Meriam AU-220M di KRI Tombak 629, Sejenis dengan Derivatsiya-PVO 57mm di Tank BMP-3
Mengoreksi artikel sebelumnya tentang instalasi meriam A-220M kaliber 57 mm pada Kapal Cepat Rudal (KCR) 60M KRI Tombak 629, maka yang benar adalah meriam yang terinstall pada KCR produksi PT PAL Indonesia tersebut adalah jenis AU-220M kaliber 57 mm rancangan dan produksi JSC Central Research Institute Burevestnik, Rusia.
Baca juga: KRI Tombak 629 Telah Dipasangi Meriam A-220M 57mm Buatan Rusia
Meski tampak dari samping kejauhan ada kemiripan antara A-220M dan AU-220M, namun AU-220M terlihat punya dimensi yang lebih kecil dan compact. Dikutip dari bmpd.livejournal.com (7/6/2021), disebutkan Angkatan Laut Indonesia merupakan pengguna pertama meriam AU-220M. Meriam AU-220M mengusung komponen utama berupa automatic cannon 2A91 57 mm, jenis senjata yang sama yang terpasang pada Derivatsiya-PVO 57 mm, jenis SPAAG (self propelled anti aircraft gun) yang mengusung platform ranpur amfibi BMP-3.
Label M pada AU-220M menyiratkan Modernizirovannaya (upgrade) pada meriam yang dioperasikan secara RCWS (Remote Control Weapon Systems) ini. Situs edrmagazine.eu menyebut, model skala AU-220M telah diperlihatkan saat ajang Defexpo 2020 di India.
Berdasarkan keterangan dari Burevestnik, modul meriam AU-220M dirancang untuk kapal perang yang bobotnya tidak kurang dari 150 ton. Meriam ini dipasang pada superstruktur haluan kapal. Suite sensor terletak di bagian belakang kubah.
Meriam AU-220M varian naval dipersenjatai dengan meriam otomatis 57 mm dengan kecepatan tembak 100-120 peluru per menit. Modul meriam digabungkan ke magasin amunisi yang dapat menampung hingga 148 amunisi. Jarak tembak maksimum meriam mencapai 14,5 km. Meriam AU-220M memiliki sudut elevasi antara -7 dan +85 derajat, sedangkan dudukan meriam memberikan sudut azimuth -160 – +160 derajat.
Baca juga: Derivatsiya-PVO 57mm SPAAG – VSHORAD Terbaru Rusia dengan Platform BMP-3
Secara keseluruhan, modul meriam AU-220M punya berat 5 ton, berat akan bertambah sekitar 3,5 ton ketika magasin meriam terisi penuh. Munisi 57 mm pada AU-220M bisa menjadi smart munition, dimana proyektil memiliki empat sirip yang terlipat dalam casing dan dikendalikan oleh aktuator di bagian hidung proyektil. Munisi juga dilengkapi sensor laser untuk mengarahkan proyektil ke targetnya. Selain KRI Tombak 629, meriam AU-220M juga akan dipasang pada KRI Halasan 630. (Gilang Perdana)
Kalau nembak lambung kapal induk 2000 peluru nembus tidak min?
Bismillah semoga komisi I DPR RI bisa menambahakan kapal patroli maritim riga kelas atau krivak III untuk polairud,bakamla.untuk TNI AL semoga kapal selam kelas 214 AIP dan 218 SG dapat dikhususkan diproduksi untuk ditahun 2021 sampai 2035.
Memang alutsista buatan Rusia ini sdh terbukti dan tersohor serta terkenal Stroonngg Bingiiiiit.Betel prupen. Nawarinnya pun gak pake acara maksa segala spt jualan yg sono tuh….👍👍
Ya. Salaamm..😄😄😀
Ini model STEALTH TURRET nya
https://bmpd.livejournal.com/4124078.html
Bisa nggak yah si PT-76 yg abis di rekondisi di pasangin ni kanon. Di catalog ROBO..
http://roe.ru/eng/catalog/naval-systems/shipborne-weapons/au-220-m/
Mumpung sejenis dengan yg di Derivatsiya-PVO 57mm, sepertinya cocok buat melengkapi dan akhirnya mengantikan BVP-2 kita.
Kayaknya kebutuhan chasis BMP-3 bisa tinggi, apa tidak coba lisensi produksinya saja? Licensing harusnya lebih aman daripada direct sales.
gak bisa intercep rudal dong?
Ga terintegrasi ke CMS kapal dan Darto lagi. Akibat sering memakai sistem senjata darto prajurit2 Tni Al berevolusi menjadi Super Soldier punya kemampuan intuisi setara radar 3d.
Cocoknya di BMP 3 daripada kanon lintas lengkung 100m itu
Darto = raDar moTo
Hahahaha……
Jng sok tau dek klo gak paham. Emang cara ngendalikan dan mengarahkan tembakan meriamnya itu pake apa klo gak terhubung ke CMS. Pemikiranmu amatiran banget dek. Makin lama penurunan kualitas dari yg sebelumnya tidak berkualitas…😁😁
Ya. Salaamm
*Cms kapal
Bukan cms senjatanya yg standalone
Dibaca dulu kalau komen