“Renault 18 Secanggih Rudal Exocet”, Potret Iklan Otomotif Era 80-an

Mengasosiasikan keunggulan suatu produk dengan produk lain sudah jamak dalam dunia marketing, saat ada produk yang sedang lagi ‘naik daun’ maka tak jarang produk lain yang sedang memasuki pasar akan mempersepsikan keunggulannya pada produk yang sedang populer di masanya. Seperti di segmen alutsista, keberhasilan Argentina meluncurkan rudal anti kapal Exocet dalam Perang Malvinas di tahun 1982, rupanya ditangkap sebagai peluang promosi pada merek otomotif Renault.

Baca juga: Dari Helikopter H225M Caracal, AL Brasil Sukses Luncurkan Rudal Anti Kapal AM-39 Exocet

Sebagai produsen otomotif yang berasal satu negara dengan manufaktur rudal Exocet (Perancis), maka serangan jet tempur Super Etendard Argentina pada 4 Mei 1982 yang melepaskan rudal anti kapal AM-39 Exocet dan mengkaramkan kapal perusak Inggris HMS Sheffield, adalah peluang pencitraan tersendiri atas keunggulan teknologi Perancis. Bukan hanya HMS Sheffield, pada 25 Mei 1982, rudal buatan Aerospatiale (sekarang MBDA) ini juga berhasil menggasak kapal kontainer SS Atlantic Conveyor yang membawa enam helikopter Wesltland Wessex, tiga helikpter Chinook dan sebuah Sea Lynx.

Dan lewat sebuah poster iklan di era 80-an, Renault 18 yang kala itu dipasarkan oleh PT Astra Internasional dan PT Multi Finance Motor, memperlihatkan tagline yang menarik, “Renault 18 Sebagaimana Exocet… sentuhan keunggulan teknologi Prancis”.

Sedan Renault 18 masuk ke pasar Indonesia pada periode 1983-1984, mengutip dari mobilretroklasik.com, Renault 18 yang masuk ke Indonesia secara CKD (Completely Knock Down) menggunakan kit CKD yang keseluruhannya dibuat di Perancis. Karena kit CKD tersebut dikenai pajak tambahan, menjadikan mobil ini harus dijual dengan harga yang mahal. Persoalan itulah yang membuat mobil-mobil Renault terbilang langka di Indonesia jika dibandingkan dengan mobil-mobil buatan Citroen dan Peugeot yang harganya lebih murah disebabkan karena sebagian suku cadangnya dibuat di Indonesia.

Namun, karena kit CKD dibuat dan didatangkan langsung dari Perancis, membuat Renault 18 versi Indonesia sama persis dengan yang dijual di Perancis, baik dari sisi mesin maupun aksesoris, sehingga dari sisi kenyamanan dan kemananan dalam berkendara cukup dapat diandalkan.

Mengenai rudal yang diasosiasikan keunggulannya, yakni AM-39 Exocet adalah varan rudal anti kapal yang diluncurkan dari udara ke permukaan. Meski AM-39 Exocet tidak pernah dioperasikan di Indonesia, namun Indonesia yang kala itu tengah bersiap menerima kedatangan helikopter angkut sedang multirole NAS 332L Super Puma dari PT IPTN (sekarang – PT Dirgantara Indonesia) berusaha mengikuti perkembangan tren kekinian alutsista.

Di awal tahun 80-an bersamaan dengan kedatangan tiga frigat Fatahillah Class dan KCR (Kapal Cepat Rudal) Mandau Class yang paketnya dibekali rudal anti kapal MM-38 Exocet, oleh pihak Aerospatiale (sekarang – MBDA) sebagai manufaktur Exocet, Indonesia juga ditawarkan platform Exocet yang diluncurkan dari udara ke permukaan, persisnya rudal anti kapal AM-39 Exocet yang sejatinya dirancang meluncur dari jet tempur, pesawat patroli maritim, dan helikopter. Di periode tersebut TNI AU jelas belum punya jet tempur berkemampuan melepas rudal anti kapal.

HMS Sheffield korban hantaman AM-39 Exocet Argentina.

Namun pihak Aerospatiale cukup cerdik, Puspenerbal TNI AL yang tengah mengoperasikan helikopter gress NAS 332L Super Puma produksi PT IPTN dari Aerospatiale, Perancis, adalah helikopter yang dirancang pas sebagai platform peluncur AM-39 Exocet.

Baca juga: SS Atlantic Conveyor – Kisah Tragis Kapal Kontainer yang Diubah Menjadi ‘Kapal Induk’

Melihat penawaran yang menarik ini, kemudian salah satu Super Puma pesanan TNI AL dicoba untuk dipasangi rudal ini. Yang dipilih adalah Super Puma dengan nomer HU-442. Saat itu foto Super Puma TNI AL yang menggotong AM-39 Exocet terbilang populer dan menjadi media promosi menarik bagi PT IPTN. Namun sayangnya yang digotong dalam uji coba bukanlah rudal asli, alias hanya dummy. (Gilang Perdana)

7 Comments