PT DI Akan Serahkan Bell-412 EPI Pesanan TNI AD Lengkap Berikut M134D Minigun
|Ada yang menarik dari kontrak pengadaan sembilan unit helikopter serbu Bell-412 EPI (Enhanced Performance Integrated) pesanan TNI AD, terlepas dari EPI yang merupakan varian paling mutakhir dari keluarga Bell-412, nantinya kesembilan Bell-412 EPI sudah hadir dengan paket persenjataan lengkap, artinya bukan dalam kontrak terpisah. Nah, apakah bekal persenjataan yang bakal melekat di Bell-412 EPI Pusperbad ini?
Baca juga: Dari Gatari Hingga Pesanan TNI AD, Bell dan PT DI Rayakan Pengiriman Bell-412 Ke-70
Dalam acara jumpa pers Perayaan Pengiriman Helikopter ke-70 antara PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Bell Textron di Jakarta (27/11/2019), disebutkan bahwa saat nanti unit helikopter ini diserahkan ke TNI AD, maka sudah termasuk dengan door gun berupa M134D Minigun buatan Dillon Aero. “Persisnya satu helikopter nanti akan dilengkapi dua pucuk senapan mesin tersebut, totalnya dengan sembilan helikopter, maka kami akan mendatangkan 18 pucuk senapan mesin model laras putar (gatling gun-red) ini,” ujar Ibnu Bintarto, VP Aircraft Sales PT DI kepada Indomiliter.com.
Berdasarkan kontrak pengadaan helikopter serbu No.TRAK/555/PLN/XII/2018/AD antara Kemhan RI dan PT DI untuk TNI AD dengan materiil kontrak meliputi 9 unit helikopter Serbu Bell-412EPI dengan nilai US$180 juta, disebutkan sudah lengkap dengan persenjataan, munisi, suku Cadang, publikasi teknis serta pelatihan. Bila M134D didatangkan dengan cari impor, maka untuk amunisi dipastikan akan dipasok oleh PT Pindad. Seperti diketahui, M134D mengusung kaliber 7,62 × 51 mm NATO.
Lantas bagaimana dengan jadwal penyerahan ke TNI AD? Ibnu menyebut proses penyerahan helikopter bergantung kepada kontrak efektif, dimana PT DI menunggu pembayaran uang muka dari kredit ekspor untuk memulai produksi.
“Bila sudah ada pembayaran maka itu bisa diibaratkan ‘argo’ mulai jalan, diharapkan itu semua bisa tuntas pada Desember 2019 ini, sehingga unit perdana Bell-412 EPI dapat diserahkan pada pertengahan tahun 2020,” kata Ibnu. Ditambahkan, uang muka pembayaran itu diperlukan, karena PT DI juga harus membeli komponen-komponen dari luar negeri, sebut saja perangkat komunikasi, radar, sensor FLIR dan sistem senjata.
Dari segi kemampuan, Bell-412 EPI disebutkan punya peningkatan kemampuan pada jenis mesin dan perangkat avionik. Bila diperdalam lagi, mesin Bell-412 EPI punya tenaga lebih kuat dan avionik Bell-412 EPI sudah menggunakan full glass cockpit.
Dari spesifikasi, Bell-412 EPI mengadopsi 2x mesin Pratt & Whitney PT6T-9 “Twin Pac.” Dalam situs resmi Bell Helicopter Textron, disebutkan PT6T-9 punya tenaga take-off 15 persen lebih besar dibanding jenis mesin Bell-412 lainnya. Fitur lainnya pada PT6T-9 adalah automatic engine start with temperature limiting features dan full authority digital engine control.
Sistem avionik Bell-412 EPI mengusung teknologi flight control 4-axis, instrument full glass cockpit. Dalam solusi yang disebut Bell Basix Pro Integrated Glass Cockpit System juga mencakup Bell’s patented Power Situation Indicator (PSI) presentation, Garmin GTN-750 NAV/COM/GPS with high resolution digital maps dan WAAS GPS instrument approach capability.
Bell-412 EPI juga dirancang upgradable dan mudah diadaptasi untuk kustomisasi tambahan, semisal diintegrasikan dengan weather radar, search radar, HTAWS, TCAS, ADS-B (Automatic Dependent Surveillance-Broadcast) dan FLIR (Forward Looking Infrared).
