Update Drone KamikazeKlik di Atas

Sosok J-XX ‘Tampak’ di Udara, Inilah Jet Tempur Generasi Keenam Cina

Selain B-21 Raider, sejauh ini wahana pesawat tempur/pembom yang diklaim sebagai bagian dari generasi keenam, masih dalam tatanan konsep pematangan desain. Kalau pun ada seperti FCAS (Future Combat Air System), itu juga sebatas full mockup untuk keperluan visual saat pameran. Namun, ada yang menarik untuk dicermati, bahwa Cina tak ingin ketinggalan dalam pengembangan jet tempur generasi masa depan ini.

Baca juga: Proyek “Future Combat Air System” Resmi Diumumkan, Bakal Gantikan Rafale dan Typhoon di 2040

Tak ingin ketinggalan dengan klaim AS yang mengembangkan konsep Next Generation Air Dominance (NGAD). Secara mengejutkan, siluet jet tempur generasi keenam Cina telah muncul di langit. Dikutip dari bulgarianmilitary.com (1/2/2023), sebuah video menarik beredar pada akhir Januari, rekaman video memperlihatkan siluet jet tempur tak berekor di udara.

Namun, rekaman video tersebut tidak menangkap penerbangan secara langsung, melainkan sebuah monitor yang digunakan untuk mengamati pesawat.

Tidak ada informasi resmi bahwa yang dimaksud adalah demonstran teknologi pesawat generasi keenam Cina. Bisa saja visial itu berasal dari grafik komputer atau model demonstran teknis. Namun, sosok yang muncul di layar berbeda dengan pesawat tempur stealth generasi kelima Cina saat ini, Chengdu J-20.

Sumber video tersebut mengklaim bahwa rekaman tersebut diambil di atas Institute 611, yang merupakan area teknologi penerbangan dari Chengdu Aircraft Corporation, perusahaan yang memproduksi J-20.

Baca juga: Area 51 Bikin Kejutan, Ada Penampakan Jet Tempur Misterius dengan Desain Futuristik

J-XX
Demonstran teknologi program jet tempur generasi keenam Cina disebut J-XX. Jika informasi tersebut terkonfirmasi dan ternyata ini memang uji terbang para demonstran, maka ini akan sesuai dengan prediksi. Dan artinya, Cina benar-benar mampu mengimbangi kemampuan teknologi AS dalam mengembangkan jet tempur “keenam” dengan cepat. Yang secara fakta, Cina berada di depan Rusia dan negara-negara lain dengan niat mengembang jet tempur generasi keenam.

Para analis mengatakan bahwa dengan desain J-XX yang beredar, maka karakteristik siluman pesawat akan lebih baik dibandingkan dengan J-20. Spekulasi beredar, seperti J-XX akan beroperasi dengan canard yang dapat ditarik. Ini berarti kemampuan manuver yang tinggi dan stealth akan lebih baik, termasuk saat jet tempur tersebut berlaku dalam moda tempur konvensional.

Analis Barat mengatakan Beijing diperkirakan akan menggunakan jet tempur generasi keenamnya sekitar waktu yang sama dengan Washington (tahun 2030), mungkin ada perbedaan kecil paling banyak satu atau dua tahun.

Di sekitar tahun 2030, AS harus menggunakan pesawat tempur generasi keenamnya. Beberapa ratus dolar akan menelan biaya satu unitnya. Berbeda dengan F-35, Washington berencana untuk memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil. Tetapi beberapa tahun terakhir telah terjadi persaingan antara Cina dan AS, yang berarti bahwa rencana awal untuk jumlah pesawat yang diproduksi dapat diubah jika Cina secara dramatis meningkatkan produksi pesawat tempur generasi keenamnya.

Dari kubu Washington, kini sedang mengerjakan prototipe NGAD. Ada banyak misteri yang menyelimuti program rahasia ini, misalnya belum ada dokumen resmi yang memberikan informasi tentang pabrikan pesawat tempur ini. Prototipe skala penuh telah dikembangkan, tetapi ini bukan konsep akhir, tetapi titik awal untuk pengembangan pesawat generasi keenam.

Lockheed Martin, Boeing, dan Northrop Grumman kemungkinan adalah pelaksana proyek tersebut, tetapi siapa sebenarnya yang akan mengembangkan pesawat tempur generasi berikutnya juga masih rahasia. Para ahli berpendapat bahwa berdasarkan pernyataan dari kalangan politik di Washington, kemungkinan kontraktor hanya satu, bukan produksi bersama.

Baca juga: Inilah “Tempest,” Program Jet Tempur yang Bikin Inggris Ingin Pangkas Pesanan F-35B

Sampai tahun 2025, Pemerintah AS merencanakan hampir total US$10 miliar untuk proyek NGAD. Pada tahun 2021, AS sudah mengalokasikan US$1 miliar di bawah program NGAD dan untuk tahun 2022 sebesar USD1,5 miliar. (Gilang Perdana)

One Comment