Luncurkan Rudal Balistik dari Kapal Kontainer Sipil, Strategi “Kuda Troya” Menyerang Amerika Serikat
|Apa yang Anda baca berikut mungkin terkesan seperti adegan di film fiksi ilmiah, dimana kontainer atau peti kemas sipil, bukan berisikan komoditi barang dagangan, melainkan berisi rudal balistik. Tapi faktanya itu bukan fiksi, di era Perang Dingin, Uni Soviet telah melakukan penyamaran tersebut. Adopsi peluncur rudal pada truk kontainer sipil dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui pengintaian dari udara, baik oleh pesawat intai maupun satelit mata-mata.
Baca juga: Lakukan Penyamaran, Rudal Balistik Diluncurkan dari Truk Kontainer
Dan, serupa tapi tidak sama dengan yang dilakukan Soviet, ada dugaan bahwa Cina juga telah merintis penyamaran peluncur rudal dalam kotak kontainer. Namun, kontainer yang dimaksud bukan dibawa oleh truk trailer, melainkan dibawa oleh kapal peti kemas sipil. Hal tersebut dipaparkan oleh Thomas “TX” Hammes, mantan perwira intelijen di Korps Marinir AS dalam situs spytalk.co (28/4/2021). Ia mengaku pertama kali mendengar, Rusia memasarkan sistem rudal jelajah hipersonik jarak jauh yang dapat disembunyikan di dalam kontainer pengiriman standar internasional.
Penasaran dengan inovasi sederhana yang dapat mengubah kapal dagang menjadi platform militer yang mematikan, Hammes mulai mengikuti perkembangan sistem senjata peti kemas ini. Beberapa tahun kemudian, Hammes mendengar bahwa Cina juga tengah merancang peluncur rudal yang disembunyikan di kapal kontainer.
Bahkan, pada sebuah Pameran Dagang di tahun 2016, Beijing tidak hanya mengkonfirmasi rumor tersebut, tetapi juga menawarkan untuk penjualan own precision-guided system, yang terdiri dari empat rudal jelajah hipersonik, masing-masing dengan jangkauan 1.500 mil, semuanya tersembunyi dengan rapi di dalam kontainer standar ukuran 20’x8’x 8.5.’
Kemudian, di tahun 2019, Cina menguji rudal jelajah hipersonik baru yang dikatakan memiliki jangkauan 4.000 mil. Dan baru tahun lalu, Beijing mengirim sembilan satelit ke luar angkasa dengan satu rudal balistik yang diluncurkan dari sebuah kontainer di dek kapal barang komersial besar di Laut Kuning.
“Ini telah menciptakan kemampuan baru dan berbahaya,” ujar Hammes, yang saat ini menjadi peneliti senior di National Defense University di Washington. Mengapa ini disebut berbahaya, alasannya karena Amerika Serikat punya keterbatasan untuk menghadapi pola serangan dengan penyamaran kapal kontainer.
Hampir tidak mungkin untuk menemukan peti kemas yang membawa rudal di antara banyak sekali peti kemas standar internasional yang memindahkan jutaan ton barang ke seluruh dunia setiap hari, seringkali di geladak kapal pengangkut besar. “Seperti menemukan jarum di tumpukan jerami,” kata pensiunan perwira tinggi AL AS, Laksamana Michael Franken, yang terakhir menjabat sebagai wakil direktur operasi militer untuk Komando Afrika AS.
Dengan armada kapal komersial terbesar di dunia, ratusan kapal kontainer milik Cina berada di pelabuhan AS pada hari tertentu. Menentukan kapal mana yang mungkin menyembunyikan rudal di dek, hampir tidak mungkin atau merupakan kerja keras bagi intelijen.
Pun, jika kapal kontainer Cina berada di Teluk Meksiko atau di lepas Pantai Barat AS, maka semua pangkalan pembom dan pangkalan tanker di daratan AS berada dalam jangkauan tembak rudal tersebut.