Baca juga: M134D Minigun – Saatnya Door Gun Helikopter Puspenerbad TNI AD Dibekali Gatling Gun
Bell-412 EPI punya bobot kosong 3.207 kg, untuk payload internal sekitar 2.200 kg, sementara payload eksternal 2.041 kg. Bobot penuh helikopter adalah 5.534 kg. Dengan kapasitas bahan bakar 1.251 liter, Bell-412 EPI pada kecepatan jelajah 235 km per jam sanggup menjelajah hingga 687 km dan terbang selama 4 jam, dengan perhitungan helikopter terbang dengan bobot 4.309 kg. (Haryo Adjie)
Harus di uji seberapa damage dr gatling minigun M134D terhadap personil yang makai rompi balistik. Kira2 bang ruskey bersediakan di tembak 3000 peluru m134d dengan memakai rompi balistik..
Saya takutnya senjata itu malah yg tidak manjur bung zul, nanti batal diakuisisi TNI. Nanti saya yg disalahkan petinggi TNI.
Info tentang heli serang ringan gandiwa/bumbelbe apakah sudah dikerjakan prototypenya
langsung praktek di papua menghadapi teroris bintang kejora.. jangan cuma dipake latihan ama parade doank.. wkwkwk..
Gak boleh mas. Itu buatan Amiriki, nanti terkena kasus HAM. Berujung embalgo.
Kontrak efektif itu istilah aja. Yg sebenarnya itu adalah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), krn ini berkaitan dng ketersediaan /pemberian dana Uang Muka (DP) oleh user kepada kontraktornya yg tertuang dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) yg biasa disebut SPK.
Masalah DP ini biasanya digunakan utk modal kerja awal. Lazimnya begitu dalam prosees proyek baik pengadaan maupun konstruksi. Karena Dana DP bergantung ketersedian kas di user, maka dalam Kontrak awal (SPK) disitu ditulis kontrak berlaku sekian bulan atau sekian hari terhitung sejak ditanda tanganinya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), bukan sejak Kontrak (SPK) dibuat. Itulah yg disebut istilah kontrak efektik.
Kalo PT. DI dibilang lambat, memang lambat. Krn molor sejak SPMK ditandatangani, makanya dikomplain dan dikenakan denda dng kOntraktornya yg besarnya 1 permil utk per hari keterlambatan.
Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo
“Pembelian pemerintah itu memakai loan. Kontrak dinyatakan efektif apabila loan disetujui.Loan itu diambil dari luar negeri. Kemudian disetujui Kementerian Keuangan, dikonfirmasikan ke Kementerian Pertahanan. Kemudian LC dibuka, kemudian dinyatakan kontrak itu efektif. Jadi, bukan terlambat sebetulnya, karena kontraknya belum efektif. Bisa saja, si pembeli tanda tangan kontrak 2012. Kalau efektif 2013, tidak bisa dihitung dari 2012. Harus dihitung dari kontrak itu efektif.”
Terserah kamu ngomong apa….saya lebih percaya dengan Direktur Produksi PT.DI, Arie Wibowo……
Kasus PT. DI dng pihak Thailand murni keterlambatan akibat molor terlalu lama. Kontrak PTDI dengan Thailand untuk pesawat C212-400 dilakukan pada Agustus 2011 dengan target pengiriman 12 Oktober 2013.
Tp baru dikirim pada 19 Januari 2016. Ini bukan krn loan pemerintah Thailand penyebabnya. Kalo krn loan gak mungkin PTDI harus membayar denda sebanyak 13,52 juta dollar AS atau setara Rp 175,8 miliar.
Dari mana pun dananya, entah itu dana dr APBN murni atau pinjaman luar negeri (loan), setiap SPK (kontrak) tidak bisa dilaksanakan tanpa Surat Perintah Mulai Kerja. Krn SPK itu hanya berisi aturan2 main kewajiban dan hak para pihak dlm pelaksanaan pekerjan, spt spek teknis, BQ, jangka waktu pelaksanaan dan aturan2 yg mengikat kedua pihak, termaksud sanksi dan penyelesaian perselisihan serta aturan pendanaannya.
Sementara SPMK akan diterbitkan jika dana tersedia, minimal sebesar uang muka yg disepakati di kontrak. Krn biasanya kontraktor perlu modal kerja awal utk melaksanakan pekerjaannya. Dan pihak user harus menyiapkan besaran dana tersebut. Ini sdh aturan internasional. Begitu kepastian dana tersedia barulah pihak user mengeluarkan SPMK yg lebih familiar sering disebut dng kontrak efektif.
