Indo Defence 2022, DSME ‘Tagih’ Kelanjutan Kontrak Pengadaan Tiga Kapal Selam yang Tertunda
|Gelaran Indo Defence 2022 (2 – 5 November 2022), rupanya dimanfaatkan oleh galangan kapal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME), untuk menagih kelanjutan kontrak atas pengadaan tiga kapal selam yang telah ditandatangani antara Indonesia dan Korea Selatan pada tahun 2019.
Baca juga: DSME Menangkan Proyek Overhaul Kapal Selam KRI Cakra 401
Kilas balik ke12 April 2019, Indonesia resmi memesan tiga kapal selam lagi dari DSME dengan nilai yang disepakati mencapai US$1,02 miliar, yakni untuk pengadaan tiga kapal selam Type 209 1400 ton (DSME 1400).
Menurut DSME, kapal selam yang dipesan kali ini memiliki panjang total 61 meter dan dapat membawa 40 awak. Berdasarkan ketentuan kontrak, dua kapal pertama untuk Indonesia akan dibangun oleh DSME di Korea Selatan dengan pengiriman pada 2016–2017, dan kapal selam ketiga akan dibangun secara lokal (sebenarnya dirakit dari bagian) oleh PT PAL dengan bantuan teknis dari Korea Selatan. Kontrak kapal selam baru ini berlaku hingga akhir Maret 2026, yang berarti kapal selam ketiga dan terakhir akan diserahkan pada saat itu.
Nah, di Indo Defence 2022, Presiden DSME Park Doo-seon mengungkapkan rincian baru tentang kontrak kapal selam yang tertunda antara Indonesia dan Korea Selatan. Dikutip dari Navalnews.com (11/11/2022), Park optimis tentang masa depan program ketiga kapal selam baru tersebut, dan menunjukkan bahwa ada kemajuan yang telah dibuat dalam negosiasi.
“Diskusi dengan Indonesia telah berkembang cukup baik… Pengiriman mungkin akan dimulai pada paruh pertama tahun depan.” – Presiden DSME Park Doo-seon.
DSME mengungkapkan lebih detail tentang program kapal selam Indonesia yang terhenti. Disebutkan bahwa Indonesia gagal memberikan letter of credit (L/C) kali ini. L/C adalah mekanisme pembayaran yang diterbitkan oleh bank yang memberikan jaminan ekonomi kepada perusahaan pengekspor.
Tanpa itu, DSME tidak dapat memulai pengiriman kapal selam dan akan menghadapi kerugian finansial yang signifikan karena sumber daya yang telah dialokasikan untuk program tersebut. Namun, Park mengaku tidak khawatir dengan keterlambatan L/C tersebut.
Baca juga: Kepincut Pinjaman Lunak dari Korea Selatan, Filipina Lirik Kapal Selam Type 209/1400
“Indonesia telah [menunda penerbitan L/C] sebelumnya. Mereka tidak menyediakan L/C selama lebih dari satu tahun untuk salah satu kontrak kami, tetapi akhirnya akhirnya mempercepat program tersebut. Kami berharap peringatan 50 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara kedua negara kami tahun depan akan mempengaruhi pembicaraan secara positif,” ujar Park Doo-seon. (Bayu Pamungkas)
@kalboy
Pastinya belum efektif…..kalo sudah kan disana pasti sudah mulai jalan pekerjaannya 😁
@topol
Kilo class memang menjadi momok bagi kekuatan atas permukaan negara-negara NATO 😬😬😬
…….tapi itu duluuuuuu, dikala era “perang dingin”, lantaran dimasa itu blok nato mencurahkan perhatiannya (taktik, teknik dan teknologi…bahkan doktrin) pada kekuatan utk menangkal ancaman kapal selam nuklir.
Tapi begitu berakhir era perang dingin, negara-negara NATO menyadari pentingnya memberi perhatian pada peperangan littoral sehingga yg dulu (era perang dingin), komposisi perhatian (taktik, teknik, teknologi dan doktrin peperangan AKS) 20% pada konsep peperangan littoral dan 80% pada pertempuran AKS dilaut dalam, bergeser menjadi 60% fokus pada pertempuran AKS di zona littoral dan 40% fokus ke pertempuran AKS di laut dalam.
Sehingga seiring waktu faktor “kesilumanan” kilo class semakin terkikis
Melihat beberapa permasalahan pada batch ke 1 sepertinya akan membuat MENHAN berfikir ulang. Karena yang akan dihadapi bukan negara dengan KS biasa2 aja, tapi cina dan australia yang punya KS nuklir, walau australia masih proses.
Menurut saya untuk menjaga hubungan baik dengan pihak KORSEL, bagaimana batch ke 2 tetap dilanjutkan tetapi dengan beberapa persyaratan;
1. KEMENHAN harus upgrade batch ke 1 untuk mengatasi mermasalahannya dengan bantuan isinyur2 KORSEL. Jika tidak memuaskan maka batch ke-2 batal. Dalam tanda kutip berarti memang KORSEL tidak berkompeten untuk membuat KS yang modern dalam memenuhi kebutuhan TNI AL dan tantangan regional.
2. Jika upgrade batch ke 1 berhasila maka batch ke-2 di lanjutkan dengan catatan proses produksi di Indonesia semua, karena KS Scorpene juga diproduksi di Indonesia, baik semua atau sebagian.
3. Ada proses TOT dibidang MRO secara menyeluruh yang kedepannya dapat dilakukan PT. PAL tanpa bantuan insiyur KORSEL dan dapat di cangkokan teknologi dari negara lain, seperti dari Perancis atau Jerman.
kontrak batch ke 2 cbg dah efektif ya?? pantesan pihak dephan trkesan ngg tegas soal ini…akibatnya pihak dsme ya nagih terus…Dilema buat dephan kalo ngasi keputusan ngga lanjut batch cbg ke 2 ini, takut kena penalty melanggar kontrak & bisa jg mngganggu hubungan ke dua negara khususnya kerjasama pertahanan kedua negara.
Sudah pakai 3 unit: Ardadedali, Nagapasha, dan Alugoro. Cukup Fergussoo….cukup. Masak mau nambah 3 lagi. Sayangnya alternatif pilihan terbatas. Kilo class yg terbaik, tapi Rossiya gk mau tot. Tapi bisa dibayar komoditas. Harusnya Kilo Class. Amat sangat disayangkan, ada (lagi2 nih: dia lagiii dia lagi…) Siapa lagi kl bukan Lek Sam). Anehnya kok diskriminatif. India boleh, Pakistan bebas. Nah RI kok diiket tangan dan kakinya. Kira2 cp yg salah tuu..
Makanya hati2 jangan maen tanda tangan dlu. Itu kan duit liun liunan. Soping emank asik. Aku juga pengen soping trus
o iya gimana nih min kabarnya
-rudal panggul kok blum di produksu juga.
– senjata plontar granat masih butuh peningkatan
– drone serang gmna kabarnya buat nglawan kkb
Sabar dulu Kokoh Park. Lagi ngumpulin duit sampe turun ke jalanan.
Suffren aja deh, itu khan program kasel nuklir ozy kalo nggak salah bakal ada 8 unit masih jomblo belum ada pacarnya. Gimana kalo kita beli Suffren aja 8 biji buat jadi pacarnya kasel ozy.
Uenake nek ngomong. Marai bu sri ngelu. Duite sopo? Duite mbahmu to. Hihihi.
Ifx sm korea gak jelas…
Kontrak kalsel sm korea gak jelas…
F15 sm amriki gak jelas…
Scorpene sm perancis gak jelas
hobby kok halu 🤣🤣🤣🤣