Rusia Tawarkan MiG-35 ke Malaysia dengan Gaya “Trade in Promo”
|Banyak jalan dan strategi untuk menggolkan penjualan alutsista, dan salah satu yang terbilang unik baru-baru ini dilakukan Rusia guna memasarkan jet tempur anyar MiG-35 Fulcrum-F ke Malaysia. Rusia menawarkan MiG-35 lewat strategi mirip “trade in promo” ponsel yang jamak dilakukan di toko-toko dan mall. Yaitu sang penjual menawarkan produk baru dengan cara ‘membeli’ produk lama milik sang konsumen, atau bahasa mudahnya adalah ‘tukar tambah.’
Baca juga: [MAKS 2019] Panel Sayap Terlepas dalam Demo Udara, Pemasaran MiG-35 Bakal Makin Berat
Tak seperti Sukhoi Su-35 yang pamornya cemerlang dan relatif banyak diminati, Rusia menyadari bahwa potensi ekspor terbaik MiG-35 adalah kepada negara-negara yang memang dulunya adalah operator MiG-29 Fulcrum, lantaran platform MiG-35 tak lain adalah hasil pengembangan dari MiG-29. Sehingga pilot dan ground crew yang selama ini menangani MiG-29 akan lebih familier dengan MiG-35.
Seperti dilansir dari nst.com.my (30/8/2019), AU Malaysia (RMAF) memiliki 18 unit MiG-29N yang dibeli pada tahun 1995, dimana kesemua pesawat tempur yang pernah meramaikan Indonesia AirShow 96 itu dalam posisi di-grounded karena alasan perawatan. Dan lewat lobi tingkat tinggi, Presiden Rusia Vladimir Putin tengah mengupayakan pembelian ke-18 unit MiG-29 Malaysia yang kadung mangkrak.
“Sebagai imbal dari pembelian kembali MiG-29, kami menawarkan penjualan dua skadron MiG-35 kepada Malaysia,” ujar Victor Kladov, direktur kerjasama internasional dan kebijakan regional Rostec State Corporation. Victor Kladov menyebutkan dirinya telah bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad di Pameran Dirgantara MAKS 2019.
Lantas bagaimana tanggapan pihak Malaysia atas tawaran Rusia? Sejauh ini belum ada komentar resmi yang mengindikasikan Malaysia akan mengakuisisi MiG-35. Di luar paket “trade in promo,” Rusia juga menawarkan jet tempur (latih) ringan Yak 130 dengan syarat yang fleksibel. Bahkan Rusia menyatakan terbuka untuk transfer of technology dan produksi suku cadang berdasarkan skema offset.
Secara penampilan MiG-35 memang mirip MiG-29. Garis cetakannya sama, namun ujung bagian kokpitnya sedikit berbeda karena seluruhnya terbuat dari kaca layaknya pesawat tempur generasi kelima. Panel LCD yang berada di kokpit menampilkan informasi penerbangan dan pertempuran secara lengkap. Penempur generasi 4++ ini dibangun dari basis pesawat MiG-29K/KUB dan MiG-29M/M2.
Dibanding MiG-29, MiG-35 punya kemampuan tinggal landas di runaway pendek, melakukan pengereman tajam, mendaki secara vertikal, berputar di udara 360 derajat. Dibandingkan dengan versi dasar MiG-29, MiG-35 memiliki perbedaan yang cukup banyak. Selain rangka pesawatnya baru, MiG-35 sudah menggunakan kendali fly-by-wire, glass cockpit, mesin baru. Sistem pesawat juga adaptif dengan perangkat penglihatan malam (NVG).
MiG-35 ditawarkan dalam dua varian, model kursi tunggal dan dua kursi. Kedua versi sudah mengusung radar Active Electronically Scaned Array (AESA) Phazotron Zhuk-A/AE, radar ini dipercaya punya jangkauan deteksi sampai 260 km dan mampu melacak 30 sasaran secara simultan pada mode air-to-air and air-to-ground.
Meski ada insiden lepasnya panel pada sayap sebelah kiri, namun pada MAKS 2019 di Bandara Bandara Zhukovskiy, MiG-35D (tandem) berhasil memukau perhatian publik melalui atraksi udara yang dilakukan, antara lain manuver tail slide, barrel roll, dan nesterov loop yang juga dikenal dengan sebutan dead loop.
Sejauh ini pasar ekspor MiG-35 baru meraih kontrak untuk penjualan ke Mesir. Mesir yang memang pengguna MiG-29M pada April 2015 telah menandatangani kontrak akuisisi 50 unit MiG-35 senilai US$2 miliar, dimana unit perdana akan diserahkan ke Mesir pada 2020. (Bayu Pamungkas)
Kok Indonesia tidak di tawari
Percuma…nawarin ke Malasyia yg sudah megap-megap….
