Punya Kenangan di Jakarta, Panavia Tornado Resmi Pensiun dari AU Inggris
|Siapa yang tak kenal Panavia Tornado, jet tempur double engine tandem seat ini namanya sudah begitu kampiun di seatero jagad. Dan bagi netizen di Indonesia, nama jet tempur yang hasil patungan dari tiga negara ini juga begitu dikenal, lantaran aksinya banyak diwartakan. Meski tak satu pun digunakan oleh negara di Asia Tenggara, namun buat sebagian warga Jakarta, jet tempur ini punya kesan tersendiri.
Baca juga: Mengenal Dassault Rafale B, Jet Latih Tempur dengan Predikat Battle Proven
Di awal dekade 90-an, persisnya saat TNI AU dipimpin oleh KSAU Marsekal TNI Siboen Dipoatmodjo, dua Panavia Tornado milik AU Inggris (RAF) sempat bertandang dan unjuk kebolehan di Lanud Halim Perdanakusuma. Saat itu disebut-sebut Inggris menawarkan varian Tornado F3 ADV (Air Defence Variant) untuk Indonesia. Walau kineranya cukup bagus, tapi pesawat dengan variable sweep wing ini tak masuk hitungan pengadaan alutsista di Indonesia, pasalnya harga yang ditawarkan kala itu sangat fantastis.
Lepas dari lawatannya ke Indonesia, nama Tornado langsung meroket dan dikenal banyak orang, khususnya kala Tornado untuk pertama kalinya digunakan untuk berperang di babak Perang Teluk I (2 Agustus 1990 – 28 Februari 1991). Setelah terbang perdana pada 14 Agustus 1974, Panavia Tornado diluncurkan pada 1979, dan pada 1 April 2019 kemarin, ada kabar bahwa pengguna terbesar Panavia Tornado, AU Inggris telah resmi mengakhiri penggunaan seluruh keluarga Tornado.
Dikutip dari Janes.com (1/4/2019), Skadron 9 dan Skadron 31 RAF adalah pengguna terakhir Tornado, dimana 2 unit Tornado GR4 adalah jet tempur terakhir yang masih beroperasi. Lewat sebuah upacara di basis RAF Marham di Norfolk, menjadi momen akhir dari 40 tahun pengabdian Panavia Tornado oleh AU Kerajaan Inggris.
Inggris merupakan operator terbesar Panavia Tornado, dengan total kepemilikan mencapai 385 unit yang terdiri dari varian serangan darat (GR1 dan GR4) dan varian pertahanan udara (F2 dan F3). Pengguna lain Panavia Tornado adalah Jerman, Italia, dan Arab Saudi. Sebagian dari operator pengguna Panavia Tornado memang telah memensiunkan pesawat ini, meski masih menyisakan beberapa unit Tornado yang mendapatkan upgrade untuk dapat digunakan sampai tahun 2030. Porsi Tornado perlahan telah digantikan oleh Eurofighter Typhoon.
Baca juga: Rudal Jelajah Storm Shadow – Kembali Naik Daun dalam Operasi Serangan Udara di Suriah
Lepas dari Perang Teluk, Panavia Tornado cukup banyak dilibatkan dalam berbagai operasi serangan darat, sebut saja pada Perang Irak II, Perang Afghanistan, Konflik di Libya dan Suriah.
Aksi tempur Tornado terakhir adalah pada April 2018 silam, dimana empat jet tempur Tornado GR4 AU Inggris yang terbang dari basis Lanud Akrotiri, Siprus, melakukan serangan udara ke sasaran terpilih di Suriah. Bersama dengan jet tempur Rafele dan Mirage 2000 AU Perancis, Tornado melepaskan rudal jelajah Storm Shadow. (Gilang Perdana)
Klu kebanyakan umur pespur rata2 maksimal 40 thn. Kira2 umur pespur kita bisa di ulas ga om admin udh brp tahun beroperasi dan jika sdh di upgrade tgl sisa brp thn lg umur pakai nya ?