Kombinasi Serangan Rudal Harpoon dan Sidewinder Karamkan KRI Hiu
|Posisinya saat itu berada di Samudera Hindia, barat daya Tanjung Mebulu, Bali, KRI Hiu menjadi kapal perang pertama di Indonesia yang menjadi ‘korban’ terjangan rudal anti kapal Harpoon dan rudal AIM-9P2 Sidewinder. Meski tak dilakukan secara bersamaan, kombinasi pukulan dari dua rudal beda jenis ini akhirnya mengkaramkan kapal perang TNI AL eks USS Malvern PC-580.
Baca juga: Ternyata, AIM-9X Sidewinder Mumpuni Sebagai Rudal Udara ke Permukaan
Meski ada kesamaan dengan nama KRI Hiu 634, yaitu jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) FPB-57, namun yang dimaksud di atas adalah KRI Hiu yang telah dipensiunkan dari armada TNI AL pada tahun 1980. Dan sebagian netizen mungkin masih bingung, bahwa rudal udara ke udara jarak pendek, sang pengendus panas legendaris, AIM-9 Sidewinder digunakan untuk serangan udara ke permukaan. Seperti baru-baru ini diwartakan kemampuan varian tercanggih AIM-9X Sidewinder yang sukses dalam uji coba serangan ke permukaan, dengan target perahu cepat yang melaksanakan manuver.
Namun yang dilakukan TNI AU adalah di masa lalu, tepatnya dalam Latihan Gabungan Laut (Latgabla) II pada periode 23 – 28 Oktober 1989, jet tempur F-5 E Tiger dari Skadron Udara 14 yang diterbangkan Lettu Pnb. Syaugi, melaksanakan serangan dengan rudal AIM-9P2 Sidewinder ke sasaran KRI Hiu. Pada saat latihan gabungan tersebut, kelompok F-5 Tiger yang menggunakan Lanud Ngurah Rai sebagai pangkalan aju, juga melepaskan rudal AIM-9P2 ke target palsu di udara TDU-11. Satu bulan sebelumnya, Skadron Udara 14 juga meluncurkan AIM-9P2 di Teluk Pacitan.
Sebelum AIM-9P2 menghantam KRI Hiu, eks kapal perang dari jenis submarine chaser ini mendapat hantaman terlebih dahulu dari rudal anti kapal RGM-84 Harpoon yang dilepaskan dari frigat Van Speijk Class – KRI Yos Sudarso 352.
Momen yang menarik pada Latgabla tersebut adalah, untuk pertama kali dan satu-satunya dalam sejarah TNI, dilakukan chase rudal Harpoon oleh jet tempur TNI AU. Rudal Harpoon yang dilepaskan dari KRI Yos Sudarso 352, kala melesat di udara diikuti dari jarak dekat oleh F-5 F (tandem seat) yang diterbangkan oleh Mayor Pnb. Dradjad Raharjo dan Letda Pnb. Agung Sasongkojati (bertindak sebagai juru kamera).
Selama mengikuti rudal Harpoon terbang menuju sasaran KRI Hiu, jarak antara F-5 Tiger dengan Harpoon hanya kurang lebih 10 meter. Untuk mengikuti manuver sea skimming Harpoon, para penerbang F-5 TNI AU bahkan telah berlatih untuk terbang dengan ketinggian hanya 3 meter di atas permukaan laut dalam kecepatan hampir 1.000 km per jam.
