Update Drone KamikazeKlik di Atas

Inilah Konfigurasi Senjata yang Dibawa F-35I Adir dalam Serangan Udara ke Yaman

Operasi “Outstretched Arm” pada 20 Juli lalu telah membuka mata dunia, untuk pertama kalinya jet tempur stealth melakukan serangan udara jarak jauh. Dengan jarak terbentang sekitar 2.000 kilometer antara Pangkalan Udara Nevatim dan kota Al Hudaydah di Yaman, flight penyerang yang terdiri dari lima unit F-35I Adir dengan dukungan pesawat tanker Boeing 707 Re’em  sukses melakukan serangan presisi ke fasilitas penyimpanan minyak di pelabuhan Al Hudaydah.

Baca juga: Operasi “Outstretched Arm” – Serangan Balasan Jarak Jauh Israel ke Houthi (Yaman) dengan F-35I Adir

Sebagai basis milisi Houthi, serangan udara ke Al Hudaydah jelas beresiko besar, pasalnya ada kemungkinan sistem radar dan rudal pertahanan udara (hanud) pasokan dari Iran dapat membawa bencana bagi tim penyerang. Untuk itu, dapat dipahami bila F-35I Adir dipilih untuk melakukan serangan udara ke Al Hudaydah, yang mana kapabilitas stealth mode menjadi sesuatu yang sangat diandalkan.

Bila tidak mempertimbangkan stealth mode, Angkatan Udara Israel (IAF) tentu lebih memilih jet tempur F-15 yang bisa lebih banyak membawa payload persenjataan. Belum diketahui persis, apakah F-35I Adir dalam Operasi Outstretched Arm benar-benar melakukan full stealth mode atau semi stealth mode.

Dalam stealth mode, F-35I Adir dirancang untuk membawa senjata di dalam ruang senjata internal (internal weapon bay) guna meminimalkan penampang radar (radar cross-section) dan mempertahankan kemampuan siluman.

Selain itu, F-35I dapat beroperasi dalam mode semi-stealth dengan membawa senjata di ruang senjata internal dan eksternal. Dalam mode ini, F-35I masih mempertahankan beberapa fitur siluman sambil meningkatkan kapasitas senjata dengan menggunakan hardpoints eksternal.

Mode semi-stealth ini sering digunakan ketika ancaman dari radar musuh lebih rendah atau ketika misi membutuhkan muatan senjata yang lebih besar.

Bila diasumsikan F-35I Adir menggunakan mode stealth, maka ada dua pilihan konfigurasi yang mungkin bisa disiapkan dalam serangan ke Yaman. Karena minim potensi berhadapan dengan pesawat tempur lawan, maka konfigurasi yang disiapkan untuk F-35I Adir adalah konfigurasi senjata udara ke darat dan konfigurasi kombinasi senjata.

‘Lupakan’ Kemampuan Stealth, Pertama Kalinya F-35A Australia Tampil dalam Konfigurasi Persenjataan Penuh

Konfigurasi Senjata Udara ke Darat
1. GBU-31 JDAM (Joint Direct Attack Munition)
F-35A dapat membawa hingga 2 bom GBU-31 JDAM di ruang senjata internalnya. JDAM adalah bom yang dipandu dengan presisi tinggi menggunakan sistem GPS.

2. GBU-12 Paveway II
Alternatif lainnya, F-35A dapat membawa 2 bom GBU-12 Paveway II di ruang senjata internal. Paveway II adalah bom berpandu laser yang digunakan untuk target darat.

3. GBU-39 SDB (Small Diameter Bomb)
F-35A dapat membawa hingga 8 bom GBU-39 SDB di ruang senjata internalnya. SDB adalah bom kecil berpandu presisi tinggi yang memungkinkan F-35A menyerang beberapa target dengan sekali terbang.

Mampu Serang Iran Tanpa Air Refueling, F-35I Adir Hanya Boleh Diterbangkan oleh Pilot dengan Paspor Khusus

Konfigurasi Senjata Kombinasi
Dalam konfigurasi ini, semisal F-35A dapat membawa 2 unit rudal udara ke udara AIM-120 AMRAAM dan 2 unit bom GBU-31 JDAM dalam ruang senjata internal untuk misi yang memerlukan kemampuan serangan udara-ke-darat dan pertahanan diri udara-ke-udara.

Ruang senjata internal F-35A dilengkapi dengan peluncur yang memungkinkan peluncuran senjata tanpa membuka pintu terlalu lama, sehingga mempertahankan kemampuan siluman selama peluncuran. (Gilang Perdana)

Adopsi “Sidekick”, Jet Tempur Stealth F-35A/C Bisa Bawa Enam Rudal AIM-120 AMRAAM di Internal Weapon Bay

5 Comments