Pertama Dalam 40 Tahun, Cina Lakukan Uji Peluncuran Rudal Balistik Anterbenua (ICBM) dengan Target di Samudra Pasifik
|Tak ingin ketinggalan dengan pencapaian uji coba yang dilakukan oleh Korea Utara, Cina untuk pertama kali sejak 40 tahun, menyatakan pada hari Rabu (25/9/2024) telah berhasil melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenenua atau intercontinental ballistic missile (ICBM) ke sasaran di perairan internasional di Samudra Pasifik. Uji coba ini dilakukan oleh unit yang disebut Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army Rocket Force).
Baca juga: Rudal Balistik Hipersonik DF-27 Bisa Menjangkau 8.000Km, Guam Terancam!
Cina terakhir kali melakukan uji coba peluncuran ICBM pada tahun 1980, yakni dengan peluncuran rudal balistik antarbenua pertamanya, DF-5. Rudal tersebut diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di wilayah barat laut Cina, yang mana rudal tersebut terbang lebih dari 8.000 kilometer (5.000 mil) ke Pasifik Selatan.
Sejak saat itu, Cina diam-diam melakukan lebih banyak uji ICBM. Sebagian besar dilakukan di wilayahnya sendiri, dengan banyak yang mendarat di gurun paling barat negara tersebut.
Pada uji coba hari Rabu lalu, otoritas pertahanan Cina tidak menyebutkan jenis rudal yang digunakan. Sebuah rudal balistik antarbenua yang membawa hulu ledak tiruan diluncurkan pada pukul 8:44 pagi waktu Beijing dan jatuh ke area yang ditentukan di laut lepas Samudra Pasifik, kata Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Pertahanan Cina tidak menyebutkan jalur penerbangan atau lokasi pendaratan persis dari rudal tersebut. Namun, peluncuran tersebut dilakukan saat Cina dan Rusia melakukan latihan angkatan laut gabungan di laut terdekat yang dekat dengan Jepang. Meski menciptakan ketegangan dengan negara-negara di sekitarnya, pemerintah Cina telah memberi tahu negara-negara terkait sebelumnya. Pemerintah Cina menyebut ini adalah “rutin” dan tidak ditujukan ke negara mana pun.
Kementerian Pertahanan dan media pemerintah Cina tidak banyak memberikan rincian tentang uji coba pada hari Rabu, termasuk jenis ICBM yang diluncurkan. ICBM terbaru Cina dikenal sebagai DF-41, rudal balistik tersebut diperkirakan memiliki jangkauan 12.000 hingga 15.000 kilometer (7.400 hingga 9.300 mil) dan mampu mencapai daratan AS.
Pada bulan Desember 2013, seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Cina ditanyai pada konferensi pers rutin tentang uji ICBM yang diluncurkan dari kapal selam di Laut Bohai, laut pedalaman di lepas pantai timur laut Tiongkok. “Merupakan hal yang wajar bagi Tiongkok untuk melakukan eksperimen penelitian ilmiah di wilayahnya sesuai rencana,” jawab juru bicara tersebut.
“Cina meluncurkan banyak rudal, tapi mereka tidak mengumumkan banyak di antaranya. Menarik bahwa mereka memilih waktu sekarang,” kata Drew Thompson, seorang peneliti senior di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Nanyang Technological University, Singapura.
Pada tahun 2009, Cina dan Rusia menandatangani perjanjian untuk saling memberi tahu tentang peluncuran rudal balistik yang akan datang. Kedua belah pihak memperpanjang pakta tersebut selama satu dekade lagi setelah berakhir pada tahun 2020. Di bawah pimpinan Xi Jinping, Cina telah memperkuat kemampuan nuklirnya dan merombak Pasukan Roket PLA, cabang elit yang mengawasi persenjataan rudal nuklir dan balistik negara yang berkembang pesat.
Dalam beberapa tahun terakhir, foto satelit telah menunjukkan pembangunan yang tampaknya berupa ratusan silo untuk rudal balistik antarbenua di gurun-gurun Cina, dan Departemen Pertahanan AS memperkirakan pertumbuhan eksponensial dalam jumlah hulu ledak nuklir di gudang persenjataan Beijing dalam dekade berikutnya.
Seperti dikutip CNN, Cina memiliki lebih dari 500 hulu ledak nuklir operasional pada tahun 2023 dan mungkin akan memiliki lebih dari 1.000 hulu ledak pada tahun 2030, kata Pentagon dalam laporan tahunannya tentang militer Beijing tahun lalu. (Gilang Perdana)
Ternyata Cina Punya Peluncur (Silo) Rudal Balistik Antarbenua Lebih Banyak dari AS
pamer kualitas kopong antar benua
btw, china pernah.. (mungkin masih berusaha) camouflage military base di indo. pulau-pulau disekitar utara sulawesi misalnya harus diwaspadai. layaknya usaha china di solomon island. serta usaha p. palau (dekat newguinea-filipina) yg gagal.
hanya tinggal menunggu waktu invasi ke Taiwan. china sampai kapanpun akan “pertahankan” LCS. Spratly akan jadi basis terdepan Dibackup basis di kamboja (teluk thailand). jika perang tersulut kawasan akan sangat panas yg melibatkan China, Taiwan, Filipina, jepang, US+AUKUS, (vietnam?).
Sasaran psikisnya ke Guam or Hawaii?