Polandia Incar KGGB (Korean GPS-Guided Bomb) – Bom Pintar untuk Persenjatai FA-50PL Fighting Eagle
|Sebagai penempur lapis kedua, Polandia rupanya juga mempersiapkan jet tempur ringan FA-50PL Fighting Eagle dengan kemampuan serangan udara ke permukaan jarak jauh. Salah satunya dengan diperlihatkan KGGB (Korean GPS-Guided Bomb) sebagai arsenal senjata yang dapat digotong FA-50 Polandia.
Baca juga: Pindad dan Safran Kembangkan Bom MK82 Sebagai Basis Bom Pintar Hybrid AASM HAMMER
Meski belum ada kontrak pengadaan, namun dengan dipajangnya FA-50PL berikut KGGB, menyiratkan Polandia tertarik untuk mengakuisisi bom pintar buatan Negeri Ginseng.
KGGB dikembangkan oleh perusahaan Korea Selatan LIG Nex1, selain telah digunakan oleh Angkatan Udara Korea Selatan, KGGB telah diadopsi oleh Arab Saudi dan Thailand. Persisnya, KGGB dirancang untuk mengubah bom konvensional (bomb bodoh) Mk82 yang beratnya sekitar 500 pon (227 kg) menjadi amunisi jarak jauh yang presisi.
🇵🇱 Poland is negotiating with South Korea for the purchase of Korean KGGB (Korean GPS Guided Bomb) munitions, which have a strike range of 100 km, to equip the FA-50 light combat trainer aircraft acquired from Seoul. pic.twitter.com/lFCnt66Rdq
— Intelligence FRONT (@intelligencefnt) December 24, 2024
Sebagai catatan, bom MK82 yang juga digunakan oleh TNI AU, beratnya yang mencapai 227 kg terdiri dari berat hulu ledak eksplosif sekitar 192 kg (terdiri dari Tritonal, yang merupakan campuran 80% TNT dan 20% aluminium) dan sisanya adalah berat casing baja aerodinamis yang dirancang untuk penetrasi dan stabilitas selama pelepasan.
Jika akuisisi KGGB berlanjut, memungkinkan jet tempur Polandia untuk melakukan serangan strategis pada jarak 80 hingga 103 kilometer sekaligus memungkinkan pesawat tetap berada di luar jangkauan pertahanan udara musuh.
KGGB dimodelkan berdasarkan sistem seperti JDAM-ER. KGGB merupakan solusi modern untuk meningkatkan kinerja amunisi konvensional dengan tetap menjaga efektivitas biaya. Bom-bom ini kompatibel dengan berbagai macam platform udara, termasuk pesawat tempur ringan seperti FA-50, serta pesawat angkut dan pendukung yang lebih besar, menjadikannya pilihan yang fleksibel untuk berbagai operasi militer.
Jika akuisisi ini berlanjut, hal itu dapat melengkapi pembelian 48 unit jet tempur ringan FA-50 oleh Polandia baru-baru ini, yang juga dikembangkan oleh Korea Aerospace Industries (KAI). Pesawat-pesawat ini, yang dirancang untuk misi serbaguna dan dukungan udara jarak dekat, sangat cocok untuk mengintegrasikan bom luncur KGGB.
Memasangkan jet tempur ini dengan bom luncur Korea Selatan berpotensi memperluas jangkauan serangan dan fleksibilitas operasionalnya. Kombinasi ini juga akan meningkatkan kemampuan Polandia untuk melakukan serangan presisi sekaligus meminimalkan risiko bagi pilotnya terhadap ancaman permukaan-ke-udara yang canggih.
LIG Nex1 memproduksi KGGB bersama dengan Agency for Defense Development (ADD) yang menangani aspek penelitian dan pengembangan. Proses pengembangan KGGB dimulai pada awal 2000-an, dengan tujuan menciptakan senjata pintar yang mampu memberikan kemampuan serangan presisi sambil tetap hemat biaya. Uji coba berhasil dilakukan pada akhir 2000-an hingga awal 2010-an, membuktikan bahwa sistem GPS/INS dan sayap lipatnya dapat bekerja secara efektif.
Dengan lebar sayap sekitar 3 meter saat mengembang, KGGB menunjukkan kemampuan optimal dalam peran stand-off weapon, menjaga pesawat pembawa tetap berada di luar jangkauan sistem pertahanan udara musuh.
Setelah pengujian dan sertifikasi, KGGB mulai diproduksi massal oleh LIG Nex1 pada awal 2010-an dan diintegrasikan dengan pesawat-pesawat tempur seperti F-15K Slam Eagle dan KF-16.
KGGB mulai digunakan oleh Angkatan Udara Korea Selatan sejak 2013, dengan fokus pada meningkatkan kemampuan stand-off attack untuk menghadapi ancaman potensial dari Korea Utara. (Bayu Pamungkas)
POLANDIA ini calon potensial bgt buat pemasaran kf21 ,terlebih udh duluan kenal berbagai macam alutsista korea mulai dari mbt , sph, sampai jet tempur ringan