Indonesia Kaji Ulang Kontrak Nagapasa Class Batch II dari Korea Selatan, Akankah Pilihan Beralih ke Turki?
|Kembali ke April 2019, selain kabar MoU ranpur BT-3F oleh Kementerian Pertahanan, di bulan itu jagad netizen nasional juga diramaikan dengan kabar bahwa telah dilakukan penandatanganan kontrak pembelian tiga unit kapal selam batch kedua Nagapasa Class . Kontrak yang kala itu dilakukan Kemhan di Bandung pada 12 April 2019, menargetkan PT PAL untuk merampungkan ketiga unit kapal selam dalam waktu 77 bulan sejak kontrak efektif berjalan.
Saat itu kontrak batch kedua Nagapasa Class disebut mencapai US$1,2 miliar atau setara Rp16,96 triliun. Sementara untuk pengadaan sistem persenjataan, akan dilakukan secara terpisah. Tentu saja PT PAL tak sendirian, masih dibutuhkan pihak luar negeri untuk membangun Nagapasa Class, dan masih sama dengan batch pertama, Nagapasa Class batch kedua juga akan menggandeng Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) dari Korea Selatan. Bahkan disebut, nantinya kapal selam unit kelima dan keenam akan dikerjakan secara mandiri oleh PT PAL di galangannya di Surabaya, Jawa Timur.
Namun, rupanya arah angin bertiup sebaliknya, seperti dikutip dari Janes.com (1/4/2020), disebutkan bahwa Pemerintah Indonesia justru akan mengkaji ulang kontrak Nagapasa Class batch kedua yang telah ditandatangani pada April 2019. Malah dikatakan, pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan beberapa opsi untuk program ini, termasuk diantaranya pemutusan kontrak. Sumber dari Janes.com yang berasal dari internal Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI AL, bahkan saat ini tengah membahas beberapa hal, termasuk implikasi hukum dan keungan atas rencana pembatalan kontrak.

Namun Janes.com, menyebut nilai kontak Nagapasa Class batch kedua senilai US$900 juta. Adapun anggaran pengadaan akan mengandalkan dukungan bank ekspor impor Korea Selatan.
Dengan rencana pembatalan kontrak Nagapasa Class batch kedua, maka kemungkinan terbuka peluang bagi manufaktur lain untuk maju dalam proyek kapal selam TNI AL di masa depan. Salah satu manufaktur yang mempunyai peluang besar adalah Savunma Teknolojileri MΓΌhendislik ve Ticaret A.Ε (STM).
STM adalah perusahaan asal Turki yang menyediakan solusi systems engineering, technical support, project management, technology transfer and logistics support services untuk industri militer dan sipil. Dikutip dari Janes.com (18/4/2019), disebutkan STM telah melakukan presentasi untuk proyek kapal selam Type 209 dan Type 214 kepada TNI AL pada 12 Februari 2019 di Mabes TNI AL, Cilangkap.

Baca juga: Sasar Pengadaan Pasca 2024, Turki Tawarkan Kapal Selam Type 209 dan Type 214 untuk TNI AL
Pada pertengahan 2017, STM nampak punya kans kuat untuk memasok kapal selam TNI AL. Seperti pernyataan dari Sekretariat Industri Pertahanan Turki (SSM) yang menyebut STM telah melakukan penandatangan perjanjian dengan manufaktur pertahanan asal Jerman ThyssenKrupp Marine Systems (TKMS) untuk proyek kapal selam baru TNI AL. (Bayu Pamungkas)
Gue cuma penasaran….siapa sih pejabat internal kemhan yg suka bocorin info ke media jane π€
Bukannya sudah banyak contoh forumer sini merangkap “tukang ramal” yg juga mengaku seolah-olah dekat dg sumber informasi, bla-bla-bla, taun depan bakalan ada “russian party” bla-bla-bla …..giliran mleset semua buru-buru kumur-kumur dan berganti dongeng dg yg lain πππ
Saat ini ekonomi dunia sedang menghadapi saat yg sulit, bahkan mungkin butuh bbrp tahun lagi utk mengalami recovery…..jd sudah sewajarnya kalo negara-negara yg rasional mengerem rencana belanja alutsista bernilai besar dan direalokasikan utk pemulihan ekonomi π€·
Ini mas Smili ya?
ini π€·
Adalah ciri khas beliau π
Berita dari Jane’s itu ditulis oleh Rizwan Rahmat. Wartawan Rizwan ini sering banget keliru dan tidak seksama dalam penulisannya.
Contohnya dari angka saja sudah beda.
Nilai kontrak kapal selam batch kedua adalah usd 1200 juta untuk 3 kapal selam.
Sedangkan yang berita dari Jane’s ini kok hanya usd 900 juta saja?
Kesimpulan saya :
3 unit batch kedua dengan Korea tetap jadi.
