ST Engineering (Singapura) Kembangkan Varian Ranpur IFV Amfibi Terrex 8×8 untuk Kazakhstan
|Kazakhstan rupanya tertarik dengan kendaraan tempur (ranpur) lapis baja Infantry Fighting Vehicle (IFV) Terrex 8×8 besutan ST Engineering, Singapura. Ranpur amfibi yang didapu sebagai IFV terbaik di Asia Tenggara ini dilirik sebagai basis pengembangan bagi IFV untuk Kazakhstan.
Baca juga: AV81 Terrex 8×8 – Profil Panser Tercanggih di Asia Tenggara
Sebagai negara di Asia Tengah yang punya kedekatan langsung dengan Rusia, maka pilihan pengembangan IFV Terrex dari Singapura menjadi kejutan tersendiri, pasalnya adopsi dan pengembangan alutsista Kazakhstan selama ini berkilbat kepada Rusia, atau teknologi bawaan dari era Soviet. Sementara Terrex 8×8 adalah ranpur yang diciptakan Singapura dengan mengadopsi standar NATO.
Untuk merealisasikan mimpi Kazakhstan, pada 6 Desember 2024, ST Engineering menjalin kemitraan strategis dengan Kazakhstan Paramount Engineering (KPE) untuk membangun produksi dalam negeri untuk kendaraan tempur lapis baja amfibi multirole 8×8 generasi baru.
Ranpur tersebut akan didasarkan pada desain IFV Terrex, sebuah desain yang dikembangkan oleh ST Engineering dan direkayasa untuk beroperasi di kondisi perairan terbuka. Perjanjian tersebut menandai kontrak platform darat besar pertama ST Engineering dalam beberapa tahun terakhir dan masuknya perusahaan tersebut ke pasar pertahanan Asia kendaraan TTengah.
Produksi Terrex varian Kazakhstan akan dimulai pada tahun 2025 di fasilitas KPE di Kazakhstan, yang memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 500 kendaraan lapis baja. Pimpinan KPE Aibek Baryssov menyoroti kemampuan produksi dan pengalaman perusahaannya dalam manufaktur lokal, serta kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan operasional yang spesifik terhadap kondisi geografis Kazakhstan. Proyek kolaborasi masa depan antara KPE dan ST Engineering juga sedang dipertimbangkan.
Presiden Land Systems ST Engineering, Lim Kok Ann, menyatakan bahwa perjanjian tersebut merupakan perkembangan yang signifikan bagi bisnis Land Systems, yang memfasilitasi masuknya perusahaan ke pasar baru. Kemitraan ini sejalan dengan strategi ST Engineering dalam hal lokalisasi, perizinan, dan dukungan operasional untuk memenuhi permintaan pelanggan dalam memperkuat kemampuan dalam negeri dan menciptakan rantai pasokan yang tangguh.
Keluarga ranpur Terrex dirancang untuk modularitas, menawarkan berbagai konfigurasi untuk memenuhi berbagai persyaratan operasional. Spesifikasi utama meliputi berat kotor kendaraan hingga 35 ton, kapasitas muatan hingga 12 ton, dan tempat duduk untuk dua hingga tiga awak dengan hingga 11 penumpang.
Platform Terrex dapat dikonfigurasi dengan berbagai sistem senjata, seperti kanon 30 mm yang dikendalikan dari jarak jauh, meriam 105 mm, dan mortir 120 mm. Fitur mobilitas meliputi suspensi independen, kendali ketinggian berkendara, dan kemampuan amfibi di Sea State 3. Terrex dapat mencapai kecepatan melebihi 88 km per jam di darat dan memiliki jangkauan operasional lebih dari 520 km.
Platform Terrex juga menggabungkan sistem pelindung yang dirancang untuk peningkatan modular. Pelindung dasar memberikan perlindungan terhadap senjata ringan dan pecahan artileri, dengan opsi untuk tingkat perlindungan balistik yang lebih tinggi.
Desain lambung berbentuk V ganda meningkatkan kemampuan bertahan terhadap ledakan ranjau, menangkis kekuatan peledak, dan mempertahankan mobilitas setelah ledakan. Fitur tambahan meliputi perlindungan NBC (nuklir, biologi, kimia) dan sistem manajemen medan perang terpusat.
Platform Terrex dikembangkan dengan Timoney Technology dan telah dipasarkan secara global. Varian Terrex, termasuk Terrex 2 dan Terrex 3, telah dievaluasi dalam program seperti inisiatif US Marine Corps’Amphibious Combat Vehicle dan program LAND 400 Australia.
KPE, yang mengkhususkan diri dalam produksi kendaraan lapis baja dan lokalisasi manufaktur pertahanan, akan memanfaatkan fasilitasnya untuk memenuhi persyaratan Angkatan Bersenjata Kazakhstan. Kemitraan produksi difokuskan pada peningkatan kemampuan manufaktur pertahanan lokal sekaligus memastikan kompatibilitas dengan kebutuhan operasional Kazakhstan.
Kazakhstan adalah negara terbesar di dunia tanpa akses langsung ke laut (landlocked country). Namun, negara ini memiliki garis pantai yang signifikan di Laut Kaspia, sebuah danau besar yang dianggap sebagai laut pedalaman karena ukurannya.
Laut Kaspia bukan laut dalam arti hukum internasional karena tidak terhubung dengan lautan global, tetapi tetap memainkan peran penting strategis dan ekonomi bagi Kazakhstan.
Kazakhstan tidak memiliki korps marinir khusus seperti yang dimiliki negara-negara dengan angkatan laut besar. Namun, sebagai negara yang berbatasan dengan Laut Kaspia, Kazakhstan memiliki Angkatan Laut Kazakhstan (Kazakh Naval Forces).
Dalam struktur angkatan lautnya, Kazakhstan memiliki unit pasukan khusus (naval infantry atau komando angkatan laut) yang berfungsi seperti korps marinir dalam skala kecil. Unit ini dirancang untuk operasi amfibi dan keamanan di wilayah perairan. Besar kemungkinan, Terrex 8×8 dengan kemampuan amfibinya akan mengisi kekuatan pada elemen naval infantry. (Gilang Perdana)
Coba ‘Goyang’ Rusia Lewat Kazakhstan, Amerika Serikat Borong 81 Jet Tempur era Soviet untuk Ukraina