LCT20 Turret: Adopsi Kubah Kanon 20mm di Ranpur Anoa 2 6×6
|Keluarga seri panser Anoa Pindad kembali mendapat suguhan warga baru, yakni ranpur Anoa 2 6×6 yang kali dibekali kubah kanon 20 mm. Meski adopsi kanon 20 mm bukan sesuatu yang baru, namun mencangkokkan kubah kanon 20 mm pada Anoa jelas menjadi terobosan tersendiri. Wujud ranpur berkubah kanon 20 mm ini telah ditampilkan di hadapan publik dalam ajang Indo Defence 2014.
Dari hasil pengamatan visual di lokasi, pada kubah Anoa 2 6×6 tertulis āPK20 Turret, manufactured by Denel.ā Denel adalah manufaktur persenjataan asal Afrika Selatan, dubut Denel juga bukan hal baru di lingkungan TNI. Beberapa senjata besutan Denel yang digunakan TNI seperti senjata anti material NTW-20 dan kanon PSU Vektor G12 yang digunakan di korvet SIGMA Class dan KRI Clurit TNI AL.
Sekilas kubah kanon 20 mm di Anoa 2 tampak berdesain lawas, sedikit mengingatkan pada kubah pada tank ringan AMX-13. Tapi setelah ditelusuri, spesifikasi hardware pada kanon ini ternyata sudah cukup maju. Uniknya, meski diberi label PK20 Turret, sejatinya label asli kubah ini adalah LCT20 Turret, Denel merancang kubah ini untuk dipadukan sebagai senjata utama di IFV (Infantry Fighting Vehicle). Sistem operasi pada kubah diawaki oleh dua orang yang didukung kapabiltas perangkat penglihatan siang/malam (advanced electro optical sighting) dan pengukur jarak ke sasaran. Selain senjata utama kanon 20 mm, pada sisi laras kanon utama disematkan senapan mesin sedang kaliber 7,62 mm yang beroperasi secara coaxial. Bekal senjata kaliber 7,62 mm tak hanya dalam wujud coaxial, tapi juga disematkan di bagian atas hatch sebelah kiri, lengkap dengan perisai anti tembakan.
Pengukuran dan analisan sasaran sudah tersedia dalam solusi digital, seperti Gunner Colour Display Panel, juru tembak dapat mengganti moda tembakan secara otomatis untuk penggunaan kanon utama dan senjata coaxial, berikut update informasi jumlah sisa amunisi. LCT20 Turret dapat dimuati 300 amunisi untuk kanon 20 mm, sementara 200 amunisi untuk coaxial gun. Beberapa perangkat canggih untuk gunner yang dibenamkan di kubah LCT20 seperti laser range finder, thermal imaging sight, dan zoomable day camera.
Dari spesifikasinya, bobot kubah secara keseluruhan mencapai 1.550 kg. Sudut elevasi laras antara -8 hingga 38 derajat, serta sudut putar kubah 360 derajat. Untuk perlidungan, di bagian luar kubah terdapat 8 buah pelontar granat asap, masing-masing empat di sisi kanan dan kiri. Kami belum tahu persis, berapa pasukan yang bisa dibawa Anoa berkanon 20 mm. Semisal tak ideal untuk membawa pasukan, mengingat kompartemen yang jadi sempit, maka klasifikasi ranpur ini lebih tebat disebut sebagai AFSV (Armoured Fire Support Vehicle). (Gilang Perdana)
blog ini di bikin tahun 2009 ya min
Betul sekali
TOP deh anoa dg turet denel20mm nxa- publik pun begitu antusias beri aplaus memuzi- tapi tdk cukup di situ*sekali lagi TNI sbg user harus segera aplikasikan brbagai sista produk nasional ini untuk fungsi operasional penuh dan dg kuantitas masal..
min ganti berita dong…gak ada berita pembelian alutsista jadi bosen….berita ini aja”bentrok brimob vs tni,(1 tni meninggal)….selang satu hari ganti brimob tewas kena tusuk sangkur di medan…..apa ini berhubungan????
Sesuai tagline, web kami fokus di kupasan di persenjataan dan alutsista š
Yang penting sudah mampu membuat tidak perlu lgi ketergantungan dri pihak luar… skrg yang diutamakan mampu dlu membuat stelah itu baru terserah kita mau buat yang besar sekalipun. Sekilah aja dimulai dri TK, masa langsung melompat SMA.
hehe..,berarti malay & sing jenius, gak TK lagi, langsung kuliah..
kalo anoa di jadikan mlrs mantap
kalau anoa pakai gatling rcws ak 630 mantab
kena satu RPG ikut gosong deh tuh AK-630. AK-630 terlalu berat untuk diusung oleh kendaraan lapis baja ringan.
Kaliber 7,62 mm apa ngga terlalu kecil? Lebih keren kalau pakai gatling gun. Kapan pindad bikin anoa 8×8
Anoa canon 20mm, kenapa gak 30mm. (pars malay,bionic sing)
Badak 90mm, kenapa gak 105mm.
PKR 2300ton, kenapa gak 3000ton (gowind malay,lafayete sing).
selalu lebih kecil dari tetangga yang kecil…
Apakah PINDAD & PAL pura2 tidak tahu?????????
saya kira…tidak terlalu penting besar2an tonase….yang penting kapal itu akan berkualitas kalau senjata,radar,electronic,sonarnya yang terunggul di kelasnya….sayangnya…kita memang gak jelas…sudah tonase kecil…senjata yg dipilih juga ecek2
Intinya di riset dan pengembangan ,awalnya jg cm beli trus tahap demi tahap jg terus berkembang demi kemandirian alutsista dlm negri dg dukungan dana cekak. Tetangga boleh wah krn anggaran mrk jg wah,jgn samain dong status negara maju dgn negara berkembang.tp bukan berarti negara berkembang gak bisa maju kalo udah mandiri.