Update Drone KamikazeKlik di Atas

Ranpur Amfibi BMP-3F ‘Lolos’ Gun Stabilization Test – Penunjang Akurasi Tembakan Saat Melaju

Akurasi tembakan meriam pada tank sangat dipengaruhi salah satunya oleh stabilitas laras atau gun stability, apalagi saat kendaran tempur harus melakukan tembakan sembari melaju (bergerak), maka stabilitas laras adalah kunci yang harus dikuasai oleh personel kavaleri.

Baca juga: Calon Awak Ranpur BMP-3F Korps Marinir Berlatih Penembakan Malam dengan Teropong Bidik SOZh-TM

Seperti di bawah ini terdapat video “Gun Stabilization Test” yang memperlihatkan uji stabilitas laras pada Main Battle Tank (MBT) Leopard 2A4 dan ranpur Infantry Fighting Vehicle (IFV) BMP-3F. Video ini menjadi menarik untuk dicermati, terutama karena Leopard 2A4 dari Jerman adalah MBT andalan kavaleri Kostrad TNI AD. Sementara BMP-3F dari Rusia, telah menjadi ikon keperkasaan ranpur amfibi Korps Marinir TNI AL.

Lain dari yang disebut di atas, kedua ranpur yang kerap berdefile bareng dalam perayaan HUT TNI, rupanya adalah dua ranpur yang saling berseturu di perang Ukraina. Leopard 2A4 telah dipasok oleh aliansi negara-negara Barat ke Ukraina, sebaliknya BMP-3F digunakan pasukan infanteri (Marinir) Rusia dalam operasi khususnya.

Dalam tulisan ini, secara khusus dibahas tentang stabilitas laras pada ranpur amfii BMP-3F. Seperti terlihat dalam video, BMP-3F Korps Marinir pada ujung laras meriam 2A70 100 mm, ditempatkan gelas berisi air. Dan ketika tank bermanuver di lintasan yang tidak rata, isi air dalam gelas ternyata bisa tidak tumpah.

Hal tersebut menyiratkan bahwa stabilitas laras meriam pada BMP-3F sangat baik. Meski bukan satu-satunya penentu akurasi tembakan, namun stabiltas laras memegang peranan yang penting dalam kinerja penembakan meriam pada tank.

Dari spesifikasi, BMP-3 dilengkapi dengan electro-mechanical stabilizer 2E52-2. Nama pabrik 2E52-2 adalah ITsKR.461314.001. Stabilizer ini memungkinkan penembakan dengan akurasi sangat tinggi melalui penggunaan dua motor listrik EDM-20M. Kedua motor identik dalam performa dan presisi; satu menggerakkan mekanisme elevasi laras senjata dan satu lagi menggerakkan mekanisme traverse turret (kubah).

Menurut Thesovietarmourblog, keuntungan signifikan dari all-electric dari sistem stabilisasi laras adalah tidak ada cairan hidrolik berbahaya yang mudah terbakar yang dipompa pada tekanan tinggi di sekitar turret, sehingga jika lapis baja (proteksi) tank berlubang, kemungkinan kendaraan terbakar sangat berkurang.

Tidak adanya pipa ledeng di dalam turret juga memudahkan perawatan kendaraan. Selain itu, pompa hidraulik berukuran besar, berisik, dan mengonsumsi banyak daya. Keuntungan penting lainnya adalah daya tahan listrik BMP-3 saat menyergap dengan mesin mati lebih baik, meski masih agak terbatas karena kendaraan tidak memiliki APU (auxiliary power unit).

Stabilizer complex mencakup sensor gulungan giroskopik 1B14. Sensor giroskopik ini membutuhkan waktu dua menit untuk mencapai kecepatan operasinya, yang dilakukan saat menyalakan kendaraan. Masa garansi adalah 1500 jam operasi. Selain itu, ada pula sensor posisi sudut PT115ks-1G dan akselerometer TGP-5.

Stabilizer 2E52-2 beroperasi dalam tiga pilihan mode; automatic, semi-automatic dan guiding. Dalam mode automatic, pengoperasian stabilizer disederhanakan dan mudah dipahami: stabilizer menjaga senjata tetap stabil dan diarahkan ke target dengan presisi maksimum saat kendaraan bergerak. Ini adalah mode tujuan umum yang dimaksudkan untuk menembak target darat dan target udara yang melayang atau bergerak lambat.

Baca juga: Bedah Meriam 2A70 – Senjata Utama Pada Ranpur Amfibi BMP-3F Korps Marinir

Stabilizer complex membutuhkan dua menit untuk aktif sepenuhnya. Saat tidak dalam pertempuran, stabilizer harus disetel ke mode siaga untuk mencegah keausan yang berlebihan. Saat memasuki pertempuran, penstabil dapat diaktifkan dari mode siaga, yang hanya membutuhkan satu atau dua detik untuk mencapai fungsionalitas penuh. (Bayu Pamungkas)

4 Comments