Jalan Berliku, Setelah Dua Tahun Jerman Akhirnya Setujui Penjualan BMP-1 ke Ukraina
|Ukraina telah menerima beragam bantuan persenjataan dari negara-negara Barat, namun, sejauh ini belum ada yang menghadirkan ‘bantuan’ berupa ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle). Kabar terbaru datang dari Jerman, diwartakan Menteri Pertahanan Jerman Christina Lambrecht secara resmi telah setuju untuk memasok 56 ranpur PbV-501, atau lebih dikenal sebagai BMP-1 ke Ukraina.
Baca juga: Insiden Latihan Militer Ukraina, Ranpur BMP-1 Tabrak MBT-T64BM Bulat
Puluhan ranpur tersebut, sebelumnya dioperasikan oleh Angkatan Darat Jerman Timur, dan saat ini armada BMP-1 itu berada di tangan perusahaan swasta Ceko. Sebagai catatan, 56 BMP-1 eks Jerman (Timur) telah bermigrasi ke ke Ceko untuk reservasi ke pengguna akhir. Dengan kata lain, kendaraan tempur ini hanya bisa dijual dengan izin resmi dari Berlin.
Dikutip dari Reuters.com (1/4/2022), disebut keinginan Ukraina atas 56 unit BMP-1 sejatinya bukan dipicu oleh meletuskan perang dengan Rusia, pasalnya keinginan pembelian 56 unit BMP-1 sudah diajukan sejak tahun 2019.
Kontraktor Ceko siap mengirimkan segera, tapi terkendala lebih dari dua tahun, lantaran harus menunggu lebih dari dua tahun agar Jerman dapat memberikan izin resmi. Menurut beberapa laporan, BMP-1 Jerman ini perlu diperbaiki, pengerjaannya mungkin memakan waktu beberapa minggu.
Dari sejarahnya, Jerman menjual ratusan BMP-1 ke Swedia pada akhir tahun 1990. Di tangan Swedia, BMP-1 yang notabene adalah ranpur produksi Rusia, mendapatkan sejumlah upgrade. Proses upgrade BMP-1 eks Jerman Timur dilakukan oleh BAE Systems Land Systems Hagglunds AB.
Pada Mei 1997, Swedish Defence Matériel Administration memberikan kontrak senilai US$25 juta untuk modifikasi dan renovasi 350 unit BMP-1 untuk Angkatan Darat Swedia. BMP-1 yang di-upgrade kemudian dinamai Pbv-501 dalam dinas Angkatan Darat Swedia, dikirim ke Swedia dari tahun 1998 hingga 2001 untuk Brigade Infanteri Makanis Angkatan Darat Swedia. Pada pertengahan 2006, Pbv-501 telah dihapus dari arsenal AD Swedia.
Baca juga: Di Finlandia, Ranpur IFV BMP-1 dan Kanon M242 Bushmaster di “Kawin Silang”
Dari ratusan stok Pbv-501, puluhan di antaranya kemudian dijual oleh Swedia ke Ceko, dan oleh perusahaan Ceko, Pbv-501 ingin ‘disalurkan’ ke Ukraina, meski kemudian terhalang perizinan dari Jerman pada tahun 2019. Sejak di-upgrade oleh Swedia, BMP-1 eks Jerman telah mendapatkan beragam penyesuaian, terutama pada komunikasi dan persenjataan yang mengacu ke standar NATO. (Bayu Pamungkas)
Cuci gudang
Kampanye militer Rusia di Ukraina gagal. Terlalu meremehkan cepatnya konsolidasi militer Ukraina dgn banyaknya bantuan dari negara lain baik relawan dan peralatan serta terlena oleh prediksi banyak pihak bahwa Ukraina bakal jatuh ke tangan Rusia cuma butuh waktu 2 minggu malah bikin Rusia juga mengerahkan pasukan dalam jumlah masif di perbatasan Lithuania. Begitu yakin banget Ukraina mudah dikuasai apalagi mendapat dukungan dari Belarus kemudian melanjutkan invasi ke Lithuania
Kini militer Rusia jadi lelucon di forum luar. Sanksi ekonomi memang ampuh bikin semaput buat pembiayaan kampanye invasi Rusia
Bismillah apakah TNI tidak ingin menambah Yon mekanisnya dengan jenis BOXER 8×8,dan jenis pza serta krab dari Polandia,semoga saja ToT yang ditawarkan Pindad dapat jadi acuan pertamanya untuk memproduksi alutsista tersebut,dan menambah lahan pekerjaan buat injener injener muda Indonesia sekarang ini.
Tinggal nunggu USA jual bell 205 dan m-48
Tinggal nunggu USA jual Cobra sama M113.