Baca juga: UGM-84L Harpoon II – Sebuah Harapan Untuk Kapal Selam Nagapasa Class TNI AL
Pada momen inti, tembakan dari Harpoon berhasil direct hit, sasaran terbelah menjadi dua dengan asap api yang mengepul di udara. Pada saat yang hampir bersamaan, F-5 E yang diawaki Lettu Pnb. Syaugi melepaskan rudal AIM-9P2 ke sasaran kapal tersebut. Dan direct hit pula untuk tembakan kedua ini, kapal pun meledak dan semakin mempercepat proses tenggelamnya. AIM-9P2 adalah varian lawas Sidewinder yang menjadi ‘pasangan’ untuk F-5 Tiger II TNI AU. Rudal pengejar panas ini hanya bisa ditembakkan dari belakan pesawat musuh. (Haryo Adjie – Disarikan dari Buku “Tentara Langit – Pahlawan Hati” karya Yuyu Sutisna)
Rudal hipersonik hanya menang di cepatnya aja. Cocok buat ngadepin negara yg kemampuan hanudnya lemah. Kalo hanudnya kuat, kalo tuh rudal kena jamming bisa overshot tuh rudal. Beda dg rudal Subsonik yg kalo kena jamming masih bisa memperbaiki jalurnya. Makanya rudal-rudal Subsonik modern barat pake kemampuan Stealth kayak JASSM-ER, Delilah, Strom Shadow, Taurus atau JSM untuk menghindari deteksi radar musuh. Kalo dibandingin sama rudal hipersonik, rudal Subsonik modern sudah membuktikan kemampuannya menembus pertahanan hanud berlapis dan terintegrasi di Suriah. Malah Hanudnya yg jadi sasaran tembak. Kalo hipersonik belum membuktikan kemampuan terbaiknya seperti apa. Kalo rudal hipersonik Rusia dan China ane yakin banyak yg meleset atau gak delay 5 menit kayak uji rudal yg TNI punya sebelum-sebelumnya. Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
benar sekali. super/hiper sonic susah bermanuver, susah mengunci, hanya punya 1x kesempatan, kalau gagal ya sudah ilang.
Perancis, AS dan negara lain mampu membuat jenis rudal ini, namun mereka tidak membuatnya karena tahu kelemahannya, kecuali untuk tujuan khusus.
Pa drajad terakhir kasum bukan ya ato irjen AU? klo p syaugi terakhir kepala basarnas
Punya rudal yang jadul atau yang mutakhir intinya SDMnya mumpuni dan juga beli yang banyak kalau di serang sekutu gak keteteran
ah pada sok jago analisa semua
Itu peristiwa jaman bahula. Sekarang kedua jenis rudal ini sdh termasuk jenis rudal jaman purba. Kecepatannya spt keong sawah.
Apa situ tidak merasa mengolok-olok negara pujaanmu sendiri. Tor dan R27 rudal zaman purba yang lelet sama dengan Harpoon tapi jadi bintang di Syria dan Yaman berbanding terbalik dengan generasi terkini seperti Pantsir dan R77 yang jadi pesakitan dan sekarang bahan olok-olok semua pihak
Situ pantas banget disebut raja munafik dibenci lainnya
” berbanding terbalik dengan generasi terkini seperti Pantsir dan R77 yang jadi pesakitan dan sekarang bahan olok-olok semua pihak ”
Ini yg disebut analisa amatiran kaum fans boy alay barat. Krn gak pernah membaca analisa dari pakar militer dunia. Sehingga opininya banyak menyesatkan para fans boy militer sejati. Sebaiknya dibaca lagi dek disotoynoto ulasan para praktisi militer dunia biar gak lagi menyesatkan infonya di semua blog militer.
Sabar bro kalau ngadepi fans Halu kaya @bank ruskiy, dia gk bisa bedakan fakta dan halusinasi kronis, analisa militer tidak bisa di jadikan patokan sepenuhnya, justru Medan perang yg sebenarnya yg jadi patokan, faktanya sistem pantsir Rusia banyak yg hancur di suriah dan rudal R77 gk berguna saat di gunakan India lawan Pakistan kemarin, justru India ragu dengan kemampuannya yg tidak sesuai iklan, dan berencana beli rudal Derby Israel dan meteor Eropa,
padahal yang dihadapi rudal lawas AIM-120C5 …belum C7 yang nanti dimiliki TNI
Generasi lebih baru belum tentu lebih baik. Harpoon itu memang old but gold. Yang masuk golongan itu ada Stinger, Exocet, Tor, R27, Maverick, Granite, Vulkan, Konkurs, Tow dll. Mereka masih eksis bahkan lebih tokcer daripada generasi terkini seperti Yakhont, Pantsir, Starsreak, Tungushka, R77
Ente ini kok tambah menyesatkan para kaum awam bung.
Kita mainkan logika ente aja ya, apa exocet blok 1 lebih hebat dr block 3.? Kalo memang lebih baik gak mungkin TNI berminat dng yg block 3 bukan?
Masalah Pantsir, ente sebenarnya tau kondisi sebenarnya di lapangan, hanya ente ikutan kemana arah angin yg ramai di komen indomilitwr. Masa pengetahuan dan pengalaman ente kok ente sejajarkan dng kemampuan amatiran spt dek disotoynoto. Itu sama dng kemunduran wawasan bung.
