Kemhan dan Republikorp Tandatangani Kontrak Kerja sama Rudal Cakir dan Sungur dari Turki

Delegasi industri pertahanan Turki saat ini tengah berada di Indonesia, dari beberapa rangkaian agenda kerja sama, salah satunya adalah penandatanganan perjanjian strategis dalam pengembangan beberapa alutsista yang akan diakuisisi oleh Kementerian Pertahanan RI. Dan terkait hal tersebut, Republikorp Indonesia (PT Republik Defensindo) selaku mitra industri pertahanan dalam negeri, memberikan informasi yang menarik dalam unggahan siaran pers.
Baca juga: Lewat PT Republik Defensindo, Indonesia Borong 45 Unit Rudal Jelajah Anti Kapal Atmaca
Di hadapan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, dan Prof. Dr. Haluk Görgün, Secretary of Turkish Defence Industries, Republikorp menandatangani beberapa perjanjian penting yang memperkuat posisi Indonesia di kancah pertahanan global.
Sorotan utama dari upaya ini adalah penandatanganan kontrak rudal permukaan ke permukaan Cakir dan rudal pertahanan udara (hanud) Sungur antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) dan Republikorp. Penandatanganan ini dilakukan oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan, Marsdya TNI Yusuf Jauhari dan Founder Republikorp, Norman Joesoef, yang menandai langkah penting dalam peningkatan kapabilitas pertahanan negara.
Tidak hanya itu, momentum ini juga diperkuat dengan penandatanganan Framework Agreement antara Aselsan dan Roketsan dengan Republikorp. Kesepakatan ini menjadi bagian dari misi Republikorp untuk membangun industri pertahanan nasional yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
Norman Joesoef, mewakili Republikorp, menandatangani perjanjian dengan Aselsan untuk produksi Sistem Senjata Kendali Jarak Jauh (RCWS), serta dengan Roketsan untuk mendirikan fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) dan produksi rudal Cakir, Atmaca, dan Hisar.
AD Turki Resmi Gunakan Rudal MANPADS “Sungur” Produksi Dalam Negeri
Kemitraan strategis ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di panggung industri pertahanan internasional, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional. Republikorp, dengan peran utamanya dalam pengembangan industri pertahanan, telah menjadi pilar penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian pertahanan.
Selama lima tahun terakhir, Republikorp telah membangun kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan global, termasuk LIG Nex1 dari Korea Selatan untuk produksi dan transfer teknologi rudal, serta mitra dari Slovakia untuk pengembangan turret TURRA 30 dari EVPU. Kolaborasi-kolaborasi ini telah memperkuat kemampuan militer Indonesia dan menunjukkan komitmen Republikorp untuk mendiversifikasi teknologi pertahanan.
Di Italia, Republikorp juga mengembangkan kerja sama dengan Drass Galeazzi S.R.L. untuk assembly kapal selam mini dan autonomous, serta dengan Fiocchi Munizioni S.p.A. dalam produksi amunisi. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya Republikorp menuju kemandirian dalam pasokan pertahanan dan menciptakan jalur diplomasi yang lebih kuat.
Tahun ini, Republikorp memasuki era baru dengan memulai kontribusi pada manufaktur industri pertahanan melalui pembangunan fasilitas di Subang. Fasilitas ini menjadi ujung tombak inovasi dan keberlanjutan dalam pengembangan senjata, amunisi, serta kendaraan taktis listrik modern, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan TNI di masa depan. (Gilang Perdana)
Untuk yang jaraknya jauh ntar dulu, kita perkuat lagi segmen jarak dekatnya plus rudal anti-kapal permukaan
wkwkwk, kirain
min, apakah ini artinya hisar dan atmaca akan diproduksi lokal kedepannya?
Wah itu masih jauh yaa 🙂