[MAKS 2019] Panel Sayap Terlepas dalam Demo Udara, Pemasaran MiG-35 Bakal Makin Berat
|Belum lama berselang, pada 2 Agustus lalu sebuah F-16CJ Fighting Falcon membuat geger dunia dirgantara, setelah panel kanon pada jet tempur mulltirole tersebut terlepas saat melakukan demo udara di Thunder Over Michigan 2019 di Bandara Willow Run, Romulus, Amerika Serikat. Dan masib di bulan yang sama, yaitu 29 Agustus 2019, sebuah jet tempur MiG-35D (tandem seat) di MAKS 2019 juga diwartakan mengalami insiden yang serupa.
Baca juga: Saat Lakukan Manuver Tajam, Panel Kanon F-16CJ Fighting Falcon Terlepas
Bila yang menimpa pada F-16CJ adalah lepasnya panel pada sisi fuselage pesawat, yaitu di belakang dudukan kanon Gatling Gun M61A1 enam laras, maka di MiG-35D yang terlepas adalah panel pada sayap sebelah kiri.
Dikutip dari theaviationist.com, disebutkan insiden lepasnya panel pada sayap berpotensi mempermalukan pihak Mikoyan, yang kini menjadi bagian dari United Aircraft Corporation (UAC). Mikoyan layak malu, lantaran desain MiG-35 pada dasarnya dirancang lebih kuat dari MiG-29. Ada yang menyebut, saat itu MiG-35D diawaki oleh pilot uji (tamu) dari AU India yang diundang untuk mencoba pesawat tempur anyar twin engine tersebut.

MiG-35 merupakan pengembangan lanjutan dari MiG-29 Fulcrum, dimana India merupakan salah satu operator pesawat yang awalnya didapuk sebagai lawan tanding F-16 Fighting Falcon. Bagi Mikoyan, sosok MiG-35 sangat penting sebagai produk untuk pangsa ekspor. UAC rencananya akan menawarkan MiG-35 sebagai penempur generasi kelima dengan pembaruan pada paket airframe and avionics/flight control, mamun dengan harga yang lebih ekonomis ketimbang pesawat sekelasnya dari manufaktur Eropa Barat.
MiG-35 akan dijual dalam dua varian, model kursi tunggal dan dua kursi. Kedua versi sudah mengusung radar Active Electronically Scaned Array (AESA) Phazotron Zhuk-A/AE, radar ini dipercaya punya jangkauan deteksi sampai 260 km dan mampu melacak 30 sasaran secara simultan pada mode air-to-air and air-to-ground.
Dalam aspek persenjataan, MiG-35 dilengkapi kanon internal Gryazev-Shipunov GSh-30-1 30 mm dengan kapasitas 150 peluru. Payload senjata yang dapat digotong mencapai 6,5 ton dalam sembilah hard point. Jet tempur yang dalam kode NATO disebut Fulcrum-F dapat melesat sampai kecepatan 2.400 km per jam. Dan dapat terbang sejauh 2.400 km tanpa isi bahan bakar di udara.
Baca juga: Vulcan βGatling Gunβ M61A1 β Kanon Organik Legendaris Keluarga F-16 Fighting Falcon
Beda nasib dengan Sukhoi Su-35, pemasaran MiG-35 memang kurang moncer. Sejak terbang perdana pada 7 Februari 2007, tercatat baru Mesir dan Kementerian Pertahanan Rusia yang telah meneken kontrak pengadaan, itu pun pesanan dikurangi, dari awalnya komitmen 37 unit, dipangkas jadi 24 unit. Negara lain seperti Malaysia, Bangladesh dan Myambar pun masih dalam konteks pembeli potensial. (Gilang Perdana)
Bagi TNI AU Mig35 sudah tamat sejak 2016 dikalahkan Viper, Gripen dan FA50
https://www.indomiliter.com/kai-fa-50-mengintip-kemampuan-jet-tempur-second-layer-calon-pengganti-hawk-109209-tni-au/
Single engine lebih strong
https://www.indomiliter.com/open-sale-t-shirt-f-16-viper-enhanced-integrated-capabilities/
Pemenang sudah ditetapkan
@om faris,om kalo pemenang tender buat pengadaan hanud jarak sedang&jauh tni masih nanti atau sudah ada kah? “lima Detasemen Hanud (Denhanud). Ada pula pembentukan Detasemen/Satuan Peluru Kendali (Denrudal/Satrudal) Jarak Sedang dan Jarak Jauh.”