1000 Vs 1…..yang sesat itu kamu bro….tidak usah ngeyel…malu-malu in saja
Rudal Subsonik kelebihannya kalo kena jamming masih bisa diperbaiki jalur penerbangannya. Nah, rudal Hipersonik kayak Khinzal dan Zircon sekalinya kena jamming langsung nyungsep ke kepalanya di Ruskye eh, ke laut maksudnya. Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Silahkan rudal ini diolok olok karena tergolong desain tua tapi bicara akurasi Harpoon adalah yang terbaik dari semua rudal anti kapal yang dimiliki TNI AL. 6 kali uji tembak sukses 100%
Iya juga sih kayaknya lebih cocok TNI Al beli ini rudal
Performa Harpoon tertolong oleh tool yang komplit dari Van Speijk class itu sendiri buat midcourse guidance dari Thales LW03 dan heli Wasp dengan keberadaan midcourse guidance tool dari BAe
Beda ceritanya dengan rudal yakhont buatan Rusia, yg dulu di uji coba TNI AL malah gk kena dan malah meleset dari sasaran, Harpoon old, but gold
menurut informasi…teknisi rusia pusing dan pulang…meninggalkan PR yang belum selesai…namun PAL tidak menyerah…dan berhasil memperbaiki…tapi dengan konsekwensi jangkauanya hanya 110 km…tidak sesuai brosur…akhirnya tni-al tdk melanjutkan beli yakhont lagi
Itukan halusinasi akut gaya hoax mu aja dek UA.
Malulah komen amatiran kamu dibaca sama bung Ayam Jago yg senyum2 dr tadi.
Kenampuan radar KRI yg gotong Yakhont itu lebih pendek jangkauannya dr kemampuan jarak tempuh rudal. Bukan diperbaiki lalu jangkauannya menurun jd 110Km. Itu analisa anak PAUD klo spt itu. Makanya kamu gak berani adu argument dng saya krn analisamu sangat amatiran itu dek.
Hohoho banyak yang salah kaprah tentang performa Harpoon vs Yakhont nih
Firing & command unit Yakhont itu stand alone yang artinya tidak nyambung dengan CMS serta radar DA05 & LW03 plus NBO105 yang membawa midcourse guidance tool bawaan Westland Wasp makanya uji coba pertama berakhir meleset sukses nyemplung ke laut. Uji coba kedua memakai cara yang beresiko friendly fire tinggi karena menggunakan KRI Cakra buat metering koordinat secara manual. Begitu Yakhont mau mendekat secepat mungkin juga KRI Cakra menyelam kalo tak mau jadi korban. Yang jelas TNI AL kecuali korps marinir untuk armament buat combatant sudah cukup say no buat Rusia. Bukan masalah performanya tapi lebih pada kompatibilitas dan intergrasi. Bisa saja armament Rusia dipake tapi kudu butuh CMS, sensor dan electronic system dari Cina seperti yang kini dimiliki KCR dan pastinya performa barang Rusia akan turun jika dibandingkan menggunakan sistem asli seperti yang dipakai Vietnam
Mereka malu bro, dagangan nya waktu uji coba gk sesuai brosur dan iklannya, kecepatan rudal itu penting, tapi kalau akurasi jelek ya percuma, membuat rudal cepat dengan mesin scramjet itu mudah utk negara besar, tapi utk akurasi itu yg radak susah, karena harus ada sistem pemandu lainnya, itu alesan Amerika tdk menggunakan jalan kecepatan, dan lebih memilih rudal pintar seperti lrasm karena bisa mencari sasaran sendiri secara otonom walaupun minim sistem pemandu lainnya,
Mksdnya yang ini??
https://youtu.be/d5O9pP1NWkA
Coba ditonton sampe habis mas
ini tes yang ke dua pada tahun 2012…setelah tes pertama pada latihan Armada Jaya 2011 gagal….itu semua atas keberhasilan teknisi TNI dan PT.PAL…sedang Teknisi Rusia lari pulang.
Makin jaya TNI. 👍👍👍
Besok besok bisa aja pake AMRAAM buat nyerang Destroyer China.
Enak bener ngomongnya.. destroyer china punya ciws yg siap hancurkan semua obyek yg mendekat. Pake perencanaan lah
Kalo AMRAAMnya 1 sih mungkin. Kalo satu skuadron nembakin semua rudalnya pasti bakal ada banyak yg kena lah.