KRI Tjiptadi 381 Ditabrak Kapal Vietnam, Ini Kedua Kalinya Korvet Parchim Mendapat Provokasi di Laut Natuna
|Insiden yang menimpa kapal perang TNI AL di Laut Natuna pada 17 Juni 2016 seolah kembali terulang, peristiwanya mirip yaitu melibatkan korvet Parchim Class. Pada insiden 27 April lalu yang menjadi lakon adalah KRI Tjiptadi 381 dengan kapal Vietnam Fisheries Resources Surveillance (Pengawas Perikanan Vietnam). Sementara pada tahun 2016 yang terlibat adalah KRI Imam Bonjol 383 dengan kapal China Coast Guard (CCG) Haijing 3303. Persamaan adalah kedua kapal perang TNI AL sedang melakukan upaya penegakan hukum dengan menarik kapal pencuri ikan asal negara yang bersangkutan.
Baca juga: Haijing 3303 – Senjata Kelas Kapal Patroli, Performa Kelas Korvet
Bila dahulu KRI Imam Bonjol 383 dan dan Haijing 3303 ‘sebatas’ pys war di lautan , dengan aksi memotong jalur kapal perang Indonesia, maka insiden 27 April 2019 bisa dikatakan lebih ‘parah,’ dengan nekat kapal Pengawas Perikanan Vietnam bernomor lambung KN 264 dan KN 213 dengan cara menabrak lambung kiri KRI Tjiptadi 381. Dalam rekaman video yang beredar luas, nampak detik-detik upaya menambrak lambung korvet buatan Jerman Timur ini berlangsung dramatis.
Dikutip dari tempo.co (29/4), Panglima Komando Armada I TNI AL, Laksamana Muda TNI Yudo Margono, sebagaimana dikutip Kepala Dinas Penerangan Komando Armada I TNI AL Letnan Kolonel (P) Agung Nugroho, di Jakarta, membenarkan terjadinya insiden tersebut.
Yudo menguraikan kronologi singkat kejadian itu. Menurut dia, bermula saat KRI Tjipradi 381 melaksanakan operasi penegakan hukum di ZEE Indonesia. “Tepatnya di Laut Natuna Utara terhadap kapal ikan asing berbendera Vietnam bernomor lambung BD 979,” kata Yudo. Ia mengatakan kapal itu sedang mencuri ikan di perairan Indonesia.
Komandan KRI Tjiptadi kemudian berupaya menangkap kapal tersebut. Ternyata kapal ikan ini dikawal kapal Pengawas Perikanan Vietnam. Menurut Yudo, kapal pengawal itu berusaha menghalangi proses penegakan hukum oleh personel TNI AL di KRI Tjiptadi 381. “Mereka memprovokasi hingga gangguan fisik dengan cara menabrakkan badan kapalnya ke KRI Tjiptadi 381,” kata Yudo.
Menurut Komando Armada I TNI AL, lokasi kejadian itu ada di wilayah ZEE nasional, sehingga tindakan penangkapan kapal ikan ilegal itu oleh KRI Tjiptadi 381 sudah benar dan sesuai prosedur. Namun pada sisi lain, pihak Vietnam juga mengklaim wilayah itu merupakan perairan Vietnam.
View this post on Instagram
“Terkait tindakan KRI Tjiptadi 381 sudah benar dengan menahan diri,” kata Yudo. Untuk meminimalisir adanya ketegangan atau insiden yang lebih buruk di antara kedua negara, Yudo mengatakan, kejadian/insiden tersebut akan diselesaikan melalui jalur resmi antar pemerintahan kedua negara, Indonesia dan Vietnam.
Dinas Penerangan Komando Armada I TNI AL menyatakan akibat dari provokasi kapal Pengawas Perikanan Vietnam bernomor lambung KN 264 dan KN 23 dengan cara menabrak lambung kiri KRI Tjiptadi 381, kapal ikan ilegal Vietnam itu bocor dan tenggelam.
Untuk selanjutnya, ABK kapal ikan ilegal Vietnam yang berjumlah 12 orang ditahan dan dibawa ke geladak KRI Tjiptadi 381. Tapi Yudo mengatakan dua ABK yang berada di atas kapal ikan itu berhasil melompat ke laut dan ditolong salah satu kapal Pengawas Perikanan Vietnam.