Sedangkan yang usd 900 juta itu adalah program pengadaan yang lain lagi untuk penambahan 2 kapal selam lagi yang tidak bekerjasama dengan Korea tetapi bekerjasama dengan negara lain. Yang ini disebut sebagai program percepatan yang pernah disebut oleh Pak Panglima.
https://www.google.com/amp/s/amp.ayobandung.com/read/2019/11/06/69339/panglima-tni-sampaikan-rencana-kerja-soal-percepatan-alutsista
Sehingga pada 2029 nanti kita sudah punya 8 kapal selam baru ( 3+3+2 = 8 ). Dan jika yang 2 unit yg sudah tua masih bisa dipakai maka kapal selam kita akan jadi 8 + 2 = 10 unit kapal selam.
Si Rizwan Rahmat mencampurkan 2 hal terpisah ini menjadi 1 artikel bias yang kacau.
meski ada perbedaan nilai kontrak, tp saya rasa yang dimaksud itu ya batch kedua dari DSME, karena sudah disinggung di tulisan tentang implikasi hukum dan keuangan atas rencana itu. Ga mungkin malah kalo itu orderan lain yg di luar korea, lah wong belum ada kontrak2 selain dgn selain korea jee
Halah @tukang ngitung kamu gak usah jualan kehaluan kamu kemana mana deh mana coba prediksi hitung2an kamu dulu nol kan ? Lu juga udah ga berani muncul di defence.pk indonesia sejak agustus 2019, kalau berani jual gih kehaluan km disana
dia punya pemikiran sendiri..jadi hormati…daripada bisa nya copas..caci maki…atau komen sampah lainnya
Semoga perkiraan Saya juga benar, bahwa yg 900 juta USD adalah utk 2 kasel tambahan lain. Semoga jdi kelas U214 dari Turkey lisensi German.
Bisa jadi malah Scorpene karena ada kerjasama segitiga antara DCNS, ITS & PAL. Sepertinya TNI AL ngebet banget punya kapal selam dengan AIP. Masih ada kandidat lain seperti Saab Damen A26 atau Kilo kw yang dimiliki Royal Thailand Navy . Kalau begini wassalam deh buat Kilo, Lada, Amur dan Vashyvanka
Tapi memang akurasi berita Janes makin terkini cenderung turun sih
Waah…,mungkin kunjungan jauh2 ke russia kemaren ada hasilnya, berarti ramalan si ayam penyet gak terbukti…hhh
https://www.indomiliter.com/vashavyanka-class-kilo-class-next-generation-telah-memulai-uji-pelayaran/
Yang dari Rusia tak bakal dilirik. Tak punya AIP
@andrey…mana hasilnya…monggo ditunjukkan…jangan hoax saja
Kalo ada berita begini, pens catsa pada tiarap, atow ngomongnya belak belok kata bang ruskey…..hhh
Saya setuju ramalan ayam geprek gagal
Russian party yang selalu dikoar koarkan si ayam seperti
SPG Vena, BMP3F SPAAG, ATGM Kornet, Igla, 2 unit kasel 636.6, 2 unit Mi17, 3 unit Il76, 4 unit Be200, 4 Mi26, 5 Mi17 tak ada satupun yang terealisasi menyusul 5 baterai Osa, 4 korvet Streguschy, 5 kasel Kilo 577 & 3 kasel 636.101
Amin doa kita rupanya sama ya
yang belak-belok itu apa…monggo ditunjukkanβ¦jangan hoax saja
Laluuuuu….apa hubungannya caatsa dg artikel ini, wahai andrey π€·
Intinya uang…
Namun Janes.com, menyebut nilai kontak Nagapasa Class batch kedua senilai US$900 juta. Adapun anggaran pengadaan akan mengandalkan dukungan bank ekspor impor Korea Selatan.
Disini letak janggalnya berita ini.
Ada 2 kemungkinan.
Yg pertama
USD 300 jt dipotong utk ToT dan blueprint kasel serta pembatalan kontrak. Sisanya beralih ke Turkey utk 2 kasel U-214 atau Scorpene clasa Perancis. Dng tetap kredit dikucurkan oleh bank korea.
Yg kedua,
Jika dibatalkan, kemungkinan bank korea batal jg mengucurkan kreditnya. Sebab pengucuran kredit olwh bank korean krn pembuatannya didalam negeei korea. Jd kutipan berita itu.kurang tepat rasanya.
Persoalannya..Kuantiti atau Kualiti?
Mon maap nanya beneran, bukannya bagusan lanjut sm korea yah? Kan TOT jg udah dapet, makin tinggi jg ilmu PT PAL. Klo pindah pabrikan, ngulang lagi dari awal. Makin susah ada kasel made in Indonesia aseli.
Berarti ada masalah…mungkin saja ToT nya dikurangi…mungkin saja ada penawaran yang lebih bagus…banyak kemungkinannya
Kalau dengan turki-jerman malah lebih bagus…karena naik pangkat ke U214….jauh diatas kilo vietnam kemampuannya…dan masih keluarga U209..jadi tak ada masalah
masalahnya kick back nya kurang…
Mungkin dari 3 unit jd cuma 1 unit krn ga ada duuiiiiiiittt
Apapun itu yg penting NAMBAH