Itulah sayangnya …bangsa indonesia yg sbesarvini msih d kndalikan asing…kalah dg negara2 kcil d sekeliling…karna apa…karna mental bangsa ini..khususnya pejabatnya mental xxxx,mudah d suap dan inferior bila berhadapan dg negosiator asing…
Lebay amat. Realita TNI AU memang tak menginginkan Mig35. Malaysia mendapat persetujuan perdagangan eksklusif sawit dari beberapa negara karena menawarkan harga lebih rendah daripada Indonesia. Malaysia melakukan hal tersebut karena kondisi separuh bangkrut
@disnata
Saya setuju banget dg pendapat @priyo, terutama ttg : “khususnya pejabatnya mental xxxx,mudah d suap dan inferior bila berhadapan dg negosiator asing”…..contohnya sudah banyak banget kok, seperti dalam pengambilalihan saham Freeport, pengelolaan migas dikepulauan selaru, pengambilalihan pengelolaan blok mahakam dll
Saya cuma mempersempit ke arah isi artikel yaitu MiG 35 yang memang tidak diinginkan TNI-AU. Ini blog militer
Terserah orang mau lebay juga biarin aja om…hehe
Nah malaysia boleh menerima tawaran dr russia utk mengisi pertahannnya
😅😆
sulit rusia berharap ama malaysia, dgn kondisi ekonominya yg morat marit,..mau ditawarin dgn berbagai cara n strategi..yaa tetap susah, aplg ditambah ancaman embargo dari amrik buat negara2 yg beli senjata dr rusia,…kecuali buat negara2 yg sdh kuat secara ekonomi & kuat daya tawar, pengaruhnya kaya’ cina…mungkin mnyusul turki, india. India aja yg pelanggan dr dulu alutsista rusia, skrg makin sulit ‘dipegang’ rusia.
Kyknya gk ada masalah dgn india.. baru2 ini diberitakan klo mereka kembali memesan su30 mkm plus datang juga tawaran dari amrik buat produksi lokal pespur f16 versi india (f21). Untuk turki mereka sdh dikeluarkan dari program f35.. tpi sejauh ini dampaknya cma itu saja. Ini dibuktikan dgn kembalinya kontrak pengadaan t129 atak utk filipina stlh sebelumnya di pending. Sebagai salah satu anggota NATO yg memiliki angkatan bersenjata terbesar dan posisinya yg strategis krn menguasai selat bosphorus yg merupakan pintu masuk menuju laut hitam (wilayah rusia), amerika gk berani mengembargo turki lbh lanjut..
Kalau malon punya duit ni tawaran harus diambil, tp sayang budget malon ciput soalnya lg bangkrapsss,,,tp aneh jg sih liat gaya rakyat malon, masih aje blagu tajir 😂🤣
Indon pun takde wang.. projek KFX pun tak mampu bayar…wkwkwkwkwkw
Malon bangkraps ye,,,oh kaciannya, cup cup cup cup jangan nangis ye 😂🤣
Hawk 100/200 penggantinya bukan Viper deh om…lebih ke arah FA-50…menurut saya,maap kalau saya…maklum bkn petinggi TNI ,hahahha
FA-50 atau upgrade T/A-50 bukan menggantikan Hawk 100/200 tapi Hawk mk53
pembelian pespur malaysia itu dgn imbal dagang sawit, kebetulan rusia berniat memindahkan order sawit nya dari indonesia ke malaysia sbg bentuk protes krn service sukhoi nya gk ke rusia
Bicara negosiasi sawit Malaysia sudah mengalahkan Indonesia untuk mendapatkan hak dagang ekslusif di India, Cina dan Rusia. Kalau benar diterapkan 2020 Malaysia bakalan menggeser Indonesia sebagai eksportir sawit terbesar di dunia
Gw pernah nonton video takeoff mig29 secara vertikal.. gila kok pesawat ini bsa gtu yak?? Vertical takeoff disini bukan kyk f35 yg ngambang tpi bnr2 hidung pesawatnya mendongak keatas mirip pelucuran roket..
Yep. Dgn kemampuan stol lebih mumpuni daripada Flanker family serta tw ratio lebih gede daripada su57 sekalipun membuatnya menjadi pespur utama Russian Navy menggeser su33
Tuker guling tiap 10 Hawk seken dapet 5 MIG35 …
Pilihan logis buat TUDM. Dari sisi armament (R73 + R77 + KH27 + KH35) dgn jlh 2-3 kali lipat TNI AU sangat disayangkan kalau mubazir karena ketiadaan pesawat tempur
Sukhoi Malaysia tiada KH35 dan yang ada KH31 sama seperti milik TNI AU
Tepat buat TUDM tetapi tidak buat TNI AU yang menendang Mig 35 sejak 2016 buat program pesawat tempur workhorse dan pengganti Hawk 100/200 yang akhirnya dimenangkan Viper. Logistic Nightmare sudah sangat jelas pastinya.