Jepang Operasikan Flight MV-22 Osprey, Resmi Jadi Pengguna Kedua Setelah AS
|
MV-22 Osprey, namanya mencuat sebagai tawaran alutsista di tengah musim pandemi yang belum juga berakhir. Alih-alih ada kelanjutan kabarnya, tawaran Osprey untuk Indonesia sepertinya bak angin lalu saja. Tapi lain halnya di Jepang, negeri yang telah mengorder MV-22 Osprey pada tahun 2015, diwartakan telah mengoperasikan flight Osprey pada 6 November lalu, menjadikan Jepang sebagai negara kedua di AS yang mengoperasikan Osprey.
Dikutip dari Janes.com (16/11/2020), disebutkan penerbangan operasional pertama MV-22 Osprey berlangsung dari Camp Kisarazu di Prefektur Chiba, dimana sebelumnya dilakukan upacara peresmian pada 3 November, sebagai menandai aktivasi program V-22 Jepang. Sebagai operator MV-22 Osprey adalah angkatan darat Jepang, Transportation Aviation Group dari Japan Ground Self-Defense Force (JGSDF).
Komposisi flight MV-22 Osprey AD Jepang terdiri dari dua unit, dimana unit helikopter pertama (JG-1701) telah tiba pada 8 Mei dan unit kedua (JG-1705) diterima pada 16 Juli. Keduanya dikirim dari AS melewat jalur laut. Total Jepang akan menerima lima unit MV-22B Osprey Block C dalam kontak yang ditandatangani lewat program Foreign Military Sales (FMS) pada pertengahan 2015 dengan nilai US$332,5 juta.
Pemerintah Jepang secara resmi telah menyetujui rencana pengadaan 17 unit MV-22B Osprey. Bagi Jepang, Osprey dianggap punya performa yang unggul dibanding armada helikopter yang ada, dengan poin keunggulan pada kecepatan, muatan dan jangkauan.
Sejak 2016, pilot dan ground crew JGSDF telah berlatih dengan Marine Medium Tiltrotor Training Squadron (VMMT) 204 dan Navy Aviation Technical Training Unit di MCAS New River.
Selain bagi AD Jepang, V-22 memegang peranan penting di tiga matra, yaitu Angkatan Udara, Korps Marinir dan Angkatan Laut. Untuk US Special Operations Forces, CV-22 digunakan untuk mendukung misi infiltrasi, eksfiltrasi, dan pasokan jarak jauh. Sementara bagi Korps Marinir, MV-22B digunakan untuk menyediakan transportasi dukungan penyerangan pasukan tempur, persediaan dan peralatan selama ekspedisi, serta operasi gabungan. Sedangkan bagi AL AS, CMV-22B adalah pesawat pengganti untuk pengiriman onboard di kapal induk, yang statusnya kini masih dalam tahap uji coba.
Baca juga: SA321J Super Frelon – Jejak Sejarah Helikopter Angkut Berat TNI AU dan Pelita Air Service
MV-22 Osprey serasa barang spesial, selain AS dan Jepang, belum ada negara lain yang mengoperasikan wahana yang punya kemampuan vertical takeoff and landing (VTOL) ini. India, Israel, Korea Selatan dan Uni Emirat Arab, baru berstatus sebagai potensial kustomer. (Gilang Perdana)
Tawaran yg super mihil $2bio for 8 osprey or $250mio per biji setara hrg tebus F35 ausie.
sudah kudugong menhan bakal kena prank jilid 2 “jika IDN ingin mengakuisisi MV-22 harus terlebih dahulu memiliki CH-47/UH-60 bla…bla…bla gitu aja terus ampe dajjal kena covid”.
sebelum mengakuisisi tek. canggih alangkah lebih baik dipersiapkan SDM/operatornya secara paripurna–jgn sampai menumbalkan prajurit
Intinya ada duitnya, dan mau memenuhi syaratnya.
sabaaarrr kl ada rejeki pasti ke beli ini mainan…
tp ya sabaaarrr….nunggu ada yg ngasih PLN…
Barang Mahal ini..mending dananya beli yg lain.
