Setelah Insiden JS Izumo, Drone Copter Milik Warga Cina Terbang Lintasi Kapal Induk USS Ronald Reagan (Tanpa Terdeteksi)
Pengamanan aset strategis sepertinya menjadi ‘masalah’ di Pangkalan Angkatan Laut (Naval Base) Yokosuka. Sebelumnya sebuah drone quadcopter milik warga negara Cina, diwartakan berhasil terbang mendekat dan mengambil rekaman video kapal induk helikopter Angkatan Laut Jepang JS Izumo DDH-183, menyiratkan kerentanan pada askep keamanan, dengan fakta begitu mudahnya serangan atau sabotase oleh pihak lawan.
Rupanya, kasus penerbangan gelap drone quadcopter di atas JS Izumo DDH-183 kembali berulang di area yang sama. Namun, kali ini yang diintip drone quadcopter ‘amatir’ adalah kapal induk bertenaga nuklir Angkatan Laut AS USS Ronald Reagan (CVN-76), yang tengah sandar untuk bekal ulang dan serangkaian tahap pemeliharaan.
Mengutip dari stripes.com (10/5/2024), pihak Naval Criminal Investigative Service kini sedang menyelidiki citra USS Ronald Reagan di media sosial, tetapi belum menyimpulkan bahwa ada drone yang terbang di atas kapal induk AS tersebut. Postingan yang beredar di media sosial pada 8 Mei menampilkan dua foto lagi dan sebuah video yang tampaknya diambil dari drone yang terbang langsung di atas kapal induk.
Not a good look for Japan’s JMSDF: High resolution drone photos of USS Ronald Reagan (CVN-76) and JS Izumo (DDH-183) leaked now. https://t.co/WjiXmwZSea pic.twitter.com/fReMN9shGp
— Clash Report (@clashreport) May 10, 2024
Undang-undang Jepang melarang drone terbang di atas fasilitas penting dan sekitarnya tanpa izin dari pihak berwenang. Fasilitas yang terkena larangan penerbangan termasuk Istana Kekaisaran, kantor Perdana Menteri, fasilitas diplomatik asing, bandara, pembangkit listrik tenaga nuklir, dan fasilitas terkait pertahanan.
Undang-undang menetapkan kawasan di atas fasilitas tersebut sebagai zona merah, dan wilayah sekitarnya dengan radius sekitar 300 meter sebagai zona kuning. Jika drone memasuki zona kuning dan pilot drone mengabaikan instruksi polisi untuk menghentikan penerbangan, maka mereka dapat dijatuhi hukuman hingga satu tahun penjara atau denda hingga 500.000 yen.
Jika drone memasuki zona merah, hukuman yang sama dapat diterapkan bahkan tanpa instruksi tersebut. Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan secara umum, mereka menggunakan radar dan sensor optik untuk mendeteksi drone, serta mencari gelombang radio yang menjadi transmisi antara pilot dan drone.
Otoritas keamanan Jepang mengatakan ada cara untuk menangani drone semacam itu, termasuk mengirimkan gelombang radio yang menghalangi penerbangan dan memaksanya mendarat, atau menembakkan jaring untuk menangkapnya.
Yokosuka memang dikenal sebagai homeport bagi USS Ronald Reagan. Yokosuka Naval Base terletak di Prefektur Kanagawa, Jepang. Pangkalan ini merupakan salah satu pangkalan angkatan laut terbesar di luar Amerika Serikat dan menjadi markas bagi Armada Pasifik Amerika Serikat.
Lanal Yokosuka memiliki berbagai fasilitas, termasuk dermaga, pangkalan kapal induk, dok kapal, fasilitas perbaikan, perumahan, dan fasilitas rekreasi bagi personel militer dan keluarga mereka.
Sejarah pangkalan ini dimulai pada tahun 1866 ketika pemerintah Jepang menyewakan wilayah Yokosuka kepada Angkatan Laut Kekaisaran Jerman. Pada tahun 1905, setelah Perang Rusia-Jepang, Yokosuka menjadi pangkalan angkatan laut AS di bawah Perjanjian Portsmouth. Sejak saat itu, pangkalan ini telah menjadi pusat penting bagi kegiatan angkatan laut Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik. (Bayu Pamungkas)
Sangat memalukan, harusnya pelakunya langsung ditangkap dan di eksekusi seperti zaman IJA dulu. Sejak kekuatan militer Jepang melemah, China semakin macam-macam. Harus ada pemukul palu buat mereka.
dah bejo itu hanya diintai kalau seperti @mas Bejo bilang yg luncur drone kamikaze sungguhan paling tidak beberapa pespur meleduk terbakar bisa mremen keseluruh kapal indukan, jadinya sial, peristiwa Pearl Harbour terulang lagi
Artinya, jika disusupi drone kamikaze pun bisa. mantap china
Ini mah bukan kapan induk helikopter lagi, tapi dah jadi kapal induk
Sebenarnya ini tak perlu dibahas karena semua sudah paham benar bahwa drone kecil itu sulit dideteksi, biarkan saja kenapa sih lagian kan hanya diawasi, lik Sam dengan satelit intainya malah sering intai pangkalan dan kapal perang Cina