Rahasia dari Kursi Lontar dan Kaca Kanopi Pada Jet Tempur MiG-21 TNI AU

Kursi lontar SK-1 dengan kaca kanopi pada MiG-21 PFM yang berlaku seperti kapsul.

Pada artikel terdahulu kami pernah mengulas tentang ciri unik dari jet tempur MiG-21F-13 (Fishbed C) yang pernah dioperasikan Skadron Udara 14 TNI AU. Di artikel disebutkan bahwa penempur bermesin tunggal itu punya desain kanopi dengan engsel di depan, menjadikan pintu kokpit dibuka dengan mendorong ke depan, alias mirip dengan desain kaca kanopi pada jet tempur stealth F-35 Lightning II.

Baca juga: Sisi Lain MiG-21F-13 Fishbed C, “AK-47 of The Air” TNI AU

Dan, rupanya desain kaca kanopi yang membuka ke depan pada generasi MiG-21F juga terkait dengan jenis kursi lontar (ejection seat) yang digunakan. Disebutkan dalam beberapa literasi, bahwa generasi MiG-21 PFM, termasuk MiG-21F yang pernah dioperasikan TNI AU menggunakan SK-1 ejection seat.

Tidak seperti mekanisme kursi lontar pada jet tempur yang kita kenal saat ini, maka kanopi pada MiG-21F terkait langsung dengan kaca kanopi. Dimana kanopi berperan untuk melindungi pilot saat proses lontaran kursi terjadi, yakni dengan ‘membentuk’ pola seperti kapsul. Tujuannya tentu ada, yaitu untuk memberikan proteksi bagi pilot, terutama dari kecepatan aliran udara, khususnya saat terjadi high speed ejection. Sebagai informasi, kecepatan lontar roket pada SK-1 ejection seat ada di rentang 350 – 400 km per jam.

SK-1 ejection seat.

Saat melontarkan, SK-1 ejection seat terhubung dengan kanopi untuk membuat kapsul yang membungkus pilot. Setelah proses pelontaran berhasil, maka kapsul terbuka untuk memungkinkan pilot terjun payung ke permukaan.

Kursi diperlihatkan pada tahap pelontaran awal dengan kanopi terkunci di atasnya dan parasut penstabil utama dilepaskan untuk mencegah kursi jatuh dan menjaganya dalam posisi tegak, atau lebih tepatnya dalam posisi hampir horizontal tetapi tetap dengan bagian atas di titik tertingginya (yang memungkinkan rotasi kanopi dengan mudah saat dilepaskan).

Dalam catatan sejarah, saat mempersiapkan Operasi Trikora untuk perebutan Irian Barat, di 1962 TNI AU (d/h AURI) menerima 20 unit MiG-21F-13 dan 2 unit MiG-21U Izdeliye. Uji perdana MiG-21F-13 dilangsungkan pada 1956 dan memasuki fase produksi pada 1960.

Baca juga: Ternyata Ada Kaitan Antara Sean Connery dan Jet Tempur MiG-21 “007” 

Pihak NATO menyebut MiG-21 sebagai Fishbed, tapi lain hal dengan pihak Rusia, mereka menjuluki jet andalannya ini dengan nama “Balalaika”. Nama itu diambil dari nama sejenis alat musik tradisional Rusia, yang bentuknya mirip dengan bentuk badan (fuselage) MiG-21. (Gilang Perdana)

2 Comments