Presiden Swiss Jaga Netralitas, Blokir Ekspor Ulang Persenjatan yang Akan Dikirim ke Ukraina
|Tidak seperti kebanyakan negara di Eropa yang begitu antusias memasok persenjataan ke Ukraina, maka Swiss, yang dikenal sebagai negara yang menjunjung netralitas selama berabad-abad, seolah mendapat tekanan dari negara-negara di sekitarnya.
Di balik keindahan alamnya, siapa sangka, Swiss menyandang predikat eksportir persenjataan peringkat 14 global. Lumayan banyak pabrikan senjata yang berasal dari Swiss, yang belakangan terkait dengan upaya untuk menguji netralitas Swiss, khususnya dalam perang Rusia versus Ukraina yang telah berlangsung satu tahun lebih.
Menjawab tekanan internasional, Presiden Swiss Alain Berset mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan hari Minggu, bahwa Ia membela larangan kontroversial untuk mentransfer senjata buatan Swiss ke Ukraina. “Netralitas Swiss lebih penting dari sebelumnya,” ujar Alain Berset.
“Senjata buatan Swiss tidak boleh digunakan dalam perang,” katanya kepada mingguan NZZ am Sonntag. Tradisi panjang netralitas telah diperdebatkan dengan hangat sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Terlepas dari tekanan dari Ukraina dan sekutunya, Swiss sampai saat ini terus memblokir negara-negara yang memiliki persenjataan buatan Swiss untuk mengekspornya kembali ke Ukraina. Hingga saat ini, permintaan dari Jerman, Spanyol, dan Denmark telah ditolak berdasarkan Undang-Undang Materi Perang, yang melarang semua ekspor ulang jika negara penerima berada dalam konflik bersenjata internasional.
Berset mengatakan kepada NZZ bahwa kebijakan itu didasarkan pada “komitmen terhadap perdamaian, hukum humaniter, mediasi jika memungkinkan.”
Peran Swiss sebagai kursi Komite Palang Merah Internasional dan Konvensi Jenewa, serta markas besar PBB di Eropa “tercermin dalam undang-undang kami, termasuk yang berkaitan dengan ekspor senjata,” katanya.
Perlindungan hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia dan Konvensi Jenewa “mungkin terdengar ketinggalan zaman bagi sebagian orang, tetapi ini lebih penting dari sebelumnya,” katanya, memperingatkan bahwa “sangat berbahaya untuk membuang prinsip-prinsip dasar ini ke laut sekarang.”
“Sejauh menyangkut Swiss, peperangan bukanlah bagian dari DNA,” kata Berset, menekankan negaranya bertujuan “untuk hadir di mana pun kami dapat berkontribusi pada mediasi dan perdamaian.”
Dia mengatakan dia yakin negosiasi dengan Rusia diperlukan untuk mengakhiri perang di Ukraina, “lebih cepat lebih baik.”
Baca juga: Brugger & Thormet MP9 – Submachine Gun Super Ringkas Andalan Kopaska TNI AL
Dari sekian banyak manufaktur persenjataan asal Swiss, beberapa namanya telah kita kenal, lantaran produk persenjataan buatan Swiss juga banyak dioperasikan oleh TNI, di antaranya seperti Brügger & Thomet dan SIG Sauer, yang memasok senjata genggam perorangan dan amunisi, serta ada Rheinmetall Air Defence, yang dikenal sebagai manufaktur kanon Oerlikon. (Gilang Perdana)
Salut buat Swiss berpegang teguh pada prinsip dan undang-undang dasar negara, seperti kita tak akan kirim bantuan senjata apapun sesuai amanat UUD 45 yaitu Turut Serta Berperan Aktif Menjaga Perdamaian Dunia.
ngeri juga kalo negara kita diserbu, mau nembak rudal dan pespur musuh pake örlikon tapi musti ijin dulu ke swiss … keburu gosong arsenal kita.
trus buat apa swiss jual senjata njirr kalo ga boleh dipake perang … ??? pengen misuh..
jualan keju aja wess kalo mau netral2 an …
Sebagai negara netral memang perang Rusia-Ukraina adalah cobaan terberat bagi Swiss. Demi menjaga netralitasnya yg sudah menjadi tradisi berabad-abad dan sebagai pencetus Konvensi Jenewa serta berperan pada kursi Komite Palang Merah Internasional (ICRC), sebaiknya Swiss berinisiasi mengirimkan personil ICRC berikut logistik obat-obatan, makanan dsb (berlogo red cross) kesana tentu harus dgn pengawalan dari pasukan perdamaian PBB