Reina Ysabel (A06) – Kapal Ferry Angkut Logistik ‘Raksasa’ milik AL Spanyol
|Kapal ferry awalnya dirancang sebagai wahana angkut penumpang dan kendaraan sipil, namun, dinamika dan kebutuhan operasi memberi peran lebih luas kepada kapal ferry, yaitu juga diadapatsi bagi kebutuhan angkut militer. Di lingkup TNI AL misalnya, ada KRI Tanjung Kambani 971, kemudian semasa jejak pendapat di Timor Timur, Australia pernah mengoperasikan HMAS Jervis Bay (AKR 45) – kapal ferry futuristik dengan lambung katamaran.
Baca juga: HMAS Jervis Bay “Dili Express,” Kapal Katamaran Legendaris Andalan INTERFET
Bahkan, belum lama ini Cina (meski masih berstatus kapal non militer) menggunakan kapal ferry sipil jenis Ro-Ro (roll on – roll off) Bang Chui Dao untuk embarkasi dan debarkanis ranpur amfibi. Sesuatu yang agak tak lazim dan banyak dikaitkan oleh beberapa kalangan sebagai bagian dari kampanye invasi ke Taiwan. Dan terkait kiprah kapal ferry Ro-Ro, Angkatan Laut Negeri Matador kini mengoperasikan satu unit kapal ferry raksasa dan baru resmi diakuisisi. Yang dimaksud adalah Reina Ysabel (A06).
Seperti halnya KRI Tanjung Kambani 971 yang dulunya dioperasikan perusahaan angkutan laut sipil, maka Reina Ysabel pun serupa. Dikutip dari navalpost.com (26/5/2021), Reina Ysabel dulunya bernama Galicia milik Suardiaz shipping, perusahaan jasa angkut logistik asal Spanyol.
Resminya, Kementerian Pertahanan Spanyol mengakuisisi Galicia akhir tahun 2020 seharga 7,5 juta euro dan setelahnya dilakukan serangkaian modifikasi di pelabuhan Vigo. Bagi Angkatan Laut Spanyol, kehadiran Reina Ysabel dimaksudkan untuk menggantikan kapal logistik El Camino Español (A-05) dan Martín Posadillo (A-04) yang telah dinonaktifkan masing-masing pada tahun 2019 dan 2020.
Reina Ysabel (A 06) per 2 Juni 2021 telah resmi dioperasikan AL Spanyol. Dibangun oleh Hijos de J. Barreras shipyard, peletakan lunas pertama kapal ferry ini dimulai pada 21 Maret 2003, dan kapal ini diluncurkan pada 24 September tahun yang sama. Berjarak waktu cukup lama dari diluncurkan, Galicia baru mulai beroperasi pada 16 Desember 2014.
Baca juga: KRI Tanjung Kambani 971 – Ini Dia! Kapal Feri Yang Dipersenjatai
Sekilas tentang Reina Ysabel (A06) punya bobot mati 16.361 ton, panjang 149,38 meter dan lebar 21 meter. Kapal ferry ini ditenagai 2 x Wärtsila 9L32 engines dengan tenaga 11.258 hp yang mampu menghasilkan kecepatan maksimum 15 knots. Dari kapasitas, Reina Ysabel (A 06) dapat membawa 110 trailer dengan bobot antara 32 dan 54 ton dan 251 kendaraan (mobil), atau 1.404 kendaraan di tujuh dek. Kapal ferry ini dilengkapi folding ramp dengan panjang 5,5 meter. (Gilang Perdana)
Nah Indonesia kalo udah punya heavy fregat baru cocok punya kapal logistik sebesar itu. Kan kalo light fregat semacam KRI REM dengan panjang 105 m maka kapal logistiknya pas LPD 125 m. Kalo heavy fregat, kapal logistiknya 150 m. Kalo Indonesia punya light destroyer 150 m, ya kapal logistiknya di 180 an m.
Tu mah kapal full RO-RO kapal capek suruh iket2 mobil yg d angkut kebayang 200 mobil 4 ban = 800 ikatan😁😄
Min angkat beritanya Menhan Prabowo resmikan 2 kapal LST teluk Bintuni class Yaitu KRI teluk Weda dan KRI teluk Wondama
Salah satu Mengapa kapal Angkut personil TNI AL seperti KRI Karang tekok dan kawan-kawan yang merupakan kapal Feri dipensiunkan adalah karena Boros BBM Apalagi saat ini TNI AL sudah memiliki Kapal LPD dan LST yang bisa digunakan untuk mengangkut pasukan, senjata dan logistik yang memiliki kecepatan ekonomis Sesuai Budget TNI AL dan Salah satu alasan mengapa dulu TNI AL menerima hibah kapal feri karena kekurangan kapal untuk misi angkut personil, logistik dll dan itu dulu kalau sekarang TNI AL sudah memiliki banyak kapal LPD dan LST
ya itu kapal komersial sebetulnya, coba pt pal kerja sama sama perusahaan komersial produksi itu. nti bikin gede bisa buat bawa logistik/alusista ke wilayah yang terancam dikuasai musuh. Tapi resiko tinggi banget.. kapal besar mudah dijadikan target serangan musuh. jadi kapal kapal tidak besar tidak bisa ditarget satu persatu.. mikir dl
Berarti ini kapal bisa mengangkut 100 tank harimau dan 50 unit Anoa sekali jalan. Ditambah bisa mengangkut semua anggota keluarga mbah Gatol utk migrasi ke Vanuatu.
Tp Indonesia sdh membangun banyak LST, jd yg spt ini gak diperlukan oleh TNI.