Update Drone KamikazeKlik di Atas

Litbang AS Luncurkan Proyek ‘Komunikasi’ Antar Satelit, untuk Memata-matai Seluruh Sudut Bumi 24 Jam Penuh?

Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) atau agensi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Teknologi Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Litbang AS) menunjuk lima operator satelit dan 11 organisasi untuk menggarap proyek space-based adaptive communications node (Space-BACN). Proyek ini nantinya akan membuat seluruh satelit yang ada untuk dapat saling ‘berkomunikasi’.

Baca juga: Hadapi Spoofing GPS dari Cina, AS Siap Kirim Satelit Khusus untuk Melawan Jamming

Sampai tahun 2021 lalu, Union of Concerned Scientists (UCS) mencatat ada sekitar 6.542 satelit orbit rendah, baik yang dioperasikan oleh militer, sipil, komersial, dan pemerintah.

Di masa mendatang, jumlah satelit -seiring murahnya biaya pembuatan dan pengiriman satelit- diprediksi bakal membuat langit penuh sesak dengan satelit.

Salah seorang astronom dari The University of British Columbia, mengungkapkan, saat ini proposal atau peta jalan (road map) peluncuran satelit dari raksasa teknologi dunia -SpaceX, OneWeb, Amazon dan StarNet/GW (jaringan satelit Cina)- saja jumlahnya mencapai 65 ribu.  Itu bahkan bisa membludak jauh lebih tinggi menjadi 100 ribu seiring waktu.

Permasalahannya adalah, baik satelit yang sudah ada maupun yang akan ada di masa mendatang, belum ada roadmap (peta jalan) yang bisa menghubungkan atau membuat satelit saling berkomunikasi. Satelit hanya terhubung secara vertikal ke stasiun komunikasi di bumi.

Dikutip dari Spacenews.com (14/8/2022), melalui program Space-BACN Litbang AS berupaya untuk mengurai permasalah itu. Sebanyak lima operator satelit komersial asal AS, SpaceX, Telesat, SpaceLink, Viasat, dan Kuiper Amazon, serta 11 organisasi/perusahaan telah ditunjuk untuk merumuskan serta mengeksekusi solusi komunikasi antar satelit menggunakan teknologi laser.

Dari 11 organisasi yang ditunjuk, beberapa di antaranya, seperti CACI, MBryonics dan Mynaric, ditunjuk untuk mengembangkan terminal optik kecil. II-VI Aerospace and Defense, Arizona State University dan Intel Federal akan membuat modem optik yang mampu dikonfigurasi ulang dan membantu antarmuka  komponen serta sistem satelit yang ada.

Sedangkan lima operator satelit bertugas untuk membuat persyaratan command-and-control untuk mendukung komunikasi tautan antarsatelit optik di seluruh konstelasi. Dengan begitu, baik satelit yang sudah mengorbit maupun yang akan mengorbit, semuanya dimungkinkan untuk berkomunikasi satu sama lain.

Meski konteks komunikasi antar satelit dalam proyek Space-BACN Litbang AS ini tujuannya jelas untuk menyelimuti bumi dengan internet satelit orbit rendah, mirip seperti apa yang sudah dijalankan Space-X, namun, banyak pihak meragukan hal itu.

Dukungan teknologi satelit sangat berguna bagi prajurit di medan perang. Foto: Spacenews

Sebaliknya, ini ditakutkan menjadi proyek yang rentan dimanfaatkan militer AS dan sekutunya untuk memata-matai seluruh sudut bumi 24 jam penuh dalam 7 hari karena satelit saling bertukar informasi satu sama lain.

Saat ini, satelit mata-mata atau satelit komersial dimungkinkan untuk memata-matai seluruh sudut bumi. Namun, ketika memata-matai suatu wilayah, wilayah lainnya luput dari pengawasan dan proyek Space-BACN menjadi jawaban atas hal tesebut.

Tak hanya itu, proyek ini juga disinyalir mampu memperkuat militer AS di setiap operasi karena seluruh satelit orbit rendah terhubung dengan jet tempur, kapal induk, kapal perang, tank, pesawat intai, pasukan di darat, dan sebagainya.

Baca juga: Intip Wilayah Donbass, Satelit Mata-mata Eropa ‘Dibutakan’ Rusia

Bila tak ada aral melintang, fase 1 proyek Space-BACN, meliputi desain awal dan demo atau simulasi konektivitas antar satelit, akan berlangsung selama 14 bulan. Fase dua akan berlangsung selama 18 bulan untuk mengembangkan unit desain rekayasa komponen terminal optik.

3 Comments