Kupas Lockheed C-5 Galaxy, Pesawat Kargo Super Besar yang ‘Ramah’ Runway Pendek
|Sepintas, pesawat ini mirip dengan Antonov An-225 Mriya, yang membedakan hanya bagian tails-nya saja. Dari segi fungsi, pesawat ini juga sama-sama didapuk sebagai pesawat kargo udara. Ya, Lockheed C-5 Galaxy merupakan pesawat angkut militer besar bersayap tinggi yang digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) untuk keperluan angkut-angkut kargo strategis.
Mulai dikenal debutnya di Indonesia, yakni saat mengantarkan paket rakitan jet tempur F-5E/F Tiger II pada tahun 1980, awal penciptaan pesawat ini dimulai pada era tahun 1960-an, yakni saat USAF membutuhkan armada udara untuk mengangkut berbagai jenis heavyweight cargo ke daerah yang jauh dan kala itu, produsen pesawat yang bermarkas di Amerika, Lockheed Martin mneyanggupi permintaan tersebut. Hingga pada akhirnya 8 tahun berselang, tepatnya pada 30 Juni 1968, C-5 Galaxy pertama kali “mengepakkan sayapnya” di Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California.
Dua tahun berselang, pada bulan Juni, suksesor dari Lockheed C-141 Starlifter dan Douglas C-124 Globemaster II ini menjalankan misi pertamanya ke Asia Tenggara sebagai bentuk dukungan logistik untuk operasi militer di Vietnam. Dengan adanya misi ini, C-5 Galaxy menunjukkan kapabilitasnya untuk melakukan pengangkutan strategis dengan efisiensi tinggi – mengantarkan barang-barang besar dan berat dari Amerika Serikat ke wilayah Asia Tenggara.
Mengintip ke spesifikasinya, C-5 Galaxy memiliki panjang kurang lebih 75,3 m dengan bentang sayap mencapai 67,9 m. Dengan menggunakan 4 mesin General Electric TF39 turbofan yang masing-masing mesinnya mampu menghasilkan sekitar 30,000 lbs (133 kN) dorongan, membuat C-5 Galaxy mampu menempuh kecepatan maksimum sekitar 518 knots (593 mph, 955 km/jam) dan mampu menjangkau sekitar 8,000 mil (12,900 km) dengan muatan maksimum.
Untuk urusan navigasi dan radar, Lockheed menggunakan Inertial Navigation System (INS) dan GPS sebagai penunjuk arah serta Terrain Awareness and Warning System (TAWS) untuk melengkapi Weather Radar. Melansir dari slashgear.com, C-5 Galaxy mampu mengangkut hingga enam kendaraan MRAP (Mine Resistant Ambush Protected), lima helikopter dan bahkan satu atau dua tank ukuran penuh.
Melansir dari sumber lain, adapun daya angkut dari C-5 Galaxy bisa menyentuh angka 122.000 kg dengan volume kargo mencapai 855 m³. Jika dibandingkan dengan pendahulunya, C-141 Starlifter hanya memiliki daya angkut mencapai 68.180 kg dengan volume kargo sekitar 651 m³. Sedangkan C-124 Globemaster II mampu mengangkut kargo maksimal di angka 90.700 kg dengan volume kargo ada di angka 707 m³. Dari perbandingan ini saja, C-5 Galaxy berada jauh di atas angin dan mengalahkan para pendahulunya.
Keunikan lain dari “The Giant”, salah satu julukan untuk C-5 Galaxy, adalah hidung pesawat yang dapat diangkat – mirip seperti Antonov An-225 Mriya. Dengan menggunakan metode drive-on/drive-off, jelas ini akan memudahkan loading kargo, terutama kargo-kargo berukuran super besar.
Satu keunikan lain dari C-5 Galaxy adalah pesawat ini mampu take off atau landing di landas pacu yang cenderung pendek. Sebut saja untuk take off, C-5 Galaxy hanya membutuhkan landas pacu sepanjang 1.070 meter hingga 1.220 meter. Sedangkan untuk landing, C-5 Galaxy hanya membutuhkan landas pacu sepanjang 915 meter saja. Tapi tentu saja, semua bergantung pada kapasitas dan muatan apa saja yang sedang di bawa.
Kendati terbilang sudah cukup berumur, namun di tahun 2024, USAF masih setia menggunakan jasa dari C-5 Galaxy, meskipun USAF juga berencana untuk melakukan peremajaan terhadap C-5 Galaxy dengan mendatangkan Boeing C-17 Globemaster III dan Boeing KC-46 Pegasus yang lebih modern.
Selain Amerika yang menjadi pengguna utama dari C-5 Galaxy, ternyata ada negara-negara lain yang juga menggunakan jasa dari pesawat kargo militer ini – walaupun dengan versi modifikasinya sendiri. Sebut saja Korea Selatan yang menggunakan C-5 Galaxy untuk mendukung Angkatan bersenjata mereka dan Arab Saudi yang juga diketahui memiliki beberapa unit C-5 Galaxy di hanggarnya yang tergabung ke dalam angkatan udara mereka. (Nurhalim)
Antonov An-124, Tak Terlepaskan dari Eksistensi Armada Sukhoi Su-27/Su-30 TNI AU