Insiden Tabrakan Kapal Selam USS Connecticut di Laut Cina Selatan, Ada Dugaan Kesalahan Komandan dalam Mengambil Keputusan
|Kilas balik ke 2 Oktober 2021, saat itu dunia digemparkan dengan berita tabrakan misterius yang menimpa kapal selam nuklir milik Angkatan Laut AS, USS Connecticut (SSN-22) – Seawolf Class dengan benda asing di Laut Cina Selatan. Meski belakangan telah dirilis bahwa benda asing yang dimaksud adalah gunung bawah laut (yang belum dipetakan), namun tetap saja ada banyak pertanyaan, mengapa kapal induk secanggih USS Connecticut bisa mengalami hal tersebut, bukankah kapal selam itu sudah dilengkapi perangkat sensor sonar yang mampu mencegah tabrakan?
Dikutip dari Topwar.ru (25/5/2022), rupanya dari hasil investigasi yang dilalukan internal AL AS, diketahui bahwa ada unsur ketidakmampuan sang komandan dan perwira terkait untuk mengambil keputusan. Dari penyelidikan, tim inspeksi navigasi menemukan dugaan bila komandan kapal selam tidak dapat menemukan dan mencatat setidaknya 10 risiko bawah air yang berada di dekat lokasi kejadian. Persisnya, Komandan kapal selam dan perwira pelaksana telah keliru memutuskan bahwa kapal selam akan beroperasi di area terbuka.
Laksamana Muda Christopher Cavanaugh yang memimpin penyelidikan, menulis bahwa kandas dengan kecepatan dan kedalaman seperti itu dapat menyebabkan konsekuensi yang lebih serius, termasuk hilangnya nyawa dan hilangnya kapal selam. Buntut dari insiden tersebut, pada November 2021, Angkatan Laut AS telah mencopot komandan kapal selam dan sejumlah perwira senior USS Connecticut dari pos mereka.
Dan rupanya baru terungkap dari hasil penyelidikan, bahwa enam bulan sebelum insiden tabrakan di Laut Cina Selatan, USS Connecticut pada April 2021 juga pernah mengalami tabrakan di dermaga Pangkalan Angkatan Laut di San Diego, California.
Memburuknya standar dalam navigasi dan perencanaan juga berkontribusi pada kecelakaan sebelumnya. Sudah waktunya bagi komando AL AS untuk menarik kesimpulan serius tentang kualitas pelatihan personel, termasuk pada perwira senior yang memegang posisi komandan, asisten komandan senior, dan komandan unit kapal selam nuklir.
Buntut dari insiden tabrakan dengan gunung bawah laut, 11 awak mengalami luka-luka, yang paling parah secara fisik adalah patah tulang belikat yang diderita seorang pelaut, lebih dari sepertiga dari personel pergi untuk menerima bantuan psikologis setelah kapal selam tiba di Pangkalan di Guam.
Sejauh itu, reaktor nuklir pada USS Connecticut dilaporkan dalam kondisi aman dan tidak ditemukan kebocoran radiasi. USS Connecticut kini masih dalam proses perbaikan yang diawasi oleh Naval Sea Systems Command. (Gilang Perdana)