wah iya, fansboy di blog manapun pasti cakar2an mulu
@admin
Mimin yg baek….saya dapat info A2 dari seorang rekan yg ga mau diungkap identitasnya kalo salah satu drone yg disebut karya “anak bangsa”, sebenarnya adalah kustomisasi dari “pesawat ringan swayasa-versi tak berawak” racikan desainer pesawat swayasa beken: Burt Rutan π΅οΈπ΅οΈπ΅οΈ
Pesawat ringan swayasa-versi unmanned ini ternyata sudah banyak digunakan utk kepentingan militer oleh berbagai negara dan tampil dg “nama dan kustomisasi” yg beragam….salah satunya adalah BURRAQ, yg digunakan oleh AU Pakistan π€·
Mungkin @admin, berkenan mengkonfirmasi informasi ini ππ»ππ»ππ»
https://youtu.be/lPWXQbJuphc
Jd impas nih ya. F16 lepas skr mig jg ad yg lepas. Mw bahaya atau gk intiny sama” LEPAS.. πππ
Ini sih lebih parah dari yg kemarin di F 16 hemm
Tuh khan,
Panel sayap lepas itu lebih bahaya daripada panel fuselage di belakang dudukan gatling gun.
Lagipula kemarin khan F16 yang panel fuselagenya lepas itu khan umurnya udah tua, udah pernah dipakai 7 pilot.
Nah lha ini Mig-35 yang tergolong baru kok lepas panel sayapnya, udah gitu panel yang lepas di sayap Mig-35 ternyata lebih panjang dan lebih lebar daripada panel fuselage yang lepas pada F16 tua itu.
Ternyata pesawat produk Rusia itu segitu aja ya mutunya? Kemarin Su-47 dipamerkan tapi nggak bisa terbang, sekarang Mig-35 bermasalah. Katanya bagus? Katanya canggih? Katanya metalurgi bermutu tinggi? Kok lepas?
makanya beli produk tiongkok belum ada problem π
emang joss top siip nih pesawat2 rusia.. berkat ilmu metalurgi zaman brontosaurus nih pespur punya fitur auto protol untuk mengurangi beban.. juozzzz…
Gak usah digeneralisasi. Masalah MIG produksi barang dengan kualitas dibawah standar iti berita basi. Masih ingat kasus dengan Algeria? Kondisi finansial MIG belum memungkinkan untuk memulihkan kualutas produknya.
Boleh tanya kenapa Sukhoi gak ikutan rontok?
Jangan membodohi orang dengan tingkah bodoh, akhirnya lu sendiri kelihatan bodoh.
Counter yg Mantap sekali bung JG…
Well, jgn sampai over proud satu sisi lah, yang pada akhirnya gajah di pelupuk mata tak terlihat semut di sebrang terlihat
Pointnya ini pesawat baru dan terjadi saat melakukan demo. tentu pengaruhnya sangat besar.
Lagipula jika tdk kondisi finansial belum memungkinkan harusnya tdk lulus quality assurance bukan? Karena dpt berimbas ke berbagai faktor misalnya safety dan goodwill dari negara pembuatnya.
Justru karena MIG berupaya ingin memulihkan kondisi finansialnya dengan berusaha menjual pesawatnya secepat dan sebanyak mungkin, mereka berkompromi dalam hal “kejar tayang”
Pemerintah Rusia sendiri tampaknya memahami hal ini dan memberikan lampu hijau, cukup fair bagi pemikiran orang Rusia karena pemerintah rusia tidak memberi sokongan finansial memadai kepada MIG (hanya cukup membuat MIG bisa “bernafas” dari hari ke hari tapi gak “memberi makan”) dan membiarkan perusahaan itu bangkit dengan usahanya sendiri.
Bukannya mesir sudah mengakuisisi MIG-35 ini bung admin.? Kok masih pembeli potensial ya.?
Terima kasih atas koreksinya, memang sudah kontrak dan rencananya unit perdana pesanan Mesir akan diterima pada tahun 2020.
Mesir itu beli MIG 29 tapi diupgrade setara MIG 35.
No..itu pembelian yg berbeda..
Bakalan bnyak yg komen ni… πππ