Qi Jiguang 83 – Kapal Latih Terbesar AL Cina, Memulai Pelayaran Dua Bulan di Asia Pasifik
Bila Taruna Akademi Angkatan Luat (AAL) TNI AL saat ini tengah melaksanakan pelayaran ke luar negeri dengan KRI Bimasuci 945 dalam misi Latihan Kartika Jala Krida 2019, maka hal serupa juga tengah dilakukan para Taruna AL Cina. Tidak menggunakan kapal layar tiang tinggi seperti Taruna AAL, sebanyak 517 Taruna dan pelaut AL Cina kini tengah berlayar dengan kapal latih modern (naval training ship) berbobot 9.000 ton dan panjang 163,5 meter. Kapal latih yang dimaksud adalah Qi Jiguang dengan nomer lambung 83.
Baca juga: RNS Perekop 310 – Meriahkan Naval Exercise Komodo 2018, Inilah Kapal Latih Kadet AL Rusia
Dikutip dari eng.mod.gov.cn, kapal tersebut telah bertolak dari Pelabuhan Dalian, Provinsi Liaoning pada 20 September 2019. Rencananya kapal latih ini akan berlayar mengarungi sejumlah negara di Asia Pasifik, termasuk Brunei Darussalam, Timor Leste, Fiji dan Selandia Baru. Durasi pelayaran para Taruna ini adalah dua bulan, rute yang bakal dilalui seperti Laut Kuning, Laut Cina Timur, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Laut Banda, Laut Timor, dan Laut Arafura.
Selain menyambagi sejumlah negara di Asia Pasifik, para kadet akan mendalami 27 mata pelajaran, diantaranya pelajaran navigasi terestrial, navigasi selestial, dan hidro-meteorologi.
Tentang Qi Jiguang, kapal ini dioperasikan oleh Detasemen Kapal Pelatihan dari Akademi Angkatan Laut yang berpusat di Lanal Dalian. Selain diketahui punya panjang 163,5 meter, lebar kapal ini adalah 22 meter. Dimensinya yang masif dibuktikan dengan tersedianya struktur bangunan kapal bertingkat plus keberadaan dek helikopter berukuran besar, namun tidak dilengkapi fasilitas hanggar.
Kapal latih ini juga dilengkapi sistem pertahanan udara dan permukaan ringan, yaitu satu pucuk meriam H/PJ-26 kaliber 76 mm pada haluan dan dua kanon H/PJ-17 kaliber 30 mm pada bagian belakang. Dari sumber yang sama, disebut kapal latih ini punya kecepatan maksimum 22 knots dan didapuk sebagai kapal latih terbesar milik Cina saat ini. Bahkan situs globalsecurity.org menyebut Qi Jiguang adalah kapal latih dengan tonase terbesar dan termodern di dunia.
Qi Jiguang dibekali peralatan canggih dan lengkap. Beberapa set peralatan pengajaran di kapal ini dikembangkan secara mandiri oleh Cina. Proses pelatihan di kapal ini konon dapat menjamin lebih dari 400 siswa atau perwira angkatan laut untuk menyelesaikan tugas magang di pelayaran jarak dekat dan jauh. Tidak itu saja, Qi Jiguang juga dapat melakukan operasi militer non-perang seperti evakuasi di luar negeri dan bantuan saat bencana alam. (Bayu Pamungkas)
@bung admin mau tanya.
Kalo Taruna AL Cina berlatihnya dng kapal yg sdh syarat teknologi modern. Sementara Taruna TNI AL kita msh menggunakan kapal layar tiang tinggi. Biasanya KRI apa yg dipake utk melatih taruna yg telah selesai melaksanakan pembelajaran di Kapal layar tiang tinggi agar mereka bisa beradaptasi dng teknologi modern di kapal perang saat ini? Mengingat kalo pembelajarannya dimulai dr kapal layar yg manual menuju teknologi yg modern termasuk penggunaan senjata akan memerlukan waktu yg tidak singkat. Sementara jika mencontoh Taruna AL Cina, mereka bisa langsung transfer ke kapal kombatan mereka yg sdh berteknologi modern. Apakah bung Admin pernah mengulas dalam artikel disini.? Trims
Persisnya setelah berlatih dengan kapal latih tiang tinggi, maka dilanjutkan dengan kapal latih yang lebih modern, dan itu (dahulu) sudah diterapkan pada Taruna AAL saat menggunakan korvet latih KRI Ki Hajar Dewantara 364. Saat ini korvet latih sayangnya sudah pensiun dan belum ada penggantinya yang definitif seperti KRI Ki Hajar Dewantara –> https://www.indomiliter.com/kri-ki-hajar-dewantara-364-korvet-latih-pencetak-perwira-tempur-tni-al/
AAL menggunakan kapal tiang tinggi, karena itu basic dari sailing, mereka belajar menjelajahi samudra menggunakan cara kuno, kan nenek moyangku seorang pelaut. Jadi wajar jika mereka basic-nya menggunakan kapal tiang tinggi. Mereka juga belajar membaca peta, bintang, navigasi, arah angin, dll. Itu melatih mereka loh, dan saat mereka lulus, mereka dengan bangga sudah pernah menjelajahi dunia yang luas, dengan kapal tiang tinggi, yang konvensional. Sudah pro kesannya. Untuk kapal latih yang modern, sudah ada KAL Kelas-Kadet.
Seperti hal nya calon penerbang,mereka berlatih dulu dengan pesawat propeler dulu,bisa baling baling tunggal atau 2,setelah mereka lulus dengan jam terbang tinggi baru dengan mesin jet
mungkin pake simulator dulu buatan dalem negeri yang dari bandung …jikalau belum punya bisa minta tolong dibuatin dengan mengadaptasi kapal perang korvet latih yang selama ini dipakai di TNI AL. jadi lebih murah