Hibah 15 Unit Rantis Bushmaster untuk PMPP TNI Disetujui DPR, “Tanpa Syarat Apu pun”

Bushmaster dengan RCWS (Remote Control Weapon System).

Setelah rencana hibah 15 unit rantis Bushmaster 4×4 ke Indonesia diutarakan Australia pada September 2021, maka pada Senin, 3 April 2023, Komisi I DPR RI lewat rapat menyetujui penerimaan hibah 15 unit rantis Bushmaster Protected Mobility Vehicle (BPMV) dari Pemerintah Australia untuk PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) TNI. Semua fraksi menyetujui hibah yang nantinya digunakan untuk perdamaian dunia itu.

Baca juga: Untuk Kebutuhan Pasukan Perdamaian PBB, Australia Hibahkan 15 Unit Rantis Bushmaster ke Indonesia 

Dikutip dari laman detik.com, disebut rapat itu digelar di ruang rapat Komisi I di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/4/2023). Rapat ini digelar bersama Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Muhammad Herindra dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

Pimpinan rapat sekaligus Wakil Ketua Komisi I Abdul Haris membacakan kesimpulan di akhir rapat. Abdul Haris mengatakan rantis ini akan digunakan untuk mendukung dan meningkatkan kemampuan personel Satgas Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia (OPPD).

Bushmaster milik Kopassus TNI AD.

“Komisi I DPR RI setelah mendengarkan penjelasan Wakil Menteri Pertahanan dan Panglima TNI serta pandangan fraksi-fraksi memutuskan untuk menyetujui penerimaan hibah 15 unit kendaraan taktis Bushmaster Protected Mobility Vehicle (BPMV) dari Pemerintah Australia untuk PMPP TNI guna mendukung dan meningkatkan kemampuan personel Satgas Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia (OPPD)” kata Abdul Haris saat rapat di Kompleks Senayan, Senin (3/4/2023).

Wamenhan Muhammad Herindra sebelumnya memaparkan empat aspek keuntungan bagi pemerintah Indonesia menerima hibah rantis Bushmaster dari Australia, yakni dari aspek teknis, strategis, politis, dan ekonomis.

Pertama ialah aspek teknis yaitu rantis dalam kondisi baik dan siap pakai. Materiil yang dihibahkan dalam kondisi baik dan siap pakai sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelatihan dan operasi,” kata Herindra.

Keuntungan kedua ialah hibah tidak mengikat Indonesia terhadap Australia di kemudian hari. Sebab, rantis dihibahkan tanpa syarat apa pun.

“Kedua aspek strategis yaitu penerimaan hibah ini tidak menimbulkan keterikatan dan ketergantungan Indonesia terhadap Australia di kemudian hari, karena tanpa syarat apa pun dan rantis digunakan untuk mendukung tugas PMPP TNI dalam rangka operasi perdamaian dunia,” ungkap Herindra.

Selanjutnya ialah aspek politis, yakni hibah dapat meningkatkan hubungan bilateral Indonesia, khususnya di bidang pertahanan dan operasi perdamaian.

“Penerimaan hibah ini dapat meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Australia khususnya dalam bidang pertahanan dan operasi perdamaian, serta tidak mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan mendukung operasi perdamaian dunia,” terang Herindra.

Keuntungan dari aspek ekonomis adalah Indonesia tidak mengeluarkan biaya apapun dalam penerimaan hibah 15 unit rantis ini. Bahkan, hibah disebut dapat mengurangi anggaran dana pemeliharaan PMPP TNI hingga 5 tahun ke depan.

“Hibah tersebut dapat mengurangi anggaran dana pemeliharaan dari item yang sama bagi PMPP TNI untuk jangka waktu 3 sampai 5 tahun ke depan sehingga menghemat anggaran negara yang dialokasikan untuk PMPP TNI,” kata Herindra.

“Kemhan dan TNI tidak perlu mengalokasikan dana anggaran untuk pembelian rantis untuk misi daerah gurun pasir karena Rantis Bushmaster dari Australia masih dapat dioperasikan hingga 20 tahun ke depan,” sambungnya.

Herindra mengatakan ke-15 unit rantis dalam kondisi refurbished dan peralatan pendukung itu memiliki total nilai AUD 29 juta atau senilai Rp290 miliar.

Baca juga: Untuk Ukraina, Australia Telah Terbangkan 20 Unit Bushmaster 4×4

Rantis lapis baja produksi Thales Australia, Bushmaster 4×4 bukan jenis arsenal baru di lingkup TNI AD, rantis dengan kualifikasi Mine-Resistant Ambush Protected (MRAP) ini, dalam jumlah kecil sudah sejak tahun 2014 dioperasikan oleh Satgultor 81/Kopassus. (Gilang Perdana)

7 Comments