Rusia Bulatkan Tekad (Lagi) untuk Kirimkan Sukhoi Su-35 ke Indonesia
Lantaran telah menjadi perhatian di level dunia, rencana akuisisi 11 unit jet tempur Sukhoi Su-35 untuk Indonesia, kerap menjadi pertanyaan yang dilontarkan media internasional kepada pemangku kebijakan pertahanan di Rusia. Meski belum ada titik terang seperti apa skema kelanjutannya, Valeria Reshetnikova, juru bicara Federal Service for Military-Technical Cooperation (FSMTC) telah memberikan keterangan yang menjadi perhatian publik.
Baca juga: Telah Menjadi Perhatian Dunia, Rusia Bertekad Tuntaskan Akuisisi Su-35 untuk Indonesia
Dikutip dari situs Kantor Berita Rusia – Tass.com (21/7/2021), Valeria Reshetnikova memberikan pernyataan bahwa pihak agensi (Rusia) bertekad untuk mengirimkan 11 unit Sukhoi Su-35 kepada Indonesia. Pernyataan Valeria disampaikan di ajang MAKS 2021. Ia mengatakan, “Rusia siap untuk memasok Su-35 ke Indonesia meskipun ada tekanan terhadap negara Asia-Pasifik ini.”
Meski begitu, belum ada penjelasan model konkrit yang ditawarkan Rusia, khususnya agar Indonesia tidak terdampak dari bayang-bayang Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) yang masih diberlakukan AS kepada negara-negara yang ingin membeli alutsista dari Rusia.
Kilas balik Agustus 2020, pernyataan senada dengan Valeria Reshetnikova juga pernah diutarakan oleh Dmitry Shugaev, direktur FSMTC. Dikutip dari Tass.ru (23/8/2020), Ia menyebutkan bahwa meski ada tekanan dari Amerika Serikat di Jakarta. Rusia bertekad untuk memenuhi kontrak dengan Indonesia untuk memasok armada Su-35, “Saya meyakinkan bila Rusia bertekad untuk melaksanakan kontrak. Ada beberapa detail teknis yang saya harap akan segera diselesaikan dalam waktu dekat,” kata Shugaev.
Baca juga: Empat Tahun Berlalu Sejak MoU, Bagaimana Nasib Pengadaan 11 Unit Su-35 untuk Indonesia?
Penandatanganan MoU untuk 11 unit jet tempur Su-35 telah dilakukan pada awal 2018, namun karena ancaman sanksi AS, pelaksanaannya belum dimulai hingga saat ini. Selain tekanan dari AS, rencana pengadaan Su-35 untuk Indonesia juga terganggu akibat pandemi Covid-19, dimana ada redistribusi dana anggaran. (Gilang Perdana)
beli su chekmate.. jgn su-57.. terseok dikunci oleh rafale..
Rusia masih belum ngerti juga….. Indonesia itu tidak ada duitnya… 😆😆
Beli aja lah T50.. seratus biji terus di pasang laser tembak buat nyorot mata” para koruptor
……NIKMATI INI DULU…..
https://youtu.be/x1DAI4b5sRg
Ane tidak yakin Rusia punya nyali kirim Su35 ke indo. Itu nol besar.
hheboh raffale..f-15..su-35 ….ujug-ujug mak bedunduk yg dtng T-50…
heboohh beli kasel baru…clak cluk yg d setujui anggaran beli kasel bekas…
ap yg masih d harapkan…???
