Miniature Detonating Cord dan Martin Baker MK10, Dua Fitur yang Selamatkan Pilot Hawk 209 TNI AU

Senin pagi, 15 Juni 2020, telah terjadi musibah atas jatuhnya jet tempur taktis Hawk 209 dengan nomer registrasi TT-0209 di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Dari beberapa informasi, disebutkan pesawat single engine buatan British Aerospace tersebut jatuh sekitar pukul 08.13 WIB, sesaat setelah lepas landas dari Lanud Roesmin Noerjadin, Pekanbaru. Dalam insiden ini, pilot Lettu Pnb Apriyanto Ismail dari Skadron Udara 12 berhasil menyelamatkan diri dengan kursi pelontar.
Baca juga: Mengenal Miniature Detonating Cord, “Penyelamat” Pilot Sebelum Melontarkan Diri
Sementara sebab musabab terjadinya musibah masih dalam investigasi, namun perlu diketahui, ada dua fitur yang memegang peranan kunci dalam proses penyelamatan diri pilot di jet tempur Hawk 209, yaitu Miniature Detonating Cord (MDC) dan Martin Baker MK10. Miniature Detonating Cord adalah alur kabel di atas kaca kanopi yang dapat meledak, yang diaktifkan saat pilot dalam keadaan darurat untuk meninggalkan pesawat, atau dalam prosedur melakukan ejection seat.
Rangkaian kabel MDC dirancang menyebar ‘rata’ di area atas ejection seat. Dalam kondisi darurat, setelah pilot memutuskan untuk melontarkan diri dengan kursi, maka tahapan dimulai dengan aktifnya MDC, dengan ledakan yang ditimbulkan maka kaca kanopi akan menjadi serpihan kecil, dan tidak membahayakan saat pilot keluar dengan kursi lontar.

Sementara Martin Baker MK.10 adalah tipe kursi pelontar yang terpasang di Hawk 109/209, kursi lontar ini dari spesifikasinya dapat digunakan pada ketinggian maksimum 15.200 meter, lantaran pilot juga dilengkapi oksigen cadangan. Bobot pilot pun harus terpantau, Martin Baker MK.10 mensyaratkan bobot penerbang antara 70 kg sampai 112,2 kg.
Untuk mekanisme lontaran menggunakan ejection gun and multi-tube rocket pack. Kehandalan Martin Baker MK.10 jelas sudah banyak teruji, pada 16 Oktober 2012, Hawk 209 TNI jatuh di Pekanbaru, saat itu penerbang Letda Reza Yori Prasetyo juga berhasil menyelamatkan diri dengan kursi pelontar buatan Inggris ini.
Di lingkup TNI AU, selain Hawk 109/209, ada beberapa pesawat lain yang juga menggunakan kursi pelontar Martin Baker MK.10, yaitu pesawat latih KT-1B Wong Bee, jet tempur F-5 E/F Tiger II dan Embraer EMB-314 Super Tucano. (Haryo Adjie)