Baca juga: Lakukan Penyamaran, Iran Luncurkan Rudal Anti Kapal “Noor” dari Truk Sipil
Meski telah ada kajian tentang rudal di dalam peti kemas, pihak Pentagon sepertinya belum melihat ini secara serius. Prioritas masih belum berubah, yaitu mengembangkan kekuatan tempur udara di lautan, sampai mendongkrak tingkat kesiapan tempur armada kapal induk nuklir. Hammes menyebut, strategi yang mungkin dijalankan Cina mirip dengan “Kuda Troya,” bila nantinya serangan disadari, semuanya sudah terlambat. (Gilang Perdana)
Menyerang USA dengan rudal yg disembunyikan didalam kontainer adalah cara yg paling konyol kecuali tuh rudal dipasang hulu ledak nuklir. Gak ngerti ane dengan cara asimetris kayak gitu. Kalo itu dipake buat nyerang negara yg gak punya nuklir tapi punya kemampuan tempur yg sangat kuat seperti Jerman atau Jepang atau Korsel masih wajar, kalo yg diserang USA jelas balasannya pemusnahan 1,3 milyar penduduk China pake Nuklir biar mereka gak merasa tersakiti hatinya lagi.
Tapi apa benar Cina menggunakan kapal kontainer sebagai tempat peluncuran yg dikhawatirkan ini hanya salah satu taktik Cina supaya Amerika menghabiskan waktu dan sumberdaya untuk mencari kapal kontainer berpeluncur rudal.apapun itu harus diwaspadai karena jumlah kapal kontainer lumayan banyak dan bisa masuk kepelabuhanan jika tidak diperiksa.
Yakin Amerika “sendirian” dlm mencari kapalnya? Yakin diperiksa bukannya “tembak dan tenggelamkan”?
Sipil kalau dipersenjatai oleh militer negara udah termasuk kombatan hukumnya.
Selama keberadaan kapal kontainer berpeluncur rudal belum diketahui Amerika tidak bisa langsung”tembak & tenggelamkan”setiap kapal kontainer sipil.kalau soal mencari Amerika pastinya tidak “sendiri”mengingat Amerika anggota NATO tapi untuk urusan keamanan Nasional Amerika selalu digaris depan dan tidak menunggu bantuan negara lain & om ew kapan saya bilang Amerika “sendiri”
Tidak bisa “tembak dan tenggelamkan”? perlu mempelajari lagi perang tonase selama perang dunia 1 dan 2 bagian dari perang atrisi menghabiskan sumber daya materil dan kemampuan berperang satu sama lain utk menyeret salah satu pihak ke meja perundingan.
Waktu dan sumber daya As cepat habis jika dia bergerak sendiri.
Om ew kapal kontainer berpeluncur rudal tentunya tidak dipakai Cina sebagai kapal Kombatan seperti halnya kaprang biasa kalau om ew “membaca & mengerti” artikel diatas kapal kontainer digunakan utk menyusup kewilayah Amerika tanpa terdeteksi dan berbaur sebagai kapal kontainer sipil itu sebabnya pemeriksaan itu penting agar AS tidak sembarangan “tembak dan tenggelamkan”kapal sipil dan mendpt kecaman internasional.om ew Amerika tidak”sendiri” Amerika adalah anggota NATO.😗😗😗
Makanya sya komen dibawah pedang bermata dua. Jikapun kapal tersebut mampu meluncurkan rudal dan gagal maupun berhasil menembak target sasaran, Pembalasan As akan jauh lebih ngeri karena “Unprovoked War” serangan tanpa pernyataan perang itupun jika intel As dan sekutu gagal mendeteksi pergerakan. Dukungan rakyat akan 99% utk serangan balasan dan menyatakan perang juga masuk aksi terorisme karena menggunakan aset sipil. Kapal kargo sipil kalau sudah dpersenjatai oleh militer negara yg punya udah termasuk kapal kombatan ( tembak dan tenggelamkan).
Konteks kamuadlah ketika Rusia atau Tiongkok memulai first strike sedangkan konteks sya adalah ketika kedua pihak sudah dlm status perang yg mana semua kapal milik satu sama lain adalh potensi target.
Strategi pedang bermata dua. Akan jadi justifikasi embargo total dgn menarget semua kapal sipil baik kargo, tanker dll milik negara tsb karena potensi ancaman tinggi yg malah mengancam ekonomi ekspor impor negara tsb. Tidak lain tidak bukan adalh propaganda domestik utk merongrong nasionalisme rakyat demi legitimasi kekuasaan yg berkuasa. Ga heran kalau strategi ini dari negara2 seperti Tiongkok dan Rusia.
Kalo pedang memang matanya 2 dek. Klo cuma satu namanya clurit dek, atau pisau dapur, paham ya dek…😄😄
Ya. Salaamm..😁😄😄
Katana nyatanya bermata satu tuh. Begitu juga dengan pedang Damaskus. Ente maennya kurang jauh Dhek.