Saat Charles de Gaulle Pensiun, Inilah “PANG” Kapal Induk Masa Depan AL Perancis
|Meski tengah mendapat tekanan akibat pandemi dan boikot dari sejumlah negara Islam, namun, Perancis sejauh ini masih kekeh melanjutkan program pengembangan kapal induk masa depan yang digadang sebagai pengganti kapal induk bertenaga nuklir Charles de Gaulle. Program yang disebut PANG (Porte Avion Nouvelle Generation atau new generation aircraft carrier), kabarnya akan ditetapkan oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron pada akhir tahun ini.
Baca juga: Charles de Gaulle – Kapal Induk Nuklir Lambang Superioritas Perancis di Samudera
Dikutip dari Navalnews.com (30/10/2020), dalam ajang Euronaval 2000, Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly mengonfirmasi bahwa PANG akan digadang sebagai pengganti kapal induk Charles de Gaulle pada tahun 2038. Sebagai Informasi, Charles de Gaulle yang membawa beberapa unit jet tempur Rafale, saat ini menjadi andalan Perancis dalam operasi militer udara jarak jauh. Charles de Gaulle merupakan kapal induk nuklir berbobot 42.500 ton yang dibangun pada periode 1987-2000.
Lantaran alutsista strategis, program rancang bangun kapal induk bakal menyedot dana yang tak kecil. Florence Parly menyebut pada tahun 2021, pihak Kementerian Pertahanan Perancis rencananya akan mengucurkan dana riset senilai 261 juta euro untuk pendalaman aspek rancang bangun PANG.
Ciri khas PANG adalah, kapal induk masa depan ini bakal dibuat lebih besar dan lebih berat dari Charles de Gaulle, lantaran PANG akan membawa armada jet tempur dan helikopter lebih banyak, termasuk kemampuan mendukung operasional jet tempur Eropa masa depan – FCAS (Future Combat Air System) – yang tengah dikembangkan bersama Jerman dan Spanyol.
Sebagai catatan, Menteri Angkatan Bersenjata merilis program PANG pada 31 Oktober 2018. Program tersebut diluncurkan dengan tujuan untuk menjamin kelangsungan kemampuan “carrier strike group” pada tahun 2038 setelah dekomisioning kapal induk Charles de Gaulle.
Tak ingin kalah dengan Inggris yang mengoperasikan kapal induk super modern HMS Queen Elizabeth, maka acuan desain PANG akan dibuat lebih besar dari kapal induk kebanggaan Inggris. Bobot PANG akan ada di atas HMS Queen Elizabeth (65.000 ton), namun bobotnya juga akan berada di bawah rata-rata kapal induk AS (100.000 ton).
PANG nantinya akan dibekali dengan tiga ketapel pelontar (catapult) dengan panjang 90 meter, lebih panjang dibanding catapult di Charles de Gaulle yang panjangnya 75 meter. Dan yang lebih penting, PANG harus bisa memfasilitasi peluncuran dan proses pendaratan pesawat secara simultan, sesuatu yang tak bisa dilakukan di kapal induk Charles de Gaulle.
Belum ada kabar, apakah PANG nanti hanya akan dibuat satu unit (seperti halnya Charles de Gaulle) ataukah dua unit.. Keputusan berapa unit yang akan dibuat baru akan ditentukan pada tahun 2025 mendatang. Dan berikut spesikasi PANG, alias kapal induk nuklir generasi baru Perancis. (Bayu Pamungkas)
– Nuclear powered (CVN) with two K22 reactors (2 x 220 MW thermal)
– Length between 285 and 295 meters
– Full load displacement around 70,000 – 75,000 tonnes
– Maximum speed: 26 to 27 knots (similar to Charles de Gaulle)
– Propulsive power would be around 80 MW delivered to three or four shaft lines
– Two side elevators with 40 tonnes lifting capacity
– Three 90-meter electromagnetic catapults (EMALS) by General Atomics
– Flight deck: 16.000 m²
– Aircraft hangar: 5.000 m²
– Crew: 900 and 1080 sailors (not including the air element of 550 to 620 sailors)
– Thales SeaFire radar
– PAAMS with MBDA ASTER surface to air missiles for self defense
Kenapa sih maksa harus punya kapal induk?
Kapal induk itu diperlukan oleh mereka yang jumlah pespurnya kebanyakan. Contoh : USA punya ribuan pespur begitu juga China punya ribuan pespur. Atau bagi negara yang wilayah negaranya sempit tetapi punya daerah jajahan di mana2, contoh Inggris, Spanyol dan Perancis.
Lha kita? Pespur aja jumlahnya masih kurang, kapal2 perang untuk mengawal kapal induk aja masih sedikit jumlahnya dan rudalnya dikit pula dan itupun jarak pendek pula, kapal selam yg juga pengawal kapal induk juga masih punya sedikit masih bisa dihitung dengan jari, mau sok-sokan punya kapal induk? Apa mau niru Thailand yang kapal induknya hanya berfungsi sebagai kapal pesiar bagi keluarga bangsawan?
Kalo mau punya kapal induk ini syaratnya :
Pespur suatu negara jumlahnya harus di atas 300 unit.
