Radwar N-22: Mobile Surveillance Radar dengan Perlindungan Lapis Baja

Sosoknya terbilang masif dengan antena menjulang, sontak wahana mobile radar dengan cat hijau ini menjadi maskot utama dalam perhelatan pameran militer terbesar dua tahunan di Indonesia. Yang dimaksud tak lain adalah Radwar N-22, jenis mobile surveillance radar yang dibawa langsung dari Polandia untuk ditawarkan kepada TNI. Meski akhirnya tak diakuisisi oleh Indonesia, namun tak pelak keberadaan N-22 menjadi identitas yang tak terlupakan dalam Indo Defence 2004 di JIE Kemayoran, Jakarta.

Baca juga: Mengenal SHIKRA – Radar Pengendus Sasaran Untuk Rudal Starstreak TNI AD

Dibanding jenis mobile surveillance radar yang dioperasikan TNI, jelas Radwar N-22 tampil beda. N-22 terlihat garang karena mengusung platform heavy truck Tatra 815 8×8. Dibangun laksana kendaraan tempur, bagian kompartemen pengemudi dan ruang operator radar dibalut dengan material tahan terjangan peluru.

Dirunut dari spesifikasinya, Radwar N-22 digadang sebagai radar jenis 2D dengan jangkauan menengah. Perannya lebih ditekankan untuk urusan taktis guna memandu baterai Satuan Tembak rudal atau kanon Arhanud. Namun menurut pihak Radwar, N-22 juga dapat difungsikan untuk menutup gap coverage antar radar militer.

N-22 masih menggunakan antena model parabolic reflector, bentang reflektornya adalah 4,2 x 3,1 meter. Radarnya sendiri beroperasi pada frekuensi S-band dengan pulse repetition frequency (PRF) 1000 Hz dan kecepatan rotasi antena 10/24 RPM. Jarak jangkau intai radar ini adalah 100 km dengan ketinggian deteksi maksimum 7.000 meter. Di Polandia, N-22 diperankan sebagai elemen pendukung pada rudal hanud jarak sedang 9M33M3 (Osa-A).

Baca juga: Lihat Detail AS901A 3D, Radar Intai Baterai Kanon Giant Bow 23mm

N-22 dibangun dari pengembangan jenis mobile radar N-21, debut produksi N-22 dimulai sejak 1990 oleh Radwar, yang saat ini telah menjadi Pit-radwar. Saat ini N-22 telah ditawarkan dalam varian yang lebih maju, N-22N yang punya kemampuan sebagai radar 3D yang dapat menjangkau sasaran di ketinggian 30.000 meter. (Haryo Adjie)

5 Comments