Ganti GRIPEN .
Langsung 2 SKA.
Aamiinnn……
Walau dibilang sudah tua tetap hawk 100/200 masih akan dipakai sampai tahun 2029 – 2034 perannya sebagai light combat fighter digantikan oleh FA50.
Viper akan dibeli 32 unit tetapi bertahap 16 unit dulu lalu 16 unit kemudian.
semoga ada hikmahnya…
KATANYA AKAN Di beli….Su-35..raffale…viper..gripen…
F-35.
namun y itu..baru KATANYA AKAN loooh y….
jng trlalu berharap…Nerimo ing pandum…
Kasihan si embah, seharusnya dimasa pensiun bisa istirahat dengan tenang tapi malah dipaksa terbang terus
Pesawat penuh kontroversi, pesawat latih ringan tapi harganya bisa hampir sama dengan FA-18 Hornet, anehnya yang membongkar malah media inggris.
Ah….yang bener bos. Jadi mirip kasus tank Scorpion dong…..secara kebetulan juga Hawk ini yg ngadepin Hornet di atas El Tari waktu jajak pendapat Tim-Tim ya
Hilang lagi 1 pesawat..sementara pengadaan mbuletnya minta ampun..syukur pilotnya selamat..lama2 skadron yg isinya pesawat hawk habis sementara penggantinya belom datang atau emang di tiadakan di ganti dengan skadron yg isi pesawatnya lebih canggih?
Sedih sih, tapi mau apa lagi? Hendak diganti tapi pengadaan yang terdahulu aja belum jelas kelanjutannya.. Kalau bisa, bila kelak diganti, hawk lebih pas diganti dengan mig35 atau typoon.
Kasihan si Embah…masih saja dipaksa terbang…sudah saatnya tidur nyenyak
mau kayak mana lagi dek ,yang mudanya tidak bisa diharapkan,jadi terpaksa yang tua masih harus jadi andalan.
Itu kan kamu…pakai gonta ganti nama segala…beda dengan hawk…kecil cabe rawit…makin tua makin dibutuhkan
liat anak sekarang ini bahkan pembelian alut sista aja pake pelantara segala,kayak engak peham dimana belinya,coba?.
bukankah kamu yg kagak paham..pakai dendam segala…..kayak anak kicil aja
no kan mudah panas anak zaman now,itu dikarnakan penek pemikiranya.
padahal simbah mau ngomong untuk apa pakai beli alutsista pakai agen segala coba,seolah kita engak tau dimana pabriknya atau negara mana yang buat kapal tersebut,jadi perlu calo untuk beli tuh kapal.
Kagak nyambung dengan judulnya….OOT…bahas pesawat…larinya ke kapal…kelihatan kalau dendam…kagak terima ya….salah kamar lu…wkwkwk
oh gitu ya dek,kalou gitu berarti saya angakat bendera putih deh,karna memang benar adanya kita engak gaul dan berwawasan oleh karna itu perlu pembelian harus melalui pelantara,kalou beli sendiri takut ketepu kali ya,karna kita engak kenal sama orang sana yang jualnya.jadi lebih baik kasih uang tip untuk agen atau pelantara untuk memuluskan pembelian tersebut mungkin begitu kali ya?.
Sedih, rencana replacement terkendala Covid19. Malah jet tempur berguguran. Semoga ini tdk terjadi lagi.
Seingat sy ada skitar 5 hawk 200 yg jatuh total lost.
Pesawat yg hanya d pakai AU Indonesia, Malaysia & Oman, total pembuatan hanya 62 unit, mngkn yg serviceable hanya tinggal separuhnya.
Semoga tidak ada korban jiwa pada kejadian ini
Jadi mana Viper nyaaaaa….???
Jadi dibungkus nggaaaak…???
Daripada numpuk di barat dengan peran yg gak signifikan mbok iya digeser home base di papua saja ,,, toh juga wilayah NKRI
Untuk jaga wilayah barat aja pespurnya msh kurang mas, cm 3 ska, 1, 12 & 16, di pk.br & pontianak, dengan tingkat kesiapan sktr 60an%,
Dr 3 ska tsb, d rotasi bergilir dlm flight (3-4 pespur) d bbrp lanud spt medan, natuna, Jakarta, aceh.
Menurut MEF Kita harus punya min 11 ska pespur, saat ini baru 7, tp yg 1 gak ada pswtnya ska 14,. skrg pinjem 3 biji dr ska 11, sambil nunggu pswt pengganti F-5 yg gak tahu datangnya kapan.
Ganti dg 48 Unit Viper
Sudah waktunya hawk 109 209 digantikan dengan pesawat baru.
FA-50 atau Viper pastinya
lebih cocok FA-50 keknya, kalau Viper harusnya buat skadron baru
Malaysia lagi canggih hawknya
India dengan Hawk AJT. Bisa BVRAAM lho
canggih lah om kan bisa telbang,kalou engak bisa telbang baru engak canggih,ah si om becanda deh.
Hawk 200 Malaysia semula ada 18 sisa 5, yg serviceable ada brp?