Kejutan! Garuda Indonesia Bakal Akuisisi Drone Berkualifikasi HALE, BZK-005
|Mungkin berita yang satu ini agak kedengaran aneh, pasalnya PT Garuda Indonesia diwartakan tengah memesan tiga unit drone Harbin BZK-005 dari Beihang UAS Technology Co. Ltd. Memang bukan dimaksudkan untuk mendukung operasi militer, namun jenis drone tersebut adalah yang digunakan militer Cina untuk melakukan misi pengintaian maritim di kawasan Laut Cina Selatan. Tentu ini menjadi sesuatu yang mengejutkan, ditambah lagi ukuran BZK-005 yang tergolong tambun alias besar.
Baca juga: Harbin BZK-005 – Drone Pengintai Andalan Militer Cina di Laut Cina Selatan
Seperti dikutip dari bisnis.com (1/4), Direktur Utama Garuda Indonesia IGN Askhara Danadiputra mengatakan akuisisi drone BZK-005 dimaksudkan untuk mengembangan bisnis kargo. “Drone yang ingin kami datangkan senilai US$1 juta per unit, sedangkan pesawat ATR 72-600 saja nilainya sampai US$22 juta per unit. Itu belum dihitung biaya lain seperti pilot dan set kru,” kata Askhara yang berencana akan ke Beijing untuk melihat review model drone tersebut.
Dia menambahkan pada tahap awal sebanyak 3 unit akan didatangkan. Pengiriman kargo untuk jarak jauh masih akan menggunakan pesawat konvensional seperti A330-300 atau B737-800 NG untuk jarak menengah.
Askhara Danadiputra mengatakan alasan penggunaan drone tersebut karena dinilai lebih efisien dan meminimalkan risiko. Di sisi lain, investasi untuk pesawat tersebut lebih murah dibandingkan dengan jenis konvensional Askhara menjelaskan kondisi cuaca yang sering berubah dan topografi di wilayah Indonesia Timur sering menjadi tantangan bagi pesawat konvensional. Penggunaan drone bisa meminimalisasi risiko tersebut.
Tentang BZK-005 sendiri dari spesifikasinya dapat membawa payload maksimum 150 kg. Drone ini menyandang kualifikasi sebagai HALE (High Altitude Long Endurance), lantaran bisa terbang sampai ketinggian 8.000 meter dan durasi terbang terus-menerus selama lebih dari 48 jam.
Harbin BZK-005 punya dimensi yang lumayan besar, bahkan lebih besar dari drone Heron milik Singapura. Bobot maksimum saat take off mencapai 1,25 ton, dengan basis mesin propeller drone ini punya kecepatan jelajah 150 – 180 km per jam. Meski bisa melayang di ketinggian 8.000 meter, ketinggian jelajah BZK-005 ada di level 5.000 – 7.000 meter.
Dengan dimensi laksanan pesawat konvensional, Harbin BZK-005 lepas landas dan mendarat dari jalur landasan biasa. Untuk take off dibutuhkan landas pacu 600 meter, dan untuk landing dibutuhkan 500 meter. Oleh militer Cina, Harbin BZK-005 disebut sebagai Sea Eagle, dan mengemban peran sebagai naval drone.
Baca juga: Bila Akhirnya Drone Tempur MALE TNI Berasal dari Cina
Bila kelak BZK-005 resmi dioperasikan Garuda Indonesia, maka secara teknis grup maskapai penerbangan nasional ini punya drone yang level-nya di atas drone intai/tempur milik TNI, lantaran yang drone yang akan diakuisisi TNI dalam waktu dekat ini adalah drone masih dalam kualifikasi MALE (Medium Altitude Long Endurance). (Bayu Pamungkas)
Salah satu yang bikin saya betah mantengin forum ini adalah. Komen komennya
Dirut garuda perlu ditatar untuk bicara lebih baik lagi, kemampuan 150kg buat kargo itu mah kalah ama gojek hehehehe.
Program rahasia negara itu tidak perlu di umbar ke publik, kelihatan amatiranya.
Tul betoooll.. emg segampang itu pihak luar mau ngasih tot mau ngasih blueprint ke kita?? Yaa kagak lah.. makannya dari pihak kitanya diakalin biar bisa ngeles dari syarat kewajiban tot hrs bla bla “sing penting ntar ngomongnya ke media kita dikasih tot” pdhl mah kagak dikasih
Buka mata bung
Banyak yang mau
LPD kelas makassar, Kapal selam, Fregate PKR
CN-235, Medium Tank Harimau, SS-1, dst………
Semua hasil dari ToT
Kalau mau Mandiri…….semua awalnya dari ToT
Tinggal mainset kita…suka belajar atau KONSUMTIF/ KORUPTIF
LoL…wkwkwk
@Konyol klo bnyk yg nawarin tot sprti yg situ bilang.. hrnsya indo udh mandiri alutsista sejak lama.. buktinya PTDI aja blm dikasih ijin dri Airbus buat bikin pesawat C295 disini pdhl basisnya dari CN235
Mandiri atau tidak itu tergantung Indonesia sendiri
mau tidak untuk mandiri….mau maju nggak….wkwkwk LoL
Ngelindur ya bung….
Meskipun C295 itu basisnya CN235, pesawat itu hak penuh 100% Airbus karena yang mendisain Airbus sendiri.
ya jelas Indonesia boleh produksi C295 tapi harus taat aturan dan royalti Airbus.
sama dengan N250 yang jadi hak penuh 100% Indonesia, padahal basisnya CN235….wkwkwkwk LoL
“Mandiri atau tidak itu tergantung Indonesia sendiri
mau tidak untuk mandiri….mau maju nggak” lho kok malah lempar pertanyaan balik pdhl gw yg nnya emg bnr yg kata situ bilang bnyk yg nawarin tot?? buktinya?? jgn cma ngambil dari media atau omongan menhan pdhl itu statement “dikasih tot” sama “nanti bisa bikin sendiri” cma buat nyenengin org sini aja.. buat kasus C295 masa sih indo gk mau jadi hub/sales tu pesawat dia asia?
Ellu itu gimana…bukti sudah didepan mata masih aja ngeyell…wkwkwk LoL
kalau bangun tidur itu mandi dulu bung…wkwkwkwk LoL
ditanya mana buktinya ngeyel.. yg kata lu bnyak mana bosque??? Prett lpd, kasel, tank harimau, pkr, ss1 sama cn235 itu blm sbrp yg lain dulu koar2 mana??? Kanon 90mm pindad mana?? Rudal C705 bikin sendiri mana?? Bushmaster pindad mana?? Munisi bmp 3 mana?? ToT apache dpt opo??
Belum seberapa ??? ….wkwkwkw LoL
Kapal gedenya segitu dikatain belum seberapa ???
Sudah bisa ekspor ke Philipine dikatain tidak seberapa ???
CN235 sudah ekspor kemana mana
Buka mata loe besar besar bung
Bangsa sendiri di HINA…wooow
KTP mu KTP malaysia
Walau tak ada TOT tetapi tetap ada kewajiban offset.
Contoh : kalo beli pesawat sipil harus ada pelatihan untuk para pilot dan teknisi, juga ada kewajiban2 lainnya misal imbal beli, investasi, pemakaian bioavtur, dll.
https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20180724/12/820196/indonesia-tawarkan-bioavtur-ke-boeing