hornet dan F-5 Tiger, yang keduanya akan dipensiunkan antara tahun 2027 dan 2030. Pihak parlemen pada minggu lalu telah memberikan lampu hijau pengadaan, yang membuka jalan bagi penandatanganan kontrak.

Selain itu, pejabat pertahanan Swiss juga menandatangani perjanjian offset dengan pabrikan F-35 Lockheed Martin, yang “menjadi dasar bagi pabrikan AS untuk melakukan bisnis offset dengan industri Swiss,” menurut rilis pemerintah. Perusahaan Swiss dapat menerima kontrak dengan nilai sekitar 2,9 miliar Franc Swiss (US$3 miliar).

F-35 Lightning II.

Sebagai bagian dari kesepakatan, delapan unit F-35A pertama akan diproduksi di fasilitas Lockheed Martin di Fort Worth, Texas, di mana pesawat tersebut juga akan digunakan untuk memberikan pelatihan awal bagi pilot Swiss. Kemudian 24 unit F-35A berikutnya akan diproduksi dan dirakit oleh Leonardo di fasilitas Final Assembly and Check-Out (FACO) di Cameri, Italia utara.

Para pejabat Swiss masih melakukan negosiasi, apakah empat pesawat dapat dirakit di Swiss, yaitu di fasilitas Ruag, kata juru bicara pemerintah Swiss. Jika tidak memungkinkan, keempatnya juga akan diproduksi di Cameri, Italia.

Tampilan layar sentuh pada kokpit F-35 Lightning II.

Sebagai informasi, Angkatan Udara dan Angkatan Laut Italia masing-masing menerbangkan varian F-35A dan F-35B, yang dibangun di Cameri, di mana jalur produksi disana juga melayani F-35A untuk Angkatan Udara Belanda.

F-35 mengalahkan kandidat lain termasuk Eurofighter Typhoon, yang dibangun oleh konsorsium yang terdiri dari Leonardo Italia, BAE Systems Inggris, dan Airbus, yang mewakili Spanyol dan Jerman – serta Rafale dari Dassault dan F/A-18E/F Super Boeing dari Boeing. Pemerintah Swiss telah mendorong untuk mendapatkan kontrak F-35 yang ditandatangani sebelum periode penawaran berakhir pada musim semi mendatang, di tengah upaya koalisi oposisi mengganjal pengadaan F-35 untuk menjadwalkan referendum populer untuk memblokir penjualan.

Koalisi yang terdiri dari sosialis Swiss dan anggota Partai Hijau, mengumpulkan lebih dari 100.000 tanda tangan untuk meluncurkan kampanye referendum setelah pemilihan pesawat tempur 2021, tetapi kubu pemerintah secara konsisten melobi untuk memajukan kesepakatan meskipun ada permintaan referendum.

Baca juga: Lockheed Martin: Biaya Pemeliharaan F-35 Turun 50 Persen dan Akan Turun 35 Persen Lagi dalam Lima Tahun Mendatang

Pihak oposisi menyebut Swiss tidak membutuhkan pesawat tempur mutakhir untuk mempertahankan wilayah Alpine-nya, yang notabene bisa dilintasi jet supersonik dalam waktu 10 menit. “Keputusan itu benar-benar tidak dapat dipahami,” kata Priska Seiler Graf, anggota Parlemen dari Partai Sosial Demokrat yang berhaluan kiri, yang telah menyuarakan keprihatinan tentang biayanya. “Ini bukan hanya tentang membeli pesawat tempur semata, tetapi harus diperhitungkan aspek pemeliharaan dan biaya operasional,” tambahnya. (Gilang Perdana)

One Comment