Indonesia bakal jd negara ketiga yg pake Osprey. Itupun klo gak kena Prank. Soalnya kemaren pak prabowo sdh kena prank F-35…😁
Jngan bawa2 prank dek tuh ada yg hampir 10 tahun di prank mana mbok dubes ngasih nada ahem lagi.
“Jika kesepakatan tidak diselesaikan atau, ditunda, atau tidak dilakukan adalah cara lain, saya tidak akan mengatakan bahwa itu dapat mempengaruhi secara langsung hubungan bisnis, perdagangan, investasi antara kedua negara kita. Tapi, tentu saja kesepakatan semacam ini didasarkan oleh tingkat kepercayaan antara kedua negara. Tapi, saya masih optimis mengenai hal itu,”
Tidak juga dasar pemerintah kita yng tidak konsisten mau beli.
S-300,Pangsit, Kilo class dll
Dan juga banyak alustsiata dari negri beruang yang dibeli (jadi tidak diprank)
Rudal ATM Ataka, Metis, Sunburn, Mil Mi-35p Hind, Sukhoi Su-27/30(SKM/MK2),BMP-3F,BT-3F,Igla(versi AAM (Ad),SAM (AL))
SU-35 terkendala CATSA dari negri uwak,Bukan prank
Pantsir maksud tuliasnya hanya saja salah ketik
Beberapa tahun lalu kan F-35 sempat ditawarkan LM ke Ri mbah. Begitu mau dibeli ternyata jawaban AS ” Selamat anda kena Paraannkk ” sakitnya tuh disini 💗 lho mbah.
Nah yg Osprey ini gitu jg, pura di cat dng camo TNI AD, begitu nanti diseriusin jawaban AS “Selamat anda msh jg kena Prannnkkk”…😁
Wong possible future sales bocoran wikileaks mlah dianggap penawaran resmi LM. Klo pribadi sya mlah pengen Pespur Aesa dan kemampuan Pernika setelah integrasi network centric udah mateng.
Tak kasih tau dek yg berkarir salesman alutsista dari jaman jebot
Akuisisi alutsista 70% Politik sisanya bahas hardwarenya dll.
Jadi waspada prank.
F35 gak ada msuk kajian TNI AU bro..bagian strategi aja.
F16 dan Su35 dah pasti jln trus
F-35 belum bisa diakusisi indonesia beli generasi 4,5 saja dulu. Mau beli MV-22 nanti bilang beli yang lain dulu yang ini belum boleh
Hihihi
Menurut keterangan dari DSCA, pemerintah Indonesia telah mengajukan rencana pembelian delapan unit helikopter MV-22 Osprey Block C, dengan nilai total pembelian mencapai 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 28,9 triliun).
Semoga bukan hanya rencana dan juga semoga Indonesia dapat membeli dalam jumlah 2 – 3 skuad, yanga sebagiannya dapat untuk digunalan multifungsi seperti pertolongan bencana.
Itu bukan “PRANK” seperti fans boys yang selalu berkomentar layaknya layangan singit.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD) melalui Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA) pada 6 Juli 2020. Di lamannya, DSCA mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri AS (State Department) telah memberikan persetujuan untuk penjualan delapan unit pesawat angkut MV-22C Osprey berikut persenjataan/kelengkapan lainnya kepada Indonesia. Nilai taksiran penjualan mencapai 2 miliar dolar AS.
Jika rencana ini lolos di tingkat kongres AS maka sudah dipastikan jika tidak ada halangan bahwa TNI AD akan memiliki delapan unit pesawat angkut MV-22C Osprey Block C
America dah kasih sinyal hijau. Berarti keputusan akhir lanjut beli atau tidak ada di pihak Indonesia.