Jelang Peluncuran, Beredar Foto Tampilan ‘Polos’ Buritan Fregat Merah Putih

Mengalami pergeseran jadwal peluncuran, yakni dari bulan Juni ke Oktober 2025, maka target peluncuran kapal pertama fregat Merah Putih oleh PT PAL Indonesia kian mendekati tenggat waktu. Mengacu pada desain fregat Arrowhead 140 dari Babcock International, belum lama beredar foto di media sosial yang mempelihatkan lebih desain Fregat Merah Putih (FMP), salah satu bagian lambung yang tampil ‘polos’.
Baca juga: PT PAL Indonesia Lakukan Peletakan Lunas Unit Perdana Frigat Merah Putih (Arrowhead 140)
Tidak seperti fregat PPA class Light+ TNI AL, KRI Brawijaya 320 dan KRI Prabu Siliwangi 321 yang bagian buritannya dilengkapi stern ramp, maka FMP tampil polos, juga tidak ada tempat untuk towed sonar atau Variable Depth Sonar (VDS).
Berdasarkan informasi teknis yang tersedia dari Babcock International, bagian buritan fregat Arrowhead 140 memiliki desain yang dikenal sebagai “transom stern” atau buritan transom. Buritan transom adalah jenis buritan yang rata dan tegak lurus ke air. Desain ini sangat umum pada kapal modern karena menawarkan beberapa keunggulan, seperti ruang dek yang lebih luas.
Foto terbaru Fmp 17 September 2025 pic.twitter.com/yrwK1D2GfO
— MARKICAP (@RizkyAgungW5) September 17, 2025
Buritan transom menciptakan dek buritan yang lebih besar dan terbuka, yang ideal untuk landasan helikopter yang luas. Ini sangat penting untuk kapal perang yang mengoperasikan helikopter multi-peran.Desain ini dapat meningkatkan stabilitas kapal saat berlayar, terutama saat berada di kecepatan tinggi.
Dan yang lebih penting, desain buritan transom lebih mudah dan lebih murah untuk dibangun dibandingkan dengan desain buritan melengkung (seperti cruiser stern).

Berdasarkan informasi teknis dari Babcock International, desain Arrowhead 140 memiliki kemampuan untuk dipasangi Variable Depth Sonar (VDS), tetapi VDS tersebut bukan bagian dari konfigurasi standar saat kapal diluncurkan. Seperti konfigurasi standar yang direncanakan untuk fregat Type 31 milik Angkatan Laut Inggris, yang menjadi acuan bagi Fregat Merah Putih, adalah mengadopsi hull-mounted sonar untuk deteksi kapal selam dan ranjau.
Namun, desain Arrowhead 140 dirancang fleksibel dan memiliki ruang yang cukup untuk mengakomodasi berbagai sistem di masa depan, termasuk adopsi Towed array sonar dan Variable Depth Sonar (VDS).

Fregat Merah Putih direncanakan untuk memiliki kemampuan perang anti-kapal selam (ASW), dan VDS adalah komponen vital untuk misi tersebut. Walaupun tidak dipasang sejak awal, kemampuan untuk mengintegrasikan VDS di kemudian hari adalah salah satu keunggulan desain modular Arrowhead 140.
Keputusan untuk tidak memasang VDS pada awalnya kemungkinan besar berkaitan dengan faktor Biaya: VDS adalah sistem yang sangat mahal. Menghilangkannya dari konfigurasi awal dapat membantu menekan biaya akuisisi kapal.
\Meskipun Fregat Merah Putih memiliki “fitur untuk tetapi tidak dengan” (fit for but not with), kemampuan untuk menambahkan VDS sudah dipertimbangkan dalam desainnya, menjadikannya kapal ini dapat ditingkatkan (upgradeable) di masa depan. (Bayu Pamungkas)


Pantesan pede pakai jeroan Turki, ntar makin kompleks perlu penyesuaian lagi jeroannya. Entah memang karena budget atau memang kemampuan jeroannya belum bisa handle sistem yang kompleks kita ga tau
Itu pintu hanggarnya tinggi juga…….KAMOV bis a masuk.
sistem “biasanya” seperti ini bisa menekan biaya sih, tapi jika selalu dilakukan resikonya akan cukup besar jika kondisi konflik kawasan sedang panas, karena ya ngga mungkin pakai kapal “kopong” buat tempur kan ngga mungkin juga, ada baiknya jika kontrak sistem FFBNW dilakukan secara paralel dan bertahap dan pasti, ngga dikit dikit kegaet vendor lain lalu ganti vendor