1 gugus kapal induk itu minimal harus ada 3 real destroyer, 4 heavy fregat, 3 kapal selam laut dalam. Selain itu juga harus ada pesawat patroli maritim/surveilance yang bisa mendarat di atas kapal induk.
Kita apakah punya real destroyer? Tidak satupun. Apakah kita punya heavy fregat? Yang ada juga light fregat doang. Apakah kapal selam kita itu kapal selam laut dalam? Nggak tuh. Apa pesawat tempur kita sudah di atas 300 unit? Sedih deh. Apakah kita punya pesawat surveillance yang bisa mendarat di kapal induk? Tidak ada. Tanpa pengawalan baik di permukaan maupun bawah air, kapal induk hanya akan jadi sasaran empuk rudal dan torpedo musuh.
Bandara kita ada ratusan, lanud kita ada puluhan, bahkan bandara perintis di papua ada lebih dari 600 bandara. Kalo pesawat tempur disebar di bandara2 itu maka musuh akan susah untuk menargetkannya sebab biasanya yang ditarget untuk serangan udara adalah high value target.
Kalo berpendapat itu lha mbok mikir dulu secara detail biar nggak malu-maluin.
Yang kita butuhkan hanyalah LHD saja, untuk memperkuat amphibious force kita baik untuk mempertahankan kedaulatan maupun untuk penanggulangan bencana.
@ TN, ente tau kenapa Indonesia beli Iver?? Itu karena Iver lebih cocok buat mode AAW tp dg harga yg lebih murah dari kompetitor sejenis. Selevel Iver dg 32 VLS Mk41 udah bisa bawa rudal anti udara dalam jumlah banyak. 4-6 biji aja udah sanggup menjaga 1 Nimitz atau Ford Class atau bisa menjangkau seluruh wilayah Natuna sampai Jakarta. Bu Mega malah nyuruh Pak Menhan buat beli 10 Iver. Pespur buat kapal induk lebih bisa buat keunggulan taktis strategis. Makanya Indonesia ngejar order Viper 36 dan IFX 50 biji. Tinggal nambah 96 F-35B udah cukup kok. Anggaran jadi 250T bakal kekejar kok buat 10 thn kedepan.
Noh Mbah Bowo, Bu Mega udah ngasih kode beli Iver Jangan cuman 1 atau 2 tapi kalo bisa 10. Kalo Bu Mega udah setuju Pak Jokowi pasti ngasih lampu ijo, anggaran Pertahanan naik jadi 250 T ngejar 1,5% PDB. Kurang apa lagi, kalo mau destroyer yg bekas Nih UK udah ada yg pensiun https://ukdefencejournal.org.uk/hms-bristol-decommissioned-after-47-years/
Untuk sekarang, Indonesia mungkin tidak butuh kapal induk. Tapi di masa depan? Yakinkah Indonesia di masa depan masih bisa hanya mengandalkan SDA yang ada di dalam negeri? SDA akan terus menipis. Ketika ini mulai terjadi, Indonesia mau tidak mau harus melakukan “expansi” ke luar, dalam arti seperti AS/China/Rusia, bikin perusahaan/tambang/kilang/whatever di luar wilayah Indonesia. Dan untuk melindungi aset2 yang jaraknya jauh tersebut, kita butuh kapal2 perang besar, termasuk kapal induk. Ingat kejadian penyanderaan awak kapal Indonesia di Somalia dulu. Kelihatan begitu kerepotannya kita, sampai2 LPD dikadikan “kapal induk” dadakan.
Kapal induk “super carrier” seperti punya AS mungkin ketinggian untuk Indonesia karena biaya pembuatan dan operasional yang “wah”. Tapi setidaknya Indonesia di masa depan minimal harus punya kapal jenis LHD seperti Mistral/Dokdo/Izumo/silahkan tambahkan.
Udah ada maketnya. Ilmunya juga udah punya. Tinggal duit dan proyeksi doktrin poros maritim dunia.
Dan “political will”, ini yang sulit.
IFX tersendat-sendat karena pemangku kebijakan yang tidak punya “political will”, project dianggap tidak penting dan tidak menguntungkan kantong pribadi.
Skala ekonominya gak efisien
Negara2 lain punya konsep pespur gen 6 dan memborong pespur gen 5
Kita negeri kepulauan. Cari pulau yg stragis gantinya kapal induk….. Sokor bisa dibawah bumi pulau kita biar nggak kelihatan….
Melihat kondisi yang terjadi di Perancis saat ini, sepertinya bye bye Scorpene & Rafale, at least for now, nunggu situasi mereda. Pemerintah Indonesia sudah sibuk dengan covid-19 dan kegaduhan politik akibat omnibus law. Pemerintah tentu tidak mau menambah kegaduhan lain di dalam negeri dengan melakukan kerjasama militer secara terbuka dengan Perancis yang sedang ada kasus sara.
Diam2 bisa toh Macron cuma bermanuver politik dgn bahasa politik karena krisis sosial dlm negeri akibat golongan liberal kiri membuka pintu imigrasi.
Indonesia tidak akan membeli kapal Induk, karena tidak laku dijual saat Hari Raya Kurban.
#Yang laku Kapal Pejantan