Helikopter UH60A Black Hawk Terbang Otonom Tanpa Awak dalam Misi “Rescue”
|Setelah sukses terbang perdana tanpa awak pada tahun 2019, kini ada kabar helikopter multirole UH-60A Black Hawk nirawak, alias terbang tanpa pilot, telah sukses melakukan terbang tanpa awak, namun dalam misi khusus, yakni terbang dalam misi “rescue” otonom tanpa awak.
Baca juga: Jadi Drone, Helikopter UH-60 Black Hawk Sukses Terbang Perdana Tanpa Awak
Serangkaian tes penerbangan otonom pada helikopter Black Hawk telah dilakukan pada 12, 14, dan 18 Oktober di US Army’s Yuma Proving Ground di Arizona sebagai bagian dari Army’ Project Convergence 2022 (PC22) experiment, di mana personel militer AS, Inggris, dan Australia mengevaluasi 300 teknologi, termasuk senjata jarak jauh, sistem udara tak berawak, kendaraan tempur otonom, dan sensor generasi berikutnya.
Tujuan umum dari latihan ini adalah untuk mengevaluasi potensi teknologi militer masa depan. Ini juga menekankan desakan Angkatan Darat bahwa setiap helikopter seperti Black Hawk harus mampu melalukan penerbangan tanpa awak, atau terbang otonom. Hal ini tidak mengherankan, mengingat wahana otonom memberikan banyak keuntungan dengan tetap mempertahankan kemampuan helikopter berawak. Solusi ini tidak hanya dapat digunakan untuk misi yang terlalu berbahaya bagi kru manusia, tetapi teknologi ini juga dapat membebaskan pilot dari misi rutin dan mereka dapat beroperasi sendiri sesuai kebutuhan.
Demonstrasi belum lama ini menggunakan UH-60A Black Hawk standar dari Sikorsky dan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), yang mengusung sistem Aircrew Labor In-Cockpit Automation System (ALIAS), yang menggabungkan teknologi otonomi MATRIX Sikorsky. Ini mengubah Black Hawk menjadi pesawat yang sepenuhnya otomatis yang dapat mengambil alih prosedur pra-penerbangan utama, termasuk daya, kontrol sekunder, pemeriksaan angin, serta kemampuan untuk mengontrol elemen terbang adaptif seperti lepas landas dan mendarat. Selain itu, helikopter dapat merespon dengan tepat situasi darurat tanpa pengawasan manusia.
Selama demonstrasi, Black Hawk membawa muatan 400 unit darah manusia dan simulasi payload seberat 228 kg. Dua pilot menerbangkan Black Hawk ke titik awal, mendarat, menyalakan sistem Matrix, dan keluar. Sistem Matrix kemudian mengambil kendali penuh atas helikopter dan terbang sejauh 136 km dengan kecepatan 185 km per jam.
UH-60 Black Hawk dalam pengujian ini dilengkapi dengan kabel sling sepanjang 12 meter yang menahan beban eksternal 1.179 kg. Setelah take-off dan terbang sekitar 30 menit, helikopter diperintahkan untuk dialihkan ke lokasi baru oleh operator darat menggunakan radio dan tablet yang aman. Sesampai di tujuan, helikopter Black Hawk diperintahkan untuk melepaskan muatannya, mendarat dan menunggu sementara korban dalam bentuk manekin dimuat di atas tandu.
Baca juga: Russian Helicopters Tampilkan BAS-750, Drone Copter Multirole dengan Payload 200Kg
Black Hawk “menyelamatkan” korban simulasi, setelah mengudara lagi, Black Hawk terbang ke stasiun medis sementara perangkat BATDOK health monitoring yang terintegrasi dengan sistem komunikasi helikopter memantau kondisi korban yang disimulasikan dan menyampaikan pembacaan kondisi vital secara real time kepada tim medis. (Gilang Perdana)