Setelah 19 Tahun Diproduksi, TKDN Rudal Brahmos Kini Mencapai 78 Persen

Kerja sama antara India dan Rusia telah berbuah manis, salah satunya lewat produksi rudal jelajah supersonik multi platform Brahmos. Bukan saja memasok kebutuhan rudal jelajah untuk militer India, Brahmos juga berhasil meraih pasar ekspor perdana ke Filipina, dan kabarnya dalam waktu dekat ke Indonesia.

Baca juga: Filipina Terima Rudal Brahmos Akhir Tahun Ini, Indonesia Berpotensi Akuisisi Brahmos Senilai US$200 Juta

Dan sejak diproduksi pada tahun 2004, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di tangan India terus meningkat. Bila pada tahu 2004, TKDN rudal Brahmos baru mencapai 13 persen, maka setelah 19 tahun berlalu, TKDN rudal Brahmos saat ini sudah mencapai 78 persen.

Rudal Brahmos dalam berbagai varian diproduksi oleh perusahaan India, Brahmos Aerospace Private Limited pada tahun 1998. Perusahaan tersebut merupakan joint venture dari perusahaan Rusia (NPO Mashinostroyenia) dan Defense Research and Development Organisation (DRDO) dari India, di mana masing menguasai saham 49,5 persen dan 50,5 persen.

Perbandingan BrahMos standar dan BrahMos-NG

Dikutip dari wionews.com (24/3/2023), Atul Dinkar Rane, CEO Brahmos Aerospace Private Limited mengatakan, “Ketika batch pertama rudal Brahmos dikirim ke Angkatan Bersenjata India pada tahun 2004, rudal tersebut hampir 13 persennya berasal dari dalam negeri. Selama 19 tahun terakhir, industri pertahanan India dari seluruh pemerintah dan sektor swasta telah memberikan kontribusi yang sangat besar dan rudal Brahmos sekarang terdiri dari 78 persen komponen dalam negeri.”

Ada hal menarik yang baru diungkapkan, Dinkar Rane baru saja mengungkapkan versi terbaru dari peralatan pemeriksaan rudal Brahmos (Brahmos missile Checkout Equipment) buatan dalam negeri yang diproduksi oleh perusahaan swasta India, Data Patterns.

Secara sederhana, Peralatan Checkout adalah mesin canggih yang dapat melakukan diagnosa mendalam pada kerja semua sub-sistem listrik dan elektronik penting di dalam rudal Brahmos. Setelah rudal berhasil menyelesaikan Checkout, rudal tersebut dinyatakan siap beroperasi untuk digunakan di garis depan.

“Rudal Brahmos dibuat untuk bertahan selama 10 tahun. Setiap tahun, Angkatan Bersenjata India melakukan pemeriksaan kesehatan lengkap rudal Brahmos untuk memastikan kondisinya sempurna,” jelasnya.

Sederhananya, mirip dengan bagaimana gadget terhubung ke komputer, rudal terhubung ke Peralatan Checkout dan pengujian dilakukan padanya dan laporan terperinci diperoleh.

Data Patterns mengatakan mereka telah merancang dan membangun Peralatan Checkout berdasarkan persyaratan dan dukungan dari laboratorium penelitian pertahanan yang dikelola Pemerintah India (DRDO) dan BrahMos Aerospace Private Limited. “Pengembangan asli Peralatan Checkout dengan Data Patterns telah menghasilkan penghematan biaya langsung sekitar 75 persen dalam valuta asing untuk Brahmos Aerospace,” kata Srinivasagopalan Rangarajan, pimpinan Data Patterns.

Rane mengatakan bahwa sistem Checkout yang dikembangkan oleh Data Patterns telah digunakan oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara India di berbagai lokasi di seluruh negeri. “Biasanya, selama pengembangan rudal, kami melakukan peluncuran dan mengujinya. Dalam kasus Checkout, ini seperti peluncuran virtual, di mana komponen internal utama diuji. Ini adalah peralatan yang kompleks, seperti itu harus berkembang seiring dengan rudal dan modifikasi yang dialaminya.”

“Kami telah melakukan peningkatan pada sistem rudal, Angkatan Bersenjata India selalu memintanya. Kami telah meningkatkan sistem dalam hal kinerjanya, seperti dalam hal jangkauan, yang dilaporkan hingga 400 km dari sebelumnya 290 km,” kata Atul Dinkar Rane.

Baca juga: Destroyer Kolkata Class AL India Luncurkan Rudal Anti Kapal Brahmos di Laut Arab

“Sekarang, seluruh rudal Brahmos hampir buatan sendiri, tanpa mesin Ramjet yang berasal dari Rusia,” tambahnya. Brahmos dianggap sebagai yang terbaik di kelas rudal jelajah dan dapat terbang dengan kecepatan Mac 2.8 atau 2,8 kali kecepatan suara. (Gilang Perdana)

7 Comments