Haijing 3303: Senjata Kelas Kapal Patroli, Performa Kelas Korvet
|Dalam beberapa hari ini identitas China Coast Guard (CCG) menjadi trending topic di Tanah Air. Pasalnya beberapa kali armada kapal CCG (Penjaga Pantai Cina) dilaporkan terus membayang-bayangi aksi penegakan hukum yang dilakukan kapal perang TNI AL atas illegal fishing yang dilakukan kapal nelayan Cina. Tak satu dua kali pula, kapal CCG berani menghalangi upaya penangkapan yang dilakukan aparat Indonesia.
Baca juga: Tinjauan Insiden Korvet KRI Pati Unus 384, Dimana Peran Sonar MG323 Bullhorn?
Dan merujuk ke peristiwa yang paling baru, yakni insiden pada 17 Juni lalu, kapal CCG yang diketahui dengan identitas Haijing 3303 berani mendekati korvet KRI Imam Bonjol 383 yang tengah melakukan upaya penarikan kapal ikan asing asal Cina, Han Tan Cou dengan nomer lambung 19038. Sebelumnya empat KRI, termasuk KRI Sutanto 377, KRI Teuku Umar 385, dan KRI Todak 631 telah melakukan pengejaran pada 12 kapal asing dari Cina yang terindikasi melakukan illegal fishing. Dari 12 kapal asing, satu kapal tertangkap, dan sisanya berhasil melarikan diri. Drama pengejaran kapal ikan ini berlangsung dramatis, karena beberapa kali dilakukan tembakan peringatan dari kapal perang TNI AL namun tak digubris.


Dalam foto yang dirilis Dinas Peneranan Komando Armada Barat (Koarmabar) hari ini (21/6/2016). Diperlihatan foto-foto dramatis atas insiden di Natuna pada 17 Juni lalu. Bahkan dalam foto nampak seolah kanon pada Haijing 3303 seperti diarahkan ke KRI Imam Bonjol 383, malah jika dilihat kapal penjaga pantai Cina tersebut bermanuver seperti memotong arah laju KRI Imam Bonjol 383. Dan berikut foto-foto eksklusif dari Dispen Koarmabar yang diperoleh dari sumber Merdeka.com.

Baca juga: FPB-57 Nav V TNI AL – Varian Kapal Cepat dengan Bekal Senjata dan Sensor Maksimal
Yang lantas menarik atas peristiwa 17 Juni adalah sosok kapal CCG Haijing 3303. Dari visual di foto, kapal tersebut punya dimensi lumayan besar, bahkan banyak yang memperkirakan dimensinya setara dengan frigat Van Speijk Class milik TNI AL. Anda penasaran siapa Haijing 3303?
Baca juga: KRI Ki Hajar Dewantara 364 – Korvet Latih Pencetak Perwira Tempur TNI AL
Haijing 3303 masuk dalam kelas Zhaoyu WPS, meski resminya bukan kapal perang, tapi kapal ini dibangun dari platform korvet Type 056 Jiangdao Class. China Coast Guard punya armada yang cukup besar, situs Wikipedia.org menyebut setidaknya CCG saat ini punya 183 kapal patroli dalam berbagai jenis dan tonase. Di kelas Zhaoyu WPS, Haijing 3303 tidak sendiri, masih ada 11 kapal sejenis yang dimiliki CCG.

Dari spesifikasinya, Haijing 3303 punya berat kosong 3.450 ton. Panjang kapal ini 111 meter dengan lebar 15 meter. Kapal ini juga dilengkapi heli pad dan fasilitas hanggar. Sementara jumlah awaknya 50 orang. Untuk spesifikasi mesin, kecepatan, dan dukungan sensor yang melengkapi, hingga saat ini masih belum diketahui. Namun merujuk ke oplanchina.com, Haijing 3303 dilengkapi meriam air (water canon) dan kanon PSU (Penangkis Serangan Udara) jenis PJ17 naval gun kaliber 30 mm buatan Norinco. Kanon ini disematkan pada sisi haluan. Meski di daulat sebagai PSU, kanon ini dipercaya sangat handal untuk melibas sasaran di permukaan dengan jarak tembak efektif 2.000 meter.
Baca juga: Oto Melara 30mm: Rahasia Kecanggihan Kanon Andalan KRI Cakalang 852
PJ17 30 mm adalah jenis kanon laras tunggal. Kanon ini masuk dalam segmen RCWS (Remote Control Weapon System) dan secara masif juga digunakan pada kapal perang AL Cina. Tidak diketahui data dan spesifikasi tentang PJ17, namun yang pasti selain digunakan Cina, kanon ini telah dioperasikan AL Pakistan, AL Bangladesh, dan AL Nigeria.
Faktanya dalam insiden 17 Juni lalu, TNI AL tak hanya mendapat gangguan dari Haijing3303, namun masih ada kapal lain yang diketahui sebagai Haijing 2501. Kapal ini yang berupaya membayangi KRI Imam Bonjol 383 saat sedang menyeret kapal nelayan Cina menuju Natuna. Lewat komunikasi radio, dari Haijing 2501 meminta agar TNI AL melepaskan kapal nelayan 19038. Gangguan dari Haijing 2501 berakhir setelah kapal CCG ini mendapat kepungan oleh beberapa KRI. (Gilang Perdana)
KRI Todak 631? berarti sudah naik kelas. dulu KRI Todak masih 803
Prediksi kita waktu masih remaja sudah jadi keyataan , perkuat lah tni al dan au sesuwai ke butuhan luas nya nusantara mirip gadis desa cantik alami tapi duduk nya gangkang . Indonesia butuh kapal penjelajah the destroyer dan real freegat bukan kapal KCR ..KCR BERLEBEL kapal perang . Cintai lah nkri iabarat istri mu sendiri para orang tua di pusat bukan sebaliknya buta tuli tanah nusantara kau gadaikan buat keuntungan pribadi kroni dan family .
ibaratnya kita hanya butuh tank leopard, tank lainnya ngak perlu…..masak gitu ?
ibaratnya kita butuh truk tronton, truk lainnya ngak perlu
ibaratnya kita butuh bus, kendaraan lainnya ngak perlu…seperti mobil dan sepeda motor
……masak gitu seekhh
Secara head to head siapa yg lebih unggul antara KRI Todak dgn CCG Haijing? Soalnya kok kapal yg hakikatnya kapal sipil berani nantangin kapal perang.
keliatannya kapal coast guard ini hanya nama saja sedang kemampuannya setara kapal samudra/penjelajah, kalo bener coast guard pasti operasinya ga jauh dari pantai, tapi kenyataan bahwa kapalk ini mampu beroperasi ribuan kilometer daro pangkalannya dan mampu beroperasi berminggu2 bahkan hitungan bulan menunjukkan bahwa mereka ditugaskan untuk mendampingi kapal2 nelayan china untuk memperluas dan menguatkan claim sepihak china
Sepertinya memang begitu mas @Bayu 🙂
Mungkin karna luas wilayah, visi dan doktrin satuan yg berbeda kali ya.. sehingga spesifikasi kapal pun disesuaikan.
Salam hangat.
Indonesia harus memperbanyak kapal jenis KCR-60 tapi sudah di lengkapi senjata dan sensor yg lengkap
Walau kite berteman baik dgn cina, kedaulatan tetap no 1. Ayo banyakin kapal perang di natuna dan dukungan udara. Bawa rudal C705 jg yg banyak. Lho