Makanya di dokumen SPK (kontrak) tdk ada tanggal mulai pekerjaan. Krn blom diketahui ketersediaan dananya. Di dokumen SPMK lah baru berbunyi kapan boleh dimulai pekerjaan, krn dana DP nya sdh siap.
Makanya sering kita lihat terutama di Dephan. Dokumen Kontraknya ditanda tangani thn 2018 namun begitu awal 2019 ditandatangi lagi SPMK secara bersamaan keseluruhan proyeknya yg dibahasakan kontrak efektif. Knp bisa begitu. Krn APBN 2019 sdh diketuk di akhir 2018 berarti sdh ada UU nya jd boleh dibuat kontraknya. Perkara kapan dana utk DP tersedia, nanti setelah ada surat dr kemenkeu. Begitu surat Kemenkeu turun baru dibuat SPMK yg disebut kontrak efektif.
Begitu alurnya, semoga gak ada salah penafsiran lg dng yg dimaksud kontrak efektif.
TNI AU jg pernah mengeluhkan keterlambatan penyerahan pesawat oleh PT. DI. Dan itu bukan krn loan, tp krn blom dpt salah satu spare partnya. Untung gak didenda lg….hehehehe
https://m.liputan6.com/news/read/2380319/tni-au-kecewa-pt-di-karena-pesanan-heli-tak-kunjung-rampung
Terserah kamu ngomong apa….saya lebih percaya dengan Direktur Produksi PT.DI, Arie Wibowo……
tak usah ditanggapi bung @konyol
obatnya lagi habis tuh
wong sudah ada sanggahan dari
Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo
salah satu pimpinan langsung PT.DI
tetap ngeyel aja tuh orang
percuma meladeni lulusan tangga sebelah
Hobi halu halu ghoib dan hoax
fans boy Amatiran susah diajsk jalan yg lurus. Harus banyak belajar lagi dek tabok.
Jalanmu memang lurus
Tembok ditabrak
Tiang listrik ditabrak
Rumah orang ditabrak
Akibatnya ada yang tidak beres dikepalamu
Harus terus minum obat
Makanya dek tabok itu hrs banyak belajar spt dek rudal, agar cerdas cara berpikirnya. Sehingga komen dek rudal itu langsung bisa dimengerti dan dipahami fans boy militer.
Kalo sakit mending istirahat jng main game online terus. Biar gak selalu berhalusinasi dan mengotori pikiran dng khayalan mesum. Sebab dunia alutsista itu perkembangannya sangat cepat dek. Makanya hrs selalu update berita positif.
Heli ala perang vietnam
Untuk pertempuran terbatas, menghadapi pemberontakan dan gerombolan pengacau dalam negeri
Kontrak efektif bisa diibaratkan ‘argo’ mulai jalan…….ini sekaligus menjawab kaum awan yang tidak mengerti membedakan tanda tangan kontrak dengan kontrak efektif……sehingga menyalahkan PT.DI karena dianggap selalu terlambat…..
Cakeeeppp…klo bisa d pasang wing d sayap kiri kanan dan d persenjatai dgn roket atau misille jadi helli komposit yg bkn saja melindungi infanteri tp jg bisa mandiri utk mghajar kavaleri musuh
Cockpitnya sdh mengadopsi instrument full glass cockpit.
Bung Admin mengingat ada beberapa komponen yg diproduksi PT. DI, berarti Customisasi perangkat komunikasi, radar, sensor FLIR dan sistem senjata memang dilakukan oleh PT. DI. Artinya heli yg dibeli dr pabrikannya berupa heli standar kemudian di custom oleh PT.DI spt yg dilakukan thd heli panther penerbal. Atau memang sdh spesifikasi yg diminta user bung.?
Betul sekali, instalasi perangkat dan penyeusuaian spesifikasi sesuai kebutuhan user dilakukan oleh PT DI. Setelah itu, masih ada tahap uji coba dan sertifikasi.
Info tentang heli serang ringan gandiwa/bumbelbe apakah sudah dikerjakan prototypenya
kalo heli serang kayaknya masih hawuk
btw cakep ya senjatanya. 2 minigun kanan-kiri. siap nyerbu area 51 ini