Bismillah baik itu SU.35,F.16,T.50I,raffalle maupun gripen serta boramae KAI jika memang secara jelas dan nyata TNI AU membutuhkan skadron pesawat tempur seperti itu,kenapa tidak direalisasikan.cuma ingat bila indonesia membeli paket F.16 V maupun F.15 EX … pola embargo amerika terhadap F.16 dan F.5 Tiger II TNI.AU yang tidak bisa patroli udara,indonesia harus tegas dan keras terhadap amerika. BELI F.16 dan F.15 EX produk amerika harus diimbangi pola TOT pola embargo amerika terhadap TNI.AU harus dihentikan selama masa 35 tahun kedepan,jika amerika melanggar terang terangan aja sebutkan butir TOT nya amerika harus serahkan 2 skadron peswat F.35 serta rudal rudal MIM 104 patriot sebanyak 5 baterai… bila amerika melanggar ketentuan hal itu Bagi china bila ingin hibahkan peswat tempur J.10 mereka sebanyak 2 skadron itu bagus artinya china benar benar mau promosikan J.10 mereka melalui TNI.AU walaupun hanya dipakai sebagai pesawat latih tempur TNI.AU … tahun 1945 semasa kemerdekaan rakyat aceh turut serta membantu dana untuk keperluan TNI.AU pembelian pesawat cargo yang akhirnya jatuh ditembak belanda.tahun 2021 sampai 2035 generasi muda di komisi I DPR RI harus bahu membahu mendukung TNI.AU menyetujui mengawal pembahasan skadron udara TNI.AU sampai pesawat tempur tersebut tiba dihanggar pesawat.semoga aspirasi ini seluruh anggota komisi I DPR RI bisa membantu TNI.AU dalam pengadaan hal tersebut termasuk disistem pertahanan udara rudal rudal menengah jagkauan 30 km sampai 50 km harus TNI.AU punya.coba diusung rudal rudal seperti BUK dan TOR maupun pantsir guna menambah kekuatan alutsista TNI.AU
Berita terbaru buat yg ngarepin Su-35 datang ke Indonesia dan alasan India beli banyak Rafale daripada beli Su-30MKI atau Su-35.
https://idrw.org/rafales-spectra-ew-suite-jammed-su-35-radar-in-war-game-by-egyptian-air-force/
Ditunggu artikelnya Min.
Tidak ada hubungannya pembelian Rafale India dengan Mesir yg menjamming SU 35, India borong Rafale dan tidak ngeteng agar dapat TOT seperti halnya India borong Flanker selain itu spek SU 35 & SU 30 MKI itu tidak sama.SU 30 MKI dibuat khusus untuk spesifikasi India dan diintegrasikan dengan sistem dan avionik India serta sub-sistem Prancis dan Israel & SU 30 MKI juga dilengkapi dengan radar AESA.
Loh ada hubungannya Dhek, itu karena Mesir pake Rafale buat jadi lawan Su-35 dan India beli Rafale karena Musuhnya,China, Punya Su-35 dalam jumlah banyak apalagi mereka juga punya turunan KW Su-30/33 dalam bentuk J-11 dan J-15. So, sudah tepat Indonesia beli Rafale karena musuh potensial mereka di Natuna juga China.
Gak mungkin dong Indonesia beli Su-35 yg notabene Musuhnya juga punya dan tau luar-dalam ttg Su-35.
Kalau pembelian Rafale India untuk menandingi F 16 Pakistan atau Flanker Cina itu bisa dimengerti tapi harus diingat India hanya membeli SU 30 MKI itu sesuai dgn kebutuhan dan tidak ada alasan India tidak menggunakan SU 30 MKI untuk melawan Flanker Cina karena Flanker India & Cina memiliki spek yg berbeda.lalu siapa yg mengatakan su 35 akan dipakai menghadapi Cina.
Justru pembelian Rafale dan pengadaan pespur baru India itu untuk mengganti Su-30 MKI yg sudah jadul dan terbukti tidak berkutik menghadapi F-16 dg Amraamnya.
Yah Kalo melihat kondisi dan kemungkinan eskalasi yg ada di LCS dan Natuna, Bila Indonesia beli Su-35 yg jumlahnya cuman sedikit jelas tidak akan mampu menghadapi Su-35 China atau Flanker KW China lainnya. Radar dan rudal yg dimiliki Su-35 yg jadi alasan utama kenapa sebaiknya Indonesia meninggalkan pilihan itu. China bisa mengintegrasikan rudal aktif mereka pada Su-35 dan pespurnya sedangkan pilihan rudal yg bisa diakuisisi Indonesia bila beli Su-35 cuman R-77 yg notabene masih semi aktif dan terbukti tidak berguna di palagan Kashmir.
India tidak akan mengganti SU 30 MKI dgn Rafale karena Rafale India fokus pada fungsi nuclear strike dan om gatol su 30 MKI tidak hanya membawa rudal buatan Rusia tetapi juga rudal Astra , Brahmos versi super Sonic & hipersonik, Derby ER,bahkan ada rencana menggunakan meteor,dll.