Media India: Indonesia Akan Menjadi Negara Pengguna Rudal Brahmos Kedua di Asia Tenggara
|Lantaran mengandung sejumlah pertanyaan, maka jangan terlalu serius menyikapi berita yang satu ini. Persisnya situs Financial Express – financialexpress.com (19/7/2022) mewartakan bahwa Indonesia tengah melakukan pembicaraan yang intens untuk pengadaan rudal anti kapal supersonik Bramos (Brahmaputra Moskva). Dan menjadikan Indonesia kelak sebagai pengguna kedua rudal Brahmos di Asia Tenggara, setelah Filipina lebih dulu meneken kontrak pengadaan satu baterai rudal Brahmos.
Masih dari sumber yang sama, dikatakan bila varian yang akan diakuisisi Indonesia berbeda dengan Brahmos yang dibeli Filipina, seperti diketahui Filipina membeli Brahmos jenis LACM (Land Attack Cruise Missile), atau varian yang diluncurkan dari darat. Dengan kontrak senilai US$374 juta, satu baterai Brahmos, yang terdiri dari tiga kendaraan peluncur akan ditempatkan sebagai sistem pertahanan pantai.
Sementara Brahmos yang disebut akan ditawarkan ke Indonesia adalah varian Anti Ship Crusise Missile (ASCM), yang artinya diluncurkan dari kapal permukaan. Nah, yang menarik kabarnya tim dari Brahmos India telah mengunjungi galangan kapal di Indonesia untuk mempelajari pemasangan rudal.
Financial Express melaporkan sebelumnya Vietnam sedang bernegosiasi dengan India untuk pengadaan rudal BrahMos dan Akash. Pembicaraan juga sedang berlangsung dengan Malaysia untuk rudal yang sama, meski itu masih dalam tahap awa. Dengan kesepakatan bersama Indonesia yang diharapkan akan tercapai akhir tahun/awal tahun depan, maka diharapkan dapat memberikan India sebuah pegangan strategis di kawasan, serta memberikan dorongan bagi perekonomian.
Seperti halnya rudal Yakhont, Brahmos digadang mampu menghajar sasaran sejauh 300 km (over the horizon target). Bicara kecepatan, rudal ini bahkan bisa melesat dengan kecepatan maksimum Mach 2.8. Secara teori, Brahmos. Untuk menuju sasaran di jarak ratusan kilometer, ketinggian jelajah rudal ini bisa mencapai 14.000 meter, sementara jika sudah mendekati sasaran (terminal phase) ketinggian terbangnya di rentang 5 – 15 meter.
Rudal Brahmos diproduksi oleh Brahmos Aerospace, perusahaan joint venture antara Defence Research and Development Organisation (DRDO) India dan NPO Mashinostroyenia (NPOM) Rusia. Selain hadir dalam varian anti kapal/ASCM (Anti Ship Crusise Missile) dan LACM (Land Attack Cruise Missile), India secara eksklusif juga mengembangkan Brahmos untuk varian ALCM (Air Launched Cruise Missile) yang diluncurkan dari jet tempur Sukhoi Su-30MKI. (Gilang Perdana)
Kalau saya masih belum percaya kebenaran tentang Indonesia negara kedua pengguna Brahmos, kalau Filipina sudah pasti benar
Rudal stroonk bingiits, Sangat cocok sebagai pengganti Neptune & menjadi andalan negara asteng menghadapi PLA, pinoy sudah buka jalan, berikut Vietnam & RI
@gauren
1 Brahmos = 2,25 Exocet artinya 4 Brahmos dapat 9 Exocet
Tak mungkin dipakai di AH140. Wacananya OTHT tool pake Thales lagi. Tak nyambung jelas atuh. Kalau dipaksakan peluang Brahmos nyemplung lebih gede dibandingkan tepat sasaran. Mubazir!!
Kudu beli tool dari India atau Israel. Peluang paling besar untuk coastal defense
ampun dah….ni mau antisipasi serbuan resesi dulu supaya negara bisa survive, sebenarnya Rusia perang dengan Ukraina biasa2 saja yg jadi masalah embargo barat supaya tak beli komoditas dari Rusia, sedangkan Ukraina tak bisa pasok komoditas karena hancur berakibat semua harga kebutuhan pokok dan bbm bakalan nglunjak…lupakan dulu mbahMos dah banyak calon korban serangan resesi termasuk kita, semoga bangsa ini mampu hadapi semua asal sepakat bersatu bahu membahu, kencangkan ikat pinggang, sementara hidup lebih prihatin lagi dari yg setiap hari sudah prihatin, bila mampu jogo tonggo teparo…semoga aman kita NKRI tercinta
@agato sugimura
brahmos Ii kan masih riset, jadi ya kalau itu yang diincar indonesia ya laaaama nunggunya
Mungkin yg diincar oleh Indonesia adalah rudal hipersonik Brahmos, rudal semacam itu sangat cocok buat ngancurin kapal China yg paling besar seperti kapal induk mereka atau LHD Type 075. Kalo ngincer Cruiser China Type 055 Renhai mungkin butuh umpan drone buat memancing rudal Hanud yg tersimpan disana.
Horeee…, Mungkin om wowo naksir dengan serangan jarak jauh Rusia pake mas iskandar dkk yg stroonk bingiiiits & selalu hits, memang jaman udah berubah, harus supersonic & murah kayak Brahmos,
Pinoy aja mampu beli, apalagi RI.
yang kurang di tni adalah rudal SAM jarak jauh, itu aja sih, atau mungkin untuk hal lain lisensi produksi senjata yang murah tapi efektif