Vietnam Fisheries Resources Surveillance merupakan sebuah badan pemerintahan Vietnam yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam. (Gilang Perdana)
Sudah saatnya hukum yg lebih tegas dan keras di tegakkan buat para pelanggar wilayah kedaulatan RI, sudah jelas kapal pengawas perikanan Vietnam melakukan upaya pencegahan terhadap KRI Tjiptadi yg melakukan penegakan hukum terhadap kapal nelayan berbendera Vietnam yang terbukti melakukan illegal fishing di perairan Indonesia, kapal pengawas perikanan Vietnam dalam aksinya jelas-jelas melanggar wilayah kedaulatan laut Indonesia dan melakukan tindakan perlawanan terhadap aparat negara, dalam kasus ini TNI AL, yang sedang mejalankan tugasnya mejaga kedaulatan perairan Republik Indonesia.
di ZEE bro, daerah abu-abu, masih belum bisa di katakan wilayah kedaulatan laut Indonesia, pelajari dulu ZEE itu apa
Sebenarnya lautan di sekitar Vietnam kaya akan Ikan, akan tetapi karena takut dengan intimidasi angkatan laut China, maka nelayan Vietnam pergi ke perairan RI di Natuna untuk mencari ikan. Ini memang ironis bagi negara Vietnam
kata bu susi di laut sana sudah menipis ikannya bro. makanya lari kesini
Ini urusan bahaya…..kalau kapal yang menyerang parchim adalah kapal coast guard china yang 5 kali lebih besar dr kapal butut yng pnya vietnam kemarin….bisa celaka. Cina adalah pemaling ikan plg berbahaya di daerah natuna krn radar dan kapal2nya lebih canggih dari punya indo. Dan sizenya kapal CG mereka lebih besar, lebih cepat , endurance lebih lama dan jarak tempuh lebih jauh wong datengnya aja ke natuna udah brpa ribu kilo??? sudah sepatutnya indonesia menaru fhreegat lebih banyak ke daerah ini krn KCR 40 atau 60m tidak akan bakal mempan…malah balik diintimidasi. Solusi ? menambah kapal patroli yang bisa tembus max speed 60 knot, melibatkan helikopter spti dauphin lebih banyak dgn Door MG utk mensupport kapal2 AL atau coast guard lokalan bakamla serta membangun fasilitas depo bbm dan perbekalan lain lebih banyak di daerah pesisir kalbar untuk mendukung area operasi lebih luas dan lebih lama. Kalau tidak ada support list barusan (juga beserta radar darat yang lebih kuat) akan sulit melawan cina / thailand / malinngssiah yg nelayannya gearnya utk membela diri dan me-maling ikan “1 juta kali lipet” lebih baik dari nelayan lokal yang support dari pemerintah / AL sngt2 minim—> IRONI
KRI van speijk Ahmad Yani lebih baik diberikan ke kkp…tinggal mencopoti persenjataan berat…dan hal lain yang tidak perlu….pasti kapal ini bisa lebih ringan dan hemat biaya…
kapal ini sangat kokoh dan kuat……cocok buat ditabrakkan ke kapal asing…hahahah
Kudune nek patroli aja dhewekan, mbok ya kudu ana 2 utawa 3 kapal patroli barengan, dadi nek ana salah siji sing ditabrak, sing sijine sing ora ditabrak iso mbales nabrak.
Nang hule kapal2 patroline awake dhewe kudu dipasang tiang listrik sing dicor karo beton, ujunge dipasang mata intan. Saben kapal dipasang 2 wae, siji ing kanan, siji ing kiri. Dadi mirip kaya tanduk kebo kae. Dadi nek dienggo nabrak, kapal sing nabrak iso marake kapal lawan bolong 2, ben kapal sing ditabrak cepet karam.
Ke depan insiden seperti ini rasanya akan sering terjadi….setidaknya karena 3 alasan:
1. Antara RI dan vietnam masih memiliki sengketa wilayah perbatasan di ZEE natuna utara yg belum terselesaikan.hingga saat ini
2. Rata-rata wilayah tangkapan ikan di thailand, vietnam dan philipina mengalami overfishing akibat praktek penangkapan ikan yg brutal dan tidak memperhatikan aspek perikanan berkelanjutan. Berbeda dg kita yg s3jak KKP finalisasi oleh Ibu Susi yg berhasil mengembangkan konsep perikanan berkelanjutan shg cadangan perikanan di wilayah kita makin baik dari masa ke masa….hal ini membawa dampak masuknya praktek illegal f8shing oleh kapal2 ikan asing, masuk ke wilayah perairan kita.
3. Pengalaman lepasnya pulau sipadan-ligitan.
Lepasnya pulau sipadan-ligitan adalah pengalaman pertama kita berurusan dg MI terkait sengketa wilayah…hal ini adalah pengalaman yg memberi kita pelajaran berharga bhw jika memiliki sengketa wilayah/perbatasan dg negara tetangga, diutamakan utk diselesaikan secara bilateral.
Jika upaya ini tidak membuahkan hasil maka lebih baik sengketa wilayah ini dijadikan “status quo”…bahkan kalo perlu untuk selama-lamanya dan tidak perlu membawa sengketa ini ke MI ( yg kendalinya sudah ada di pihak lain).
Bad newsnya….pihak lain pun (dalam hal ini para negara tetangga yg masih menyimpan sengketa perbatasan dg kita) juga ikut memetik pelajaran dr hal ini (kasus sipadan-ligitan), yaitu menjadikan wilayah sengketa dlm status quo utk selama-lamanya
Jadi lebih baik dan lebih murah beradu kapal, daripada kehilangan wilayah perbatasan yg mungkin didalamnya menyimpan kandungan mineral, potensi perikanan atau akses yg strategis/vital.
Kalau kita mau meluangkan waktu utk melihat kasus serupa dinegara lain, kita bisa melihat smp sekarang antara: yunani vs turki, inggris vs spanyol, korsel vs cina, taiwan vs cina, cina vs jepang masih sering terjadi gesekan yg melibatkan para aparat penegak kedaulatan dikedua negara.
Betuuul….sejak kita menindak SANGAT KERAS kapal asing…..harga IKAN disana (thailand, vietnam dan philipina) menjadi MAHAL dan sedikit langka…………….
Maka dari itu mereka cenderung NEKAT…………………wkwkwk
kesannya kalo di bawa ke MI pasti kita yang kalah.. pantas saja negara ini dianggap remeh.. mungkin karena mereka tahu walau kapal RI ditabrak gak bakal dapet sanksi apa2.. hahaha.. oh negaraku.. banyak juga yang mikir kayak gini di negara ini..
kalau rujukan anda ke Sipadan dan Ligitan…….. kita sendiri yang salah……pulau-pulau itu dibiarkan terbengkalai tak terurus….bahkan dicaplok malaysia pun kita tidak tahu atau cuek….sampai malaysia bikin infrastruktur dan resortpun kita cuek….baru kemudian beberapa lama kita baru protes..TERLAMBAT.
MI menganggap kita tidak bertanggung jawab….dan malaysia bisa membuktikan kepemilikan…dengan adanya INFRASTRUKTUR miliknya di sana…meskipun secara geologi pulau itu masuk ke Indonesia.
Maka sejak pemerintahan SBY sampai sekarang……..gencar mendirikan INFRASTRUKTUR NKRI di perbatasan…sebagai bukti ke MI bahwa kita ada disana……….
@fans zulheri
Faktanya ketika kasus sipadan-ligitan menyeruak….pemerintah ORBA saat itu boro-boro mengurus pulau2 tsb, bahkan tidak menyadari keberadaan kedua pulau tsb.
Pemerintahan baru tau kebersamaan pulau tsb dr iklan pariwisata yg dilakukan pihak malaysia….scr de facto, mereka terbukti sdh mengelola pulau tsb, melakukan pembangunan dan mengedarkan mata uang malaysia yg menjadi salah satu ciri pengakuan kedaulatan sebuah negara di pulau terluar.
Disitulah letak kekalahan RI dimata MI 😎
Kenapa ga dilengkapi water cannon juga ya,kalau ditembak kan melanggar hukum internasional,lebih baik ditembak air saja seperti lawan perompak di perairan somalia
Ngarang lagi…
Sadar engga sih jika yg berhadapan itu adalah Kapal Perikanan Vietnam VS Kapal Perang RI bukan Kapal Perikanan RI?
Kapal Perikanan Vietnam berani pada KRI, kira2 Kapal Perang Vietnamnya berani ga? Molniya, Tarantul dan Pohang Class??
Makanya itu disiram pake water cannon,bukannya ditembak pakai senjata,kayak kejadian coast guard nya china kalau ga salah siram pakai